Metode Analisis Data

E. Metode Analisis Data

1. Pemetaan (Sebaran) Agroindustri Jamu Instan di Kabupaten Karanganyar Pemetaan agroindustri jamu instan di Kabupaten Karanganyar dilakukan dengan melakukan survei langsung ke semua kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar. Data didapat dengan melakukan wawancara mendalam (indepth interview) dengan pihak yang diasumsikan memahami kondisi dan potensi agroindustri jamu instan disetiap wilayah yaitu Petugas Operasional Pertanian Kecamatan, Petugas Statistika 1. Pemetaan (Sebaran) Agroindustri Jamu Instan di Kabupaten Karanganyar Pemetaan agroindustri jamu instan di Kabupaten Karanganyar dilakukan dengan melakukan survei langsung ke semua kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar. Data didapat dengan melakukan wawancara mendalam (indepth interview) dengan pihak yang diasumsikan memahami kondisi dan potensi agroindustri jamu instan disetiap wilayah yaitu Petugas Operasional Pertanian Kecamatan, Petugas Statistika

2. Identifikasi Potensi Agroindustri Jamu Instan pada Tingkat Kecamatan di Kabupaten Karanganyar

Identifikasi potensi agroindustri jamu instan pada Tingkat Kecamatan di Kabupaten Karanganyar menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial. Untuk mengidentifikasi potensi agroindustri jamu instan di setiap kecamatan di Kabupaten Karanganyar diperlukan data agroindustri pedesaan. Data Agroindustri pedesaan dengan berbagai karakteristiknya diperoleh dengan menggunakan kuisioner terstruktur.

Analisis untuk penetapan agroindustri pedesaan dilakukan dengan menggunakan MPE atau Metode Perbandingan Eksponensial yaitu metode yang digunakan untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan menggunakan beberapa kriteria jamak. Teknik ini digunakan untuk membantu individu dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdifinisi dengan baik pada tahapan proses. (Marimin, 2004:21).

Metode perbandingan eksponensial mempunyai keuntungan dalam mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisis. Nilai skor menggambarkan urutan prioritas menjadi besar (fungsi eksponensial) sehingga mengakibatkan urutