2.7 PAFISIOLOGI KANKER KOLOREKTAL
Dari
Medscape
menjelaskan, genetik, kanker kolorektal merupakan penyakit kompleks, dan perubahan genetik sering dikaitkan dengan
perkembangan dari lesi
premalignant
adenoma untuk adenokarsinoma invasif. Urutan peristiwa molekuler dan genetik yang mengarah ke transformasi dari
polip adenomatosa
keganasan terbuka telah ditandai. Secara awal adalah mutasi dari APC
gen adenomatosa poliposis
, yang pertama kali ditemukan pada individu dengan
adenomatosa poliposis familial
TPI. Protein yang dikode oleh APC penting dalam aktivasi onkogen
cmyc
dan
cyclin D1
, yang mendorong perkembangan ke fenotipe ganas. Meskipun FAP adalah sindrom herediter
terhitung hanya sekitar 1 dari kasus kanker usus besar, mutasi APC sangat sering pada kanker kolorektal sporadis.
Selain mutasi, peristiwa epigenetik seperti metilasi DNA yang abnormal juga dapat menyebabkan pembungkaman gen supresor tumor atau aktivasi onkogen.
Peristiwa ini membahayakan keseimbangan genetik dan akhirnya menyebabkan transformasi maligna. Gen penting lainnya di karsinogenesis kolon meliputi
onkogen KRAS, kromosom 18 hilangnya heterozigositas LOH yang mengarah ke inaktivasi SMAD4 DPC4, dan DCC dihapus dalam kanker usus besar gen
supresi tumor. Kromosom lengan 17P penghapusan dan mutasi mempengaruhi p53 tumor resistensi berunding gen supresor kematian sel terprogram apoptosis
dan dianggap peristiwa akhir karsinogenesis kolon. Sebuah subset dari kanker kolorektal ditandai dengan DNA kekurangan
ketidakcocokan perbaikan. Fenotip ini telah dikaitkan mutasi gen seperti MSH2, MLH1, dan PMS2. Mutasi ini mengakibatkan disebut frekuensi tinggi
ketidakstabilan mikrosatelit HMSI, yang dapat dideteksi dengan uji imunositokimia. HMSI merupakan ciri dari
nonpolyposis
herediter sindrom kanker usus besar HNPCC, sindrom Lynch, yang menyumbang sekitar 6 dari
Universitas Sumatera Utara
semua kanker usus besar. HMSI juga ditemukan di sekitar 20 dari kanker usus besar sporadis.
2.8 JENIS-JENIS KANKER DI KOLON DAN REKTUM