Teori Tempat yang Sentral
a. Teori Tempat yang Sentral
Teori Tempat yang Sentral (Central Place Theory) kali pertama dikemukakan oleh tokoh geografi berkebangsaan Jerman, Walter Christaller (1933). Christaller mengadakan studi pola persebaran permukiman, desa, dan kota-kota yang berbeda ukuran serta luasnya. Teori Christaller ini kemudian diperkuat oleh seorang ahli ekonomi berkebangsaan Jerman, August Losch (1945).
Gambar 5.7 Pola Permukiman
Pola permukiman menjadi salah satu kajian Teori Tempat Sentral dari Christaller (1933).
Sumber: Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi Indonesia, 1996
Christaller mengemukakan Teori Tempat yang Sentral ini didasari oleh keinginannya untuk menjawab tiga pertanyaan yang berhubungan dengan kota atau wilayah, yaitu sebagai berikut.
1) Apakah yang menentukan banyaknya kota?
2) Apakah yang menentukan besarnya kota?
3) Apakah yang menentukan persebaran kota? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, menge mukakan konsep yang disebut jangkauan (range) dan ambang (threshold). Range adalah jarak yang harus ditempuh seseorang untuk mendapatkan barang atau pelayanan jasa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
Barometer
sedangkan threshold adalah jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan kesinambungan suplai barang.
Setiap wilayah memiliki Christaller membayangkan suatu wilayah dataran yang dihuni oleh
kebergantungan dengan wilayah sejumlah penduduk yang persebarannya merata. Dalam kehidupan
lainnya. Bagaimana menurut sehari-hari, penduduk tersebut memerlukan sejumlah barang dan
pendapat Anda? Tulis dalam buku jasa, antara lain makanan, minuman, aneka barang-barang rumah tugas. Kumpulkan tugas tersebut pada guru Anda.
tangga, keperluan pendidikan, dan pelayanan kesehatan.
Konsep Wilayah dan Pewilayahan
Untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut, penduduk harus pergi ke tempat-tempat yang dapat menyediakan barang dan jasa tersebut. Oleh karena itu, perlu menempuh jarak tertentu dari
Z tempat tinggalnya ke pusat pelayanan yang memenuhi kebutuhan
oom
tersebut. Jarak dikenal dengan istilah range. Di lain pihak, pusat- 1. Pusat Pertumbuhan
pusat pertokoan atau pelayanan jasa (produsen) yang menyediakan kebutuhan masyarakat sudah barang tentu tidak memiliki keinginan
2. Range untuk merugi. Mereka harus benar-benar paham, berapa banyak 3. Threshold
jumlah minimal penduduk (konsumen) yang dibutuhkan bagi kelancaran dan kesinambungan suplai barang atau jasa sehingga tidak mengalami kerugian apalagi sampai mengalami kebangkrutan. Jumlah minimal penduduk ini dikenal dengan istilah threshold.
Pusat pelayanan yang ber-threshold kecil, seperti toko makanan dan minuman tidak memerlukan konsumen terlalu banyak untuk menjual beraneka barang dagangannya karena penduduk senantiasa memer lukan barang-barang konsumsi tersebut setiap hari.
Oleh karena itu, lokasinya dapat ditempatkan sampai ke kota- kota atau wilayah kecil. Sebaliknya pusat pelayanan masyarakat yang ber-threshold tinggi seperti pertokoan yang menjual barang-barang mewah, seperti kendaraan bermotor, barang-barang lux, dan perhiasan. Oleh karena barang-barang tersebut relatif lebih sulit terjual maka agar barang-barang tersebut dapat laku dalam jumlah yang cukup banyak perlu dilokasikan di tempat-tempat atau kawasan (wilayah) yang cukup sentral. Lokasinya di kota besar yang jaraknya relatif terjangkau penduduk di wilayah sekitarnya dan juga terpenuhi batas minimal jumlah penduduk untuk menjaga kesinambungan suplai barang.
