Antioksidan yang ada di dalam tubuh yang sangat terkenal adalah enzim superoksida dismustase. Enzim ini sangat penting sekali karena dapat
melindungi hancurnya sel-sel dalam tubuh akibat serangan radikal bebas. Bekerjanya enzim ini sangat dipengaruhi oleh mineral-mineral seperti mangan,
seng, tembaga dan selenium Kumalaningsih, 2006. Antioksidan alami yaitu antioksidan yang dapat diperoleh dari tanaman
atau hewan berupa tokoferol, vitamin C, betakaroten, flavonoid dan senyawa fenolik Kumalaningsih, 2006. Salah satu antioksidan alami yang berperan
sebagai antioksidan adalah flavonoid. Senyawa ini berperan sebagai penangkap radikal bebas karena mengandung gugus hidroksil. Karena bersifat sebagai
reduktor, flavonoid dapat bertindak sebagai donor hidrogen terhadap radikal bebas Silalahi, 2006.
2.4.1 Antioksidan alami
Sayur-sayuran dan buah-buahan kaya akan zat gizi vitamin, mineral, serat pangan serta berbagai kelompok zat bioaktif lain yang disebut zat
fitokimia. Zat bioaktif ini bekerja secara sinergis meliputi mekanisme enzim detoksifikasi, peningkatan sistem kekebalan, pengurangan agregasi platelet,
pengaturan sintesis kolesterol dan metabolisme hormon, penurunan tekanan darah, antioksidan, antibakteri serta efek antivirus Silalahi, 2006.
2.5 Spektrofotometri UV-Visible
Absorbansi energi oleh suatu zat dalam larutan yang homogen dapat diidentifikasi dan diukur secara kuantitatif menggunakan spektrofotometri
Universitas Sumatera Utara
visible pada panjang gelombang 380 nm sampai 760 nm dan spektrofotometri ultraviolet pada panjang gelombang diatas 200 nm Levie, 1997.
Spektrofotometer pada
dasarnya terdiri
dari sumber
sinar, monokromator, sel untuk zat yang diperiksa, detektor, penguat arus dan alat
ukur atau pencatat. Spektrofotometri serapan merupakan metode pengukuran serapan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu, yang diserap
zat. Spektrofotometri yang sering digunakan untuk mengukur serapan larutan atau zat yang diperiksa adalah spektrofotometri ultraviolet dengan panjang
gelombang 190-380 nm dan visibel cahaya tampak dengan panjang gelombang 380-780 nm Ditjen POM, 1979.
Ahli kimia telah lama menggunakan warna sebagai bantuan dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan
suatu pemeriksaan visual, yaitu dengan menggunakan alat untuk mengukur absorpsi energi radiasi macam-macam zat kimia dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran kualitatif dari suatu zat dengan ketelitian yang lebih besar Day dan Underwood, 1986.
2.6 Metode Pengukuran Antioksidan
Beberapa tahun belakangan ini, pengujian absorbansi oksigen radikal telah digunakan untuk mengevaluasi dan mengukur aktivitas antioksidan pada
makanan, serum dan cairan biologi lainnya. Metode analisa ini mengukur aktivitas dari antioksidan dalam melawan radikal bebas seperti 1,1- diphenyl-2-
picrylhydrazyl DPPH radikal, anion superoksida radikal O
2
·, hidroksi radikal OH· atau peroksi radikal ROO·. Bermacam-macam metode yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk mengukur aktivitas antioksidan dari produk makanan dapat memberikan hasil yang beragam tergantung pada spesifitas dari radikal bebas
yang digunakan sebagai reaktan Sunarni, dkk., 2007. Pada uji aktifitas antioksidan dengan menggunakan metode
β-karoten- asam linoleat, radikal bebas terbentuk dari hidroperoksid yang dihasilkan oleh
asam linoleat. Radikal bebas asam linoleat terbentuk karena pengurangan atom hidrogen dari satu gugus metilen dialil yang menyerang ikatan rangkap pada
beta karoten sehingga terjadi oksidasi beta karoten yang menyebabkan hilangnya gugus kromofor yang memberi warna orange Rosidah, et al., 2008.
Perubahan warna ini dapat diukur secara spektrofotometri.
Gambar 2.1 Rumus bangun
β-karoten Panjang gelombang maksimum λ
maks
yang digunakan dalam pengukuran metode
β-karoten-asam linoleat menurut literatur adalah 470 nm Rosidah, et al., 2008; Sugiastuti, 2002. Lama pengukuran metode
β-karoten- asam linoleat menurut literatur yang direkomendasikan adalah 0 menit sampai
120 menit dengan interval waktu 15 menit Rosidah, et al., 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental. Penelitian meliputi pengumpulan bahan tumbuhan, identifikasi bahan
tumbuhan, karakterisasi simplisia, skrining fitokimia, pembuatan ekstrak n- heksan, pembuatan ekstrak etil asetat, pembuatan ekstrak etanol, dan uji
aktivitas antioksidan dengan metode β-karoten-asam linoleat dengan
menggunakan alat spektrofotometer visibel.
3.1 Alat-Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi alat-alat gelas laboratorium, aluminium foil, blender National, lemari pengering, oven
listrik, neraca kasar O’Haus, neraca digital Vibra, seperangkat alat destilasi penetapan kadar air, desikator, stopwatch, kaca objek, kaca penutup, cawan
porselin, lemari pengering, krus tang dan pisau, rotary evaporator Heidolph VV-300, freeze dryer Edwards, mikroskop Boeco, BM-180, Halogen
Lamp, tanur Gallenkamp, kamera digital, spektofotometer UVVis Shimadzu UV-1800.
3.2 Bahan-Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian adalah rumput laut coklat Sargassum polycystum C.A. Agardh dan air suling. Bahan-bahan kimia yang
lainnya adalah berkualitas pro analisis adalah sebagai berikut: β-karoten,
Universitas Sumatera Utara