PENGENALAN PESTISIDA
PRAKTIKUM III PENGENALAN PESTISIDA
1. Tujuan Praktikum
a. Untuk mengetahui jenis – jenis pestisida kimia.
b. Untuk mengetahui kandungan pestisida kimia.
c. Untuk mengetahui sasaran OPT dari pestisida kimia.
2. Dasar Teori
Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk mengendalikan jasad penganggu yang merugikan kepentingan manusia. Dalam sejarah peradaban manusia, pestisida telah cukup lama digunakan terutama dalam bidang kesehatan dan bidang pertanian. Di bidang kesehatan, pestisida merupakan sarana yang penting. Terutama digunakan dalam melindungi manusia dari gangguan secara langsung oleh jasad tertentu maupun tidak langsung oleh berbagai vektor penyakit menular. Berbagai serangga vektor yang menularkan penyakit berbahaya bagi manusia, telah berhasil dikendalikan dengan bantuan pestisida. Dan berkat pestisida, manusia telah dapat dibebaskan dari ancaman berbagai penyakit berbahaya seperti penyakit malaria, demam berdarah, penyakit kaki gajah, tiphus dan lain-lain.
Dipandang dari segi jasad pengganggu yang menimbulkan kerugian, maka pestisida dibagi menjadi 6 golongan yaitu : insektisida, fungisida, rodentisida, herbisida, bekterisida, dan nematisida. 1) Insektisida adalah pestisida yang berfungsi untuk membunuh serangga, contohnya : Lirocide 650 EC; 2) Fungisida adalah pestisida yang berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan, contohnya : Dithane M-45 80P; 3) Rodentisida adalah pestisida yang berfungsi untuk membunuh binatang penggerat, contohnya : Dipachin 110; 4) Herbisida adalah pestisida yang berfungsi untuk membunuh gulma, contohnya : Gramoxone; 5) Bakterisida adalah pestisida yang berfungsi untuk membunuh bakteri, Dipandang dari segi jasad pengganggu yang menimbulkan kerugian, maka pestisida dibagi menjadi 6 golongan yaitu : insektisida, fungisida, rodentisida, herbisida, bekterisida, dan nematisida. 1) Insektisida adalah pestisida yang berfungsi untuk membunuh serangga, contohnya : Lirocide 650 EC; 2) Fungisida adalah pestisida yang berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan, contohnya : Dithane M-45 80P; 3) Rodentisida adalah pestisida yang berfungsi untuk membunuh binatang penggerat, contohnya : Dipachin 110; 4) Herbisida adalah pestisida yang berfungsi untuk membunuh gulma, contohnya : Gramoxone; 5) Bakterisida adalah pestisida yang berfungsi untuk membunuh bakteri,
Dilihat dari cara masuknya (mode of entry) ke dalam tubuh serangga insektisida dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu racun perut, racun kontak, dan fumigant :
a. Racun Perut (stomach poison) Insektisida memasuki tubuh serangga melalui saluran pecernaaan makanan (perut). Serangga terbunuh bila insektisida tersebut termakan oleh serangga. Jenis-jenis insektisida lama umumnya merupakan racun perut, sedangkan insektisida modern sangat sedikit yang merupakan racun perut.
b. Racun Kontak (contact poison) Insektisida memasuki tubuh serangga bila serangga mengadakan kontak dengan insektisida atau serangga berjalan diatas permukaan tanaman yang telah mengandung insektisida. Di sini insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui dinding tubuh. Insektisida modern pada umumnya merupakan racun kontak. Apabila permukaan tanaman yang mengandung insektisida tersebut dimakan serangga, racun tersebut juga memasuki tubuh serangga melalui saluran pencernaan. Contoh insektisida racun kontak adalah BHC dan DDT.
c. Fumigan Fumigan merupakan insektisida yang mudah menguap menjadi gas dan masuk ke dalam tubuh serangga melalui sistem pernafasan serangga atau sistem trachea yang kemudian diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Karena sifatnya yang mudah menguap fumigan biasanya digunakan untuk mengendalikan hama simpanan yang berada di ruang atau tempat tertutup dan juga untuk mengendalikan hama yang berada di dalam tanah. Contoh fumigan adalah hidrogen sianida (HCN), fosfin dan metil bromida.
