Keakraban Kerangka Teori 1 Komunikasi

2.1.4 Keakraban

Seperti yang dikemukakan Fisher 1986:261-262, keakraban merupakan salah satu hal yang serta kaitannya dengan komunikasi self-disclosure. Apa yang diungkapkan itu bisa saja hal-hal yang sifatnya pribadi atau intim misalnya mengenai perasaan kita, tetapi bisa juga mengenai hal-hal yang sifatnya umum, seperti pandangan kita terhadap situasi politik mutakhir di tanah air atau bisa saja antara hal yang intimpribadi dan hal yang impersonal publik. Berkenaan dengan dimensi self-disclosure yang disebut terakhir, kita bisa mengacu pada apa yang dinamakan Struktur Kepribadian Pete yang dikembangkan Irwin Altman dan Dalmas Taylor dengan Teori Penetrasi Sosial- nya lihat, Griffin, 2003:134. Dalam Struktur Kepribadian Pete ini, digambarkan kepribadian manusia itu seperti bawang, yang memiliki lapisan-lapisan. Setiap lapisan itu menunjukkan derajat keakraban orang yang menjalin relasi atau berkomunikasi. Dalam konteks ini berarti kita sudah mulai membicarakan soal kedalaman depth dan keluasan breadth self-disclosure. Sejauh mana kedalaman dalam self-disclosure itu akan ditentukan oleh derajat keakraban kita dengan lawan komunikasi. Makin akrab kita dengannya maka akan makin dalam self-disclosure-nya. Selain itu, akan makin luas juga cakupan bahasan yang kita komunikasikan melalui self-disclosure itu. Ini merupakan hal yang logis. Bagaimana kita mau berbincang-bincang mengenai lapisan terdalam dari diri kita apabila kita tidak merasa memiliki hubungan yang akrab dengan lawan komunikasi kita Begitu juga halnya dengan upaya kita membangun keakraban maka akan menuntut kita untuk berbicara mengenai diri kita. Pada awalnya tidak menyentuh lapisan terdalam melainkan lapisan yang berada agak di luar. Misalnya, kita berbicara tentang makanan yang kita sukai atau model dan warna pakaian yang digemari. Makin lama kita akan makin membuka diri apabila lawan komunikasi kita pun memberikan respons yang baik dengan juga turut membuka dirinya. Universitas Sumatera Utara Intimacy is a multifaceted concept with several different components Prager Roberts,2004. Intimate relationships differ from more casual associations in at least six specific ways: knowledge, caring, interdependence, mutuality, trust, and commitment. First, intimate partners have extensive personal, often confidential, knowledge about each other. They share information about their histories, preferences, feelings, and desires that they do not reveal to most of the other people they know. Intimate partners also care about each other, feeling more affection for one another than they do for most others. Intimacy increases when people believe that their partners know, understand, and appreciate them Reis Gable, 2003 Hubungan keakraban dibedakan dari pergaulan yang lebih sederhana dalam paling sedikit enam cara yang spesifik: pengetahuan, kepedulian, saling ketergantungan, saling membutuhkan, kepercayaan, dan komitmen. Pertama, teman akrab memiliki karakter yang luas, kerahasiaan, pengetahuan satu sama lain. Mereka saling menceritakan informasi tentang sejarah, pilihan, perasaan, dan keinginan mereka yang tidak mereka katakana pada kebanyakan orang yang mereka kenal. Teman akrab juga saling peduli, merasa lebih saling menyayangi dari pada terhadap orang lain. Keakraban meningkat ketika orang-orang percaya bahwa teman mereka tahu, mengerti, dan menghormati mereka. Ketergantungan satu sama lain dalam keakraban muncul pada saat mereka sering saling membutuhkan dan saling mempengaruhi mereka sering mempengaruhi satu sama lain, kuat mereka memberikan pengaruh yang kuat satu dan lainnya, berbeda mereka saling mempengaruhi dalam banyak cara yang berbeda, dan bertahan mereka saling mempengaruhi dalam jangka waktu yang lama. Ketika hubungan itu saling tergantung satu sama lain, perilaku yang satu dapat mempengaruhi yang lainnya. Sebagai hasil dari ikatan yang kuat ini, orang-orang yang akrab juga menganggap diri mereka sebagai pasangan menggantikan dua individu yang sungguh berbeda. Mereka memperlihatkan derajat saling membutuhkan yang Universitas Sumatera Utara tinggi, yang berarti bahwa mereka mengetahui keseluruhan dari kehidupan mereka dan berpikir diri mereka sebagai “kita” menggantikan “saya” dan “dia”. Sebuah kualitas yang membuat ikatan yang kuat ini dapat ditolerir adalah kepercayaan, yang merupakan harapan bahwa teman akrab akan memperlakuan mereka dengan tulus dan hormat. Orang-orang berharap tidak ada tindakan yang tidak semestinya dapat terjadi dalam suatu hubungan yang akrab, dan mereka berharap teman mereka dapat menjadi lebih responsive untuk kebutuhan mereka dan memperhatikan kesejahteraan hidup mereka. Akhirnya, teman yang akrab biasanya berkomitmen dalam hubungan mereka. Itulah, mereka mengharapkan hubungang keakraban mereka dapat berlanjut tanpa batas, dan mereka menginvestasikan waktu, usaha, dan sumber lainnya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan mereka. Tanpa suatu komitmen, orang-orang yang sangat akrab dapat menjadi kurang saling tergantung dan memahami satu sama lain dengan berjalannya waktu Keakraban merupakan konsep yang kompleks dan heterogen yang dihasilkan dari berbagai definisi. Definisi keakraban dari peneliti ilmu sosial dapat dibagi menjadi dua. Pertama, keakraban adalah berbagi keberadaan terdalam seseorang, atau esensi, seperti kekuatan dan kerentanan, kelemahan dan kompetensi dengan orang lain. Kedua, keakraban adalah pengalaman keutuhan lain, kesadaran akan karakter terdalam orang lain. http:komunikasi.usindex.phpmata-kuliahmedia-convergence12-response- paper-ptk-20131420-riset-hubungan-instant-messaging-dengan-tingkat- keakraban. dikutip 23 Maret2013 Hubungan akrab ditandai oleh kadar yang tinggi mengenai keramahtamahan dan kasih sayang, kepercayaan, pengungkapan diri dan tanggung jawab, dirumuskan melalui lambang – lambang dan ritual. Prisbell Anderson, 1980 Universitas Sumatera Utara berikut ini akan dibahas mengenai masing - masing karakteristik tersebut verderber et al 2007 dalam teori komunikasi antar pribadi hal 157 -159 A. Keramahtamahan dan kasih sayang B. Kepercayaan C. Pengungkapan diri D. Tanggung jawab. Untuk meningkatkan komunikasi antar kalangan berikut ini lima pedoman dimana para karyawan dapat menggunakannya untuk meningkatkan komunikasi dan juga bagi setiap ornag yang memiliki hubungan akrab verderber et al 2007 dalam teori komunikasi antar pribadi hal 173-180 a. Membuka jalur komunikasi b. Menghadapi pengaruh ketidak seimbangan kekuasaan c. Mengenali dan menyesuaikan kepada perubahan d. Menghormti kepentingan – kepentingan individual e. Mengelola konflik secara adil.

2.1.5 Penetrasi Sosial