BAB II LANDASAN TEORI
A.
Self Disclosure
1. Definisi
Self Disclosure
Self disclosure
adalah merupakan salah satu bagian penting dari komunikasi interpersonal dimana seseorang memberikan informasi tentang
dirinya kepada orang lain, yang melibatkan tentang nilai diri, kepercayaan, keinginan, perilaku, dan kualitas diri atau karakteristik diri DeVito, 2001.
Self disclosure
yang dikemukakan oleh Johson dalam Supratiknya, 1995 merupakan pengungkapan reaksi atau tanggapan individu terhadap situasi yang sedang
dihadapinya serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau berguna untuk memahami tanggapan individu tersebut.Rogers dalam Baron,
1994 mendefinisikan
self disclosure
sebagai suatu keuntungan yang potensial dari pengungkapan diri kita kepada orang lain. Menurut Morton dalam Baron,
dkk, 1994
self disclosure
adalah kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
self disclosure
adalah suatu pola komunikasi interpersonal yang memberikan informasi tentang dirinya kepada
orang lain.
Universitas Sumatera Utara
2. Dimensi-Dimensi
Self Disclosure
Self disclosure
berbeda bagi setiap individu dalam hal kelima dimensi di bawah ini Devito, 1986:
1.
Amount
Kuantitas dari pengungkapan diri dapat diukur dengan mengetahui frekuensi dengan siapa individu mengungkapkan diri dan durasi dari pesan
self disclosure
atau waktu yang diperlukan untuk mengutarakan
statement self
disclosure
individu tersebut terhadap orang lain. 2.
Valence
Valensi merupakan hal yang positif atau negatif dari
self disclosure
. Individu dapat mengungkapkan diri mengenai hal-hal yang menyenangkan atau
tidak menyenangkan mengenai dirinya, memuji hal-hal yang ada dalam dirinya atau menjelek-jelekkan diri individu sendiri.
3.
AccuracyHonesty
Ketepatan dan kejujuran individu dalam
self disclosure
. Ketepatan dari
self disclosure
individu dibatasi oleh tingkat dimana individu mengetahui dirinya sendiri.
Self disclosure
dapat berbeda dalam hal kejujuran. Individu dapat saja jujur secara total atau dilebih-lebihkan, melewatkan bagian penting atau
berbohong. 4.
Intention
Dalam melakukan
self disclosure,
salah satu hal yang kita pertimbangkan adalah maksud atau tujuannya. Tidak mungkin orang tiba-tiba mengungkapkan
self disclosure
apabila tidak memiliki maksud dan tujuan tertentu. Contohnya
Universitas Sumatera Utara
pada saat untuk mengurangi rasa bersalah atau untuk mengungkapkan perasaan. Inilah yang populer disebut sebagai curhat itu. Kita mengungkapkan diri kita
dengan tujuan tertentu. Oleh karena menyadari adanya maksud dan tujuan
self disclosure
itu maka kita pun melakukan kontrol atas
self disclosure
yang kita lakukan. Orang yang melebih-lebihkan atau berbohong dalam melakukan
self disclosure
pada satu sisi bisa dipandang sebagai salah satu bentuk kontrol agar mencapai maksud atau tujuan yang diinginkannya.
5.
Intimacy Self disclosure
bisa saja hal-hal yang sifatnya pribadi atau intim misalnya mengenai perasaan kita, tetapi bisa juga mengenai hal-hal yang sifatnya umum,
seperti pandangan kita terhadap situasi politik mutakhir di tanah air atau bisa saja antara hal yang intimpribadi dan hal yang impersonal publik. Sejauh mana
kedalaman dalam
self disclosure
itu akan ditentukan oleh derajat keakraban kita dengan lawan komunikasi. Makin akrab kita dengannya maka akan makin dalam
self disclosure
yang diungkapkan. Selain itu, akan makin luas juga cakupan bahasan yang kita komunikasikan melalui
self disclosure
itu. Ini merupakan hal yang logis. Bagaimana kita mau berbincang-bincang mengenai lapisan terdalam
dari diri kita apabila kita tidak merasa memiliki hubungan yang akrab dengan lawan komunikasi kita.
Universitas Sumatera Utara
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disclosure