Berdasarkan cara aksi atau cara masuknya pestisida dalam jasad sasaran (mode of action), ada beberapa kelompok pestisida, yaitu :
• Racun perut/lambung : bahan racun akan merusak dalam jumlah besar dalam perut, usus atau sistem pencernaan jasad sasaran setelah pestisida
masuk tertelan. • Racun kontak : pestisida yang bersifat membunuh atau mengganggu
perkembangbiakan bila racun mengenai jasad sasaran, baik secara langsung mengenai tubuh sasarannya maupun karena tertinggal/menempel pada permukaan daun/bagian tanaman atau pada tempat-tempat yang biasa disinggahi OPT
• Racun nafas : pestisida yang dapat meracuni jasad sasaran karena terhisap atau masuk ke dalam sistem pernafasannya. Bahan racun pestisida ini
biasanya berbentuk gas atau bahan lain yang mudah menguap (fumigan) • Racun syaraf : pestisida yang cara kerjanya mengganggu sistem syaraf
jasad sasaran • Racun protoplasmik : racun yang bekerja dengan cara merusak protein
dalam sel tubuh jasad sasaran • Racun sistemik : pestisida yang dapat masuk ke dalam jaringan tanaman dan ditranslokasikan ke seluruhbagian tanaman, sehingga bila dihisap, dimakan atau mengenai jasad sasarannya bisa meracuni. Jenis tertentu masuk menembus jaringan tanaman (translaminar).
Pestisida sebelum siap digunakan harus diformulasikan terlebih dahulu. Pestisida dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat diformulasikan sendiri atau dikirim ke formulator lain. Kemudian oleh formulator baru diberi nama dagang sesuai dengan keinginannya. Berikut ini beberapa formulasi pestisida yang sering dijumpai (Sudarmo, 1988):
a. Cairan emulsi (ec) : Pestisida golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur dengan air dan akan membentuk emulsi.
b. Butiran (granuler) (g) : Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan aktif, bahan pembawa yang terdri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat. Aplikasi pestisida butiran lebih mudah bila dibanding dengan formulasi lain.
c. Debu (dust) : Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat pembawa seperti talek. Pestisida formulasi debu kurang banyak digunakan karena kurang efisien.
d. Tepung (powder) (sp) : Komposisi pestisida formulasi tepung, pada umumnya terdiri atsa bahan aktif dan zat pembawa seperti tanah liat atau talek (biasanya 50 – 70%). Biasanya dibelakang nama dagang tercantum singkatan WP atau WSP.
e. Oli (oil) : Biasa dikenal dengan singkatan SCO. Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xylem, korosen, atau aminoester.
f. Fumigansia (fumigant) : Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan gas, bau, asap, uap yang berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang penyimpanan. (Nurdianti, 2014).
3. Alat dan Bahan
a. Alat • Alat tulis • Kertas HVS
b. Bahan • Win gran • Furadan 3GR • Plantomycin
• Antracol • Ripcord • Dursban 200 EC • Sidabas 500 EC • Sidamenthrin 50 EC • Copcide 77 wp • Roundup • Dithane M45 • Sevin 85 SP • Grsmoxone 276 SL
• Agroxone -4
4. Cara Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan pada meja praktikum.
b. Menggambar preparat penyakit pada tumbuhan.
c. Menulis keterangan pestisida.