Dari pemikirannya itu muncullah istilah tempat-tempat yang sentral (central place ). Menurut teori Christaller ini, suatu pusat aktivitas yang
Biography senantiasa melayani berbagai kebutuhan penduduk harus terletak
pada suatu lokasi yang sentral, yaitu suatu tempat atau wilayah (kawasan) yang memungkinkan partisipasi manusia dalam jumlah yang maksimum, baik mereka yang terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun yang menjadi konsumen dari barang-barang dan jasa tersebut. Selanjutnya dijelaskan bahwa tempat yang sentral merupakan suatu titik simpul dari suatu bentuk heksagonal (segi enam). Wilayah yang terletak di dalam segi enam itu merupakan daerah-daerah yang penduduknya mampu terlayani oleh tempat yang sentral tersebut.
Walter Christaller (1893–1969)
Interpretasi Individu 5.4
Dia seorang tokoh geografi berkebangsaan Jerman yang
Lakukan analisis oleh Anda mengenai faktor pendorong suatu wilayah dikategorikan mencetuskan Teori Tempat yang
central place. Kemudian, bagaimana keterkaitan di antara central place dengan Sentral pada 1933. Dia mengkaji
kawasan heksagonal. Berikan contoh suatu kawasan yang menjadi tempat sentral pola persebaran permukiman,
dan daerah yang mampu terlayani dari central place tersebut. Serahkan tugas tersebut desa dan kota-kota yang berbeda
pada guru Anda.
ukuran serta luasnya.
Walter Christaller (1893–1969)
Dalam kenyataan sehari-hari, suatu tempat yang sentral dapat He is a German geographer who
berupa kota-kota besar, rumah sakit, pusat perbelanjaan (pasar), ibu said the Central Place Theory in
kota provinsi, ibu kota kabupaten, kecamatan, dan sarana pendidikan. 1993. He studied the pattern of
Setiap tempat yang sentral tersebut memiliki kekuatan pengaruh settlement distribution, villages and untuk menarik penduduk yang tinggal di sekitarnya dengan daya cities which are different in size
and width. jangkau yang berbeda. Sebagai contoh, ibu kota provinsi mampu
menarik wilayah-wilayah kabupaten dan kota, sedangkan ibu kota kabupaten mampu menarik wilayah-wilayah kecamatan yang ada di sekelilingnya. Demikian pula ibu kota kecamatan mampu menarik wilayah-wilayah yang lebih kecil. Hal yang sama juga berlaku bagi pusat pelayanan masyarakat lainnya.
Sumber: Microsoft Encarta Premium DVD, 2006
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
Keterangan gambar:
•B
1. Titik A, B, C, dan D adalah tempat-tem- pat yang sentral dalam suatu wilayah.
•A
2. Daerah segi enam merupakan wilayah yang secara maksimal mampu terlayani
•C
oleh setiap tempat yang sentral
•D
Gambar 5.8 Tempat Sentral
Skema tempat-tempat yang sentral.
Sumber: Studi Geografi :Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan, 1981
Keberadaan setiap tempat yang sentral tersebut memiliki pengaruh yang berbeda sesuai dengan besar-kecilnya suatu wilayah, sehingga terjadilah hierarki atau tingkatan tempat yang sentral. Sebagai contoh, hierarki kota sebagai pusat pelayanan masyarakat meliputi ibu kota negara, provinsi, kabupaten atau kota, kecamatan, dan desa (kelurahan).
Ibu kota Negara Ibu kota Provinsi Ibu kota Kabupaten Kota Kecil/Kota Keca-
matan Gambar 5.9
Kota/tempat pasar
Hierarki Tempat Sentral
Hierarki tempat-tempat sentral yang kawasan pengaruhnya berbeda-beda.
Sumber: Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan, 1981
Selain berdasarkan besar-kecilnya wilayah atau pusat pelayanan masyarakat, hierarki tempat yang sentral juga dapat didasarkan atas jenis-jenis pusat pelayanan. Berdasarkan jenisnya, hierarki tempat yang sentral dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.