Kebijakan Pemberantasan Penyakit DBD di Indonesia

42 transmisi virus dengue selama waktu tersebut dapat diturunkan. Sedang fungsi abatisasi bisa sebagai pendukung kegiatan foging yang dilakukan secara bersama-sama, juga sebagai usaha mencegah letusan atau meningkatnya penderita DBD. 2. Pemberantasan jentik tanpa insektisida. Cara pemberantasan vektor stadium jentik tanpa menggunakan insektisida lebih dikenal dengan pembersihan sarang nyamuk PSN. Kegiatan ini merupakan upaya sanitasi untuk melenyapkan kontainer yang tidak terpakai, agar tidak memberi kesempatan pada nyamuk Ae. aegypti untuk berkembang biak pada kontainer tersebut. Caranya adalah dengan membersihkan pekarangan rumah dari kontainer yang tidak terpakai dengan menanam, membakar, atau dengan menguras, menggosok dinding bak mandi atau tempayan dan tempat penampungan air lain secara teratur setiap seminggu sekali.

P. Kebijakan Pemberantasan Penyakit DBD di Indonesia

Kebijaksanaan pemberantasan penyakit DBD di Indonesia meliputi : pengamatan penderita, pengobatan dan perawatan penderita, pengamatan vektor dan kegiatan penunjang berupa pendidikan masyarakat dan penelitian- penelitian. Tujuan program pemberantasan Demam Berdarah Dengue yaitu : 1. Mengurangi kecenderungan penyebarluasan wilayah terjangkit DBD 2. Mengurangi kecenderungan peningkatan jumlah kejadian demam berdarah dengue, sehingga insiden tidak melebihi 50 per 100.000 penduduk. 43 3. Mengusahakan angka kematian CFR tidak melebihi 3 pertahun. Untuk mencapai tujuan program tersebut, Suroso 1984 10 mengemukakan kegiatan-kegiatan pokok pemberantasam sebagai berikut: a. Penemuan kejadian b. Penanggulangan fokus c. Abatisasi masal b. Penyuluhan kepada masyarakat c. Pendidikan atau peningkatan ketrampilan dan penelitian Strategi kegiatan pemberantasan selanjutnya disesuaikan dengan tingkat kerawanan suatu penyakit DBD yang meliputi desakelurahan endemis dan non endemis yang terdiri dari desakelurahan sporadis, desakelurahan potensial dan desa kelurahan bebas : a. Desakelurahan endemis Desakelurahan yang dalam 3 tahun terakhir, terdapat kasus ataupun kematian karena demam berdarah dengue secara berurutan, meskipun jumlahnya hanya satu. b. Desakelurahan sporadis Desakelurahan yang dalam 3 tahun terakhir terdapat kasus ataupun kematian karena penyakit demam berdarah dengue tetapi tidak berurutan disetiap tahunnya . c. Desakelurahan potensial Desakelurahan yang dalam 3 tahun terakhir tidak pernah diketemukan kasus ataupun kematian karena penyakit demam berdarah dengue, 44 tetapi penduduknya padat, mempunyai hubungan transportasi yang ramai dengan wilayah lain dan persentase ditemukan jentik lebih 5 d. Desakelurahan bebas Desakelurahan yang tidak pernah terjangkit DBD, dan ketinggiannya lebih dari 1000 m dari permukaan laut, atau yang ketianggiannya kurang dari 1000 m tetapi persentase rumah yang diketemukan jentik kurang dari 5 . Tabel 2.1. Klasifikasi desakelurahan dan jenis kegiatan yang dilakukan dalam pemberantasan nyamuk penular penyakit Strata Desa Foging SMP PJB Rumah PJB TTU PSN Penyu luhan Endemis + + + + + Sporadis - + + + + potensial - - + + + Bebas - - + + + Untuk membina pelaksanaan pemberantasan penyakit DBD khususnya kegiatan PSN oleh masyarakat, di tingkat desa dibentuk kelompok kerja pemberantasan penyakit DBD Pokja DBD

Q. Konsep Manajemen Pemberantasan Penyakit Menular