5. Hasil (Terlampir)
6. Pembahasan
Praktikum kali ini menganai pengenalan pestisida kimia baik cair maupun padat. Pestisida kimia sebagai berikut :
a. Wingran WINGRAN 0,5G adalah insektisida sistemik, racun kontak dan lambung berbentuk butiran butiran untuk mengatasi serangan wereng coklat (Nilaparvata lugens) dan penggerek batang (Tryporuza innotata) pada tanaman padi. Pestisida ini termasuk golongan Insektisida memiliki bahan bktif : Imidakloprid 0,5 % Nama kimia : 1-(6-Chloro-3-Pyridymetyl)-N-nitroiminomidazolidin-2-ylideneamine Rumus empiris : C9H10ClN5O2. Cara aplikasinya diatur secara merata dipertanaman bersamaan dengan pemupukan susulan pertama. Selain itu waktu dan interval waktu perlu diperhatikan2 – 3 minggu setelah tanam. Jika tingkat serangan tinggi perlu satu kali dengan dosis yang sama dengan selang waktu 30 hari. (Anonim, 2015)
b. Furadan 3GR Nama bahan aktif : Karbofuram 3% Formulasi : Granules (Butiran) Cara aplikasi : penaburan Mode of action : racun pernafasan Mode of entry : racun perut, fumigan
Hama sasarannya yaitu nematode pada tanaman jeruk dengan dosis aplikasi 30 kg/ha dan penggerek batang pada padi dengan dosis aplikasi 5-10 gr/m². Waktu aplikasi apabila populasi hama sudah mencapai ambang pengendalian sesuai rekomendasi tempat.
Formulasi granules kadar bahan aktif paling tinggi 10%. Bahan aktif ini diikat oleh bahan penyangga dan dilepaskan secara berangsur- angsur sedemikian rupa sehingga dapat masuk ke dalam tanaman melalui akar. Proses pelepasan bahan aktif dipengaruhi oleh bahan penyangga , kelembaban dan tekstur tanah (DPTP, 1985).
Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 %, dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi butiran lebih mudah dibandingkan dengan formulasi lain (Nurdianti, 2014).
c. Plantomycin Pestisida ini merupakan bakterisida yang bersifat prefentif dan kuratif yang sangat efektif untuk mengendalikan xanthomonas (kresek/ngelaras). Dengan dosis 0,7 - 1 gr per liter. Pestisida ini termasuk dalam golongan bakterisida sistemik dengan bahan aktif streptomisin sulfat. Adapun keunggulannya Berbahan aktif antibiotik yang dapat meningkatkan kekebalan tanaman dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri, pemakaian antibiotik sebagai bakterisida termasuk cara baru. keefektifannya sudah teruji. (Doni, 2012).
d. Antracol Antracol 70 WP termasuk ke dalam jenis pestisida golongan fungisida yaitu pestisida untuk membunuh jamur atau cendawan. Jenis bahan aktif yang terkandung dalam antracol adalah Propenib 70,5 %. Cara aplikasi Antracol 70 WP adalah penyemprotan yaitu dengan volume air 750-1000 l/ha. Mengaplikasikan pada gejala yang timbul, dengan interval 5-7 hari atau tergantung level kerusakan. Antracol dapat dipergunakan hanya satu kali bila level infeksinya masih rendah, medium atau dalam tahap vegetatif, namun bila sudah sampai tahap d. Antracol Antracol 70 WP termasuk ke dalam jenis pestisida golongan fungisida yaitu pestisida untuk membunuh jamur atau cendawan. Jenis bahan aktif yang terkandung dalam antracol adalah Propenib 70,5 %. Cara aplikasi Antracol 70 WP adalah penyemprotan yaitu dengan volume air 750-1000 l/ha. Mengaplikasikan pada gejala yang timbul, dengan interval 5-7 hari atau tergantung level kerusakan. Antracol dapat dipergunakan hanya satu kali bila level infeksinya masih rendah, medium atau dalam tahap vegetatif, namun bila sudah sampai tahap
e. Ripcord Insektisida ripcord 50EC berupa cairan pekatan yang dapat dicampur didalam air. Insektisida ini mampu melindungi semua jenis tanaman mulai dari tanaman cabai sampai kelapa sawit.
