Pusat-Pusat Pertumbuhan dan Regionalisasi Pembangunan di Indonesia
3. Pusat-Pusat Pertumbuhan dan Regionalisasi Pembangunan di Indonesia
Penempatan pusat-pusat pertumbuhan yang dilaksanakan oleh Indonesia pada dasarnya merupakan penerapan gabungan dari teori Christaller dan Perroux. Dalam pelaksanaannya, kegiatan pem- bangunan dipusatkan di wilayah-wilayah tertentu yang menurut hasil pengkajian para ahli diperkirakan sebagai kawasan sentral yang mampu menarik daerah-daerah di sekitarnya. Dari kawasan sentral sebagai pusat pertumbuhan ini, diharapkan proses pembangunan dan hasil-hasilnya akan menjalar ke seluruh wilayah tanah air dan mampu dirasakan oleh segenap penduduk Indonesia sehingga cita- cita dan tujuan nasional yaitu menciptakan kesejahteraan rakyat dan masyarakat yang adil, makmur, dan merata dapat diwujudkan.
Sistem pembangunan nasional Indonesia telah dicanangkan sejak REPELITA II tahun 1974-1978 yang menyatakan bahwa proses pembangunan nasional dilaksanakan melalui sistem regionalisasi atau pewilayahan, dengan kota-kota utama sebagai kutub atau pusat pertumbuhan, yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, dan Ujungpandang. Sejalan dengan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan nasional, wilayah-wilayah pembangunan utama Indonesia dibagi ke dalam empat region atau wilayah utama. Adapun keempat kawasan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Wilayah Pembangunan Utama A, dengan pusat pertumbuhan utama adalah Medan. Kawasan ini meliputi wilayah sebagai berikut.
a. Wilayah Pembangunan I, meliputi daerah-daerah Aceh dan
Barometer
Sumatra Utara, yang pusatnya di kota Medan.
b. Wilayah Pembangunan II, meliputi daerah-daerah Sumatra Apakah dampak positif dan negatif Barat dan Riau, dengan pusatnya di kota Pekanbaru. adanya pola regionalisasi dalam
2. Wilayah Pembangunan Utama B, dengan pusat pertumbuhan pengembangan laju pembangunan
di Indonesia? Bagaimana pendapat utama adalah Jakarta. Wilayah ini antara lain sebagai berikut.
Anda? Tulis jawaban Anda dalam
a. Wilayah Pembangunan III, meliputi daerah-daerah Jambi, buku tugas. Sumatra Selatan, dan Bengkulu, dengan pusat pertumbuhan di kota Palembang.
b. Wilayah Pembangunan IV, meliputi daerah-daerah Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan pusat pertumbuhan kota Jakarta.
c. Wilayah Pembangunan VI, meliputi daerah Kalimantan Barat, yang pusatnya di kota Pontianak.
3. Wilayah Pembangunan Utama C, dengan pusat pertumbuhan utama adalah Surabaya. Wilayah ini meliputi daerah-daerah sebagai berikut.
Konsep Wilayah dan Pewilayahan
Soal SPMB 2003
b. Wilayah Pembangunan VII, meliputi daerah-daerah Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan, dengan
Berbagai unsur di bawah ini adalah pusat pertumbuhan di kota Balikpapan dan Samarinda. faktor lokasi, kecuali ....
4. Wilayah Pembangunan Utama D, dengan pusat pertumbuhan a. tanah
utama adalah Ujungpandang. Wilayah ini meliputi daerah-daerah b. pasar
sebagai berikut.
a. Wilayah Pembangunan VIII meliputi daerah-daerah Nusa d. transportasi
c. tenaga kerja
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan e. jumlah penduduk
Sulawesi Tenggara, yang pusatnya berada di Makassar.
b. Wilayah Pembangunan IX, meliputi daerah-daerah Sulawesi Konsep lokasi yang sangat penting
JAWABAN
Tengah dan Sulawesi Utara, dengan pusatnya di kota Manado. dipahami oleh para pengambil
c. Wilayah Pembangunan X, meliputi daerah-daerah Maluku kebijaksanaan pembangunan,
dan Papua, yang berpusat di kota Sorong. misalnya untuk pembangunan
Untuk dapat memperjelas dan memudahkan Anda mengetahui kawasan industri, pariwisata, wilayah pembangunan utama di Indonesia, perhatikan Tabel 5.1 permukiman, dan sebagainya.
berikut.
Konsep lokasi untuk kepentingan
pembangunan kawasan industri,
Tabel 5.1 Regionalisasi Wilayah Pembangunan di Indonesia
misalnya mencakup bahan baku,
No.
Wilayah Pembangunan
Meliputi Daerah Pusatnya
pasar, sumber tenaga kerja, transportasi, dan sumber energi.