f. Dursban 200 EC Dursban 200 EC termasuk ke dalam jenis pestisida golongan insektisida yaitu pestisida untuk membunuh serangga hama pada tanaman dengan formulasi 200 EC. Jenis bahan aktif yang terkandung dalam Dursban 200 EC adalah Klorpirifos 200 g/l. Cara aplikasi Dursban 200 EC adalah penyemprotan dengan cara kerja kontak, lambung, pernafasan yaitu jika Racun Kontak, maka hanya yang hama yang terkena kontak dengan pestisida ini yang akan merasakan efek kematiannya, tapi jika hama/serangga tersebut tidak terkena kontak, maka hama/serangganya tetap selamat.Jika Racun Lambung, hanya jika termakan oleh hama/serangga saja baru ada efeknya dan Racun Pernafasan hanya yang menghirupnya saja yang mati.
Secara umum, kelebihan pestisida jenis ini adalah mudah di dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi Secara umum, kelebihan pestisida jenis ini adalah mudah di dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi
g. Sidabas 500 EC Insektisida racun kontak dan lambung berbetuk pekatan berwarna coklat muda yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan hama-hama penting pada tanaman padi seperti wereng coklat, wereng hijau, wereng punggung putih, walang sangit, lalat daun, hama putih palsu dan hama-hama penting lainnya pada tanaman kedelai, kakao, jagung, kopi,
lada, lamtoro, padi dan teh. Manfaat Produk Insektisida ini yang direkomendasikan oleh Departemen Pertanian untuk pengendalian hama tanaman padi sehingga bermanfaat untuk tanaman dan aman. Selain itu dapat melindungi tanaman palawija, sayuran
Keunggulan Produk Insektisida pengendali wereng yang ekonomis,dan sudah teruji,Mampu mengendalikan berbagai jenis hama penting pada berbagai Tanaman . (anonym,2014).
tanaman
lainnya.
h. Sidamenthrin 50 EC Insektisida racun kontak Dan perut berbentuk pekatan yang dapat di emulsikan berwarna kuning muda untuk mengendalikan Hama pada tanaman kacang panjang ,kubis,jeruk,teh ,tembakau.Bahan aktif :sipermentrin 50 gl. (Anonim, 2015)
i. Copcide 77 wp Copcide 77WP adalah fungisida kontak berbentuk tepung berwarna biru yang dapat disuspensikan, untuk mengendalikan penyakit bercak daun dan antraknosa pada tanaman cabai. Penggunaan cara, waktu dan interval waktu perlu diperhatikan. Saat terjadiserangan dan interval aplikasi 7 hari. Penyemprotan volume tinggi. Waktu dan i. Copcide 77 wp Copcide 77WP adalah fungisida kontak berbentuk tepung berwarna biru yang dapat disuspensikan, untuk mengendalikan penyakit bercak daun dan antraknosa pada tanaman cabai. Penggunaan cara, waktu dan interval waktu perlu diperhatikan. Saat terjadiserangan dan interval aplikasi 7 hari. Penyemprotan volume tinggi. Waktu dan
j. Roundup
Roundup 486 sl merupakan herbisida purna tumbuh yang diformulasi dalam bentuk larutan yang mudah larut dalam air yang dapat mengendalikan gulma berdaun sempit, berdaun lebar dan teki- tekian. Diformulasikan dengan menggunakan teknologi biosorb. Nama Kimia
N-(phosphonomethyl) glycine Rumus Empiris C6H17O5N2P
Berat Molekul 228 Warna Larutan berwarna coklat kuning emas Berat Jenis 1,1592 + 0,005 Kekentalan 14,3 CPS Kandungan bahan aktif 486 g/l ipa glifosat (42% w/w ipa
glifosat, setara dengan glifosat 360 g/L) pH 5,7
Keunggulan produk ini adalah o Diserap dan ditranslokasikan ke jaringan gulma tiga kali lebih
cepat dan lebih banyak sehingga daya brantas lebih unggul dalam jangka waktu lama
Jenis gulma yang dapat dikendalikan lebih banyak, sekalipun gulma bandel Tahan hujan 1-2 jam setelah aplikasi. Ini akan menghilangkan kekhawatiran akan penyemprotan ulang dan resiko karena hujan
Lebih fleksibel pada kondisi lapangan Formulasi menggunakan teknologi Biosorb yang sudah dipatenkan
dan tidak bisa ditiru oleh kompetitor lain Konsisten dalam mutu Tidak perlu menambahkan bahan surfaktan lain (anonym, 2015)
k. Dithane M45
Dhitane M-45 80 WP termasuk ke dalam jenis pestisida golongan fungisida yaitu pestisida untuk membunuh jamur atau cendawan. Jenis bahan aktif yang terkandung dalam antracol adalah Mankozeb 80 %. Cara aplikasi Dithane M-45 80 WP adalah penyemprotan volume tinggi dimulai 5 minggu setelah tanam apabila terlihat gejala serangan atau bila kelembaban tinggi dan suhu rata-rata harian diatas 27 derajat Celcius dan diulangi setiap 1 – 2 minggu sesuai tingkat serangan.
Secara umum, kelebihan pestisida jenis ini adalah mudah di dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kekurangannya adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan (air dan tanah) oleh residu bahan kimia, tidak ramah lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya organisme yang berguna.(Alansyah, 2014).
l. Sevin 85 SP Sevin sudah sangat umum digunakan baik pada tanaman sayuran, perkebunan, taman, bahkan tanaman keras sekalipun. Bahan aktif karbaril telah popular sejak tahun 1956 sebagai insektisida berspektrum luas yang dapat mengendalikan hampir 140 jenis serangga maupun kutu-kutuan. Sevin juga efektif digunakan sebagai moluksisida dalam mengendalikan hama siput dan keong. Bahan aktifnya karbaril adalah salah satu yang tertua sejak diperkenalkan secara komersial diantara bahan lain dalam kelas karbamat. Banyak produk yang terdaftar menggunakan bahan aktif karbaril, tetapi manufaktur utamanya adalah Bayer Cropscience. Sevin dijual dalam bentuk tepung, granul, maupun cairan konsentrat. Sevin termasuk pestisida yang memiliki tingkat toksisitas moderat terhadap mamalia, tetapi tinggi terhadap lebah dan serangga menguntungkan lainnya.
Sevin yang berbahan aktif karbaril membunuh serangga dengan mengganggu fungsi normal system saraf. Impuls saraf ditransmisikan dari satu saraf ke saraf lainnya melalui senyawa kimia yang disebut acethylcholine. Pada kondisi normal, enzim yang disebut acetylcholinesterase menghancurkan acetylcholine agar impuls saraf lainnya dapat ditransmisikan. Karbaril akan menghentikan fungsi dari enzim acetylcholinesterase ini, dengan demikian tidak ada lagi yang menghancurkan acetylcholine, hal ini dapat menimbulkan kejang, kebingungan, kelumpuhan, dan pada akhirnya kematian pada serangga.
Beberapa hama yang dapat dikendalikan oleh sevin adalah belalang, ulat grayak, perusak daun, penggerek buah, penggerek batang, penggerek pucuk, ulat api, kutu-kutuan, penggulung daun, dan penghisap buah.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sevin adalah :
1. Gunakan peralatan standar pestisida sebelum aplikasi,
2. Gunakan dosis yang cukup untuk mendapatkan hasil maksimal,
3. Gunakan dosis rendah untuk tanaman muda, dan dosis dapat
ditambah untuk tanaman dewasa sesuai dengan kebutuhan,
4. Gunakan pergiliran pemakaian sevin dengan insektisida lain untuk mencegah resistensi hama.(Anonim, 2015). m. Gramoxone 276 SL Gramoxone 276 SL adalah herbisida kontak non selektif yang bekerja cepat untuk mengendalikan berbagai jenis gulma pada tanaman perkebunan, pertanian dan sayuran. Gramoxone bekerja sangat cepat menghentikan kompetisi gulma, tidak terpengaruh oleh hujan dan dengan pengendalian gulma yang sangat luas. Formulasi Gramoxone mengandung 3 bahan pengaman yaitu Stench ( pembau) , Emetic ( pemuntah) dan Dye ( pewarna) . (Anonim, 2014)
n. Agroxone -4 Adapun hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi n. Agroxone -4 Adapun hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi
i. Dosis Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan dosis adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air yang digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya tercantum dalam label pestisida.