1. Wilayah Pembangunan I
Nanggroe Aceh Darussalam Medan
Jawab: e
dan Sumatra Utara
2. Wilayah Pembangunan II
Sumatra Barat dan Riau Pekanbaru
3. Wilayah Pembangunan III
Jambi, Sumatra selatan Palembang
dan Bengkulu
4. Wilayah Pembangunan IV
Lampung, Jakarta, Jawa Jakarta Barat, Jawa tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta
5. Wilayah Pembangunan V
Jawa Timur dan Bali
Surabaya
6. Wilayah Pembangunan VI
Kalimantan Barat
Pontianak
7. Wilayah Pembangunan VII
Kalimantan Tengah,
Balikpapan Kalimantan Timur, dan
dan Samarinda
Kalimantan Selatan
8. Wilayah Pembangunan VIII Nusa Tenggara Barat, Makassar
Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara
9. Wilayah Pembangunan IX
Sulawesi Tengah dan Manado
Sulawesi Utara
10. Wilayah Pembangunan X
Maluku dan Papua
Sorong
Peta 5.2
Peta Regionalisasi Pembangunan Perhatikan Peta 5.2 berikut mengenai pembagian regionalisasi
di Indonesia
pembangunan di Indonesia.
Laut Sulawesi
VI–VII
Kalimantan Tengah
IV
VIII
Laut Banda
IV–V VIII
Sumber: Microsoft Encarta Premium DVD, 2006
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
Sistem regionalisasi pembangunan tersebut pada saat ini kemungkinan mengalami sedikit perubahan, mengingat ada beberapa wilayah di Indonesia yang telah berubah status menjadi provinsi baru, seperti Bangka-Belitung, Banten, Sulawesi Barat, dan Gorontalo.
Wilayah-wilayah pembangunan ini selanjutnya dikembangkan lagi ke dalam skala yang lebih kecil, misalnya tingkat daerah yang terdapat di suatu provinsi. Sebagai contoh, wilayah Pembangunan
Barometer
Jawa Barat dan Banten terbagi menjadi enam kawasan pembangunan daerah. Adapun keenam wilayah pembangunan daerah tersebut
Kawasan Jabotabek dewasa ini antara lain sebagai berikut.
menjadi pusat aktivitas industri.
a. Wilayah Pembangunan Jabotabek (Jakarta-Bogor-Tangerang- Lakukan analisis dan diskusikan Bekasi) dan sebagian kecil wilayah Sukabumi. Di wilayah ini bersama teman sebangku Anda
mengenai faktor pendorongnya. dikembangkan berbagai aktivitas industri yang tidak ter tampung
di wilayah Jakarta.
b. Wilayah Pembangunan Bandung Raya. Wilayah pembangunan daerah ini dikembangkan terutama untuk fungsi pusat aktivitas pemerintahan daerah, pusat pendidikan tinggi, pusat perdagangan daerah, dan pusat industri tekstil. Untuk keperluan tersebut, wilayah perkotaan Bandung perlu dikembangkan, baik luas areal atau wilayahnya maupun kuantitas dan kualitas fasilitasnya. Untuk kebutuhan konservasi dan rehabilitasi lahan kritis dipusatkan di wilayah-wilayah Kabupaten Cianjur, Bandung, Garut, dan Sumedang.
Gambar 5.13 Pusat Pertumbuhan
Gedung Sate merupakan pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Barat berlokasi di Bandung yang memegang peran dominan bagi wilayah sekitarnya.
Sumber: Dokumentasi Penerbit
c. Wilayah Pembangunan Priangan Timur, meliputi Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis.
d. Wilayah Pembangunan Karawang, yang meliputi kawasan dataran rendah di pantai utara (Jalur Pantura), seperti Purwakarta, Subang, dan Karawang sebagai pusatnya. Wilayah pembangunan ini dikembangkan sebagai daerah usaha peningkatan produksi pangan, terutama komoditas padi (beras) dan palawija.
e. Wilayah Pembangunan Cirebon dan sekitarnya. Di kawasan pembangunan ini dikembangkan kegiatan industri pengolahan bahan produk agraris, industri petrokimia, pupuk, dan semen. Untuk memperlancar pergerakan barang, pelabuhan Cirebon lebih ditingkatkan kembali fungsinya. Selain itu, pembangunan pelabuhan Cirebon juga dimaksudkan untuk menampung kelebihan arus keluar-masuk barang yang tidak tertampung
Sumber: www.members.bumn-ri.com
oleh pelabuhan Tanjung Priok.
Gambar 5.14
f. Wilayah Pembangunan Banten . Wilayah pembangunan ini Pelabuhan Laut
berpusat di Serang dan Cilegon. Wilayahnya terdiri atas empat Pelabuhan Cirebon menjadi jalur alternatif zona, yaitu daerah bagian utara diutamakan untuk perluasan dan
bongkar muat barang dari Pelabuhan intensifikasi areal pesawahan teknis, bagian selatan diperuntukkan
Tanjung Priok. bagi areal perkebunan dan tanaman buah-buahan. Wilayah Teluk
Konsep Wilayah dan Pewilayahan
Lada diperuntukkan bagi intensifikasi usaha pertanian, serta daerah Cilegon yang dewasa ini dikembangkan sebagai pusat industri berat, yaitu industri besi baja.