ii. Konsentrasi Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan pestisida:
a) Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan air.
b) Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram setiap liter air.
c) Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi.
iii. ·Volume Semprot Yaitu banyaknya cairan semprot yang digunakan per luas lahan pertanaman. iv. Cairan semprot Yaitu bentuk insektisida yang telah diencerkan, dicampur atau dilarutkan (dengan air) dan siap diaplikasikan. Untuk mendapatkan cairan semprot dapat dilakukan dengan menyiapkan sejumlah air kemudian dimasukkan formulasi insektisida ang telah disiapkan.
Penggunaan insektisida tentu dapat meninbulkan efek tersendiri pada lahan pertanian dan lingkungan disekitar. Ada beberapa dampak positif dan negatif yang ditimbulkannya, antara lain sebagai berikut: Dampak positif
Dapat diaplikasikan dengan mudah dapat diaplikasikan hampir di setiap waktu dan setiap tempat. Hasilnya dapat dirasakan dalam waktu singkat Dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dalam waktu singkat Mudah diperoleh dan memberikan keuntungan ekonomi
terutama jangka pendek. Dampak Negatif Pestisida
Keracunan pestisida Keracunan terhadap ternak dan hewan peliharaan. Keracunan pada ikan dan biota lainnya. Keracunan terhadap satwa liar. Keracunan terhadap makanan. Kematian musuh alami organisme pengganggu
· Kenaikan populasi pengganggu · Dapat menyebabkan timbulnya resistensi
Residu Pencemaran Lingkungan Menghambat Perdagangan (Ariyanti, 2014)
7. Kesimpulan
Pestisida merupakan bahan untuk mengendalikan oraganisme pengganggu tanaman. Berdasarkan bahan aktifnya pestisida dibagi menjadi tiga yaitu organic, elemen dan kimia. Pada saat penggunaan pestisida hal yang perlu diperhatikan adalah dosis dan kosentrasi. Setiap serangan oraganisme pengganggu tanaman, pengendalian pestisida juga berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Alansyah, R. 2014.Laporan Praktikum Perlindungan Tanaman. http://rudyemufc .blogspot.com/2014/11/laporan-praktikum-perlintan-mengenal_15.html (Diakses Minggu, 28 Juni 2015)
Anonym. 2015. Wangran. http://www.tanindo.com/index.php?option=com _content&view=article&id=264:wingran-05-gr&catid=274:wingran-05- gr&Itemid=75 (Diakses Minggu, 28 Juni 2015)
Anonym.2015. Nurfaem. http://www.nufarm.com/ID/ProdukdanInformasi (Diakses Minggu, 28 Juni 2015)
Anonym. 2014.
http://pusatpestisida.indonetwork.co.id /2189955/gramoxone-276-sl-herbisida-kontak.htm (Diakses Minggu, 28 Juni 2015)
Herbisida.
Anonym.2015. Insektisida. http://obatbibit.blogspot.com/search/label/Insektisida (Diakses Minggu, 28 Juni 2015)
Anonym.2014. Bassa 500 EC. https://hpsby.wordpress.com/2014/03/26/bassa- 500-ec/ (Diakses Minggu, 28 Juni 2015)
Ariyanti. 2014. Laporan Pengenalan Pestisida. http://yuanaayo.blogspot.com /2014/08/laporan-pengenalan-insektisida.html (Diakses Minggu, 28 Juni 2015)
Penyakit Tanaman. http://solusiagrobis.blogspot.com/ (Diakses Minggu, 28 Juni 2015)
dan Semiokimia. http://yangmudayangberaksi.blogspot.com/2014/11/pengenalan-pestisida-dan- semiokimia.html (Diakses Minggu, 28 Juni 2015)
Terlampir dua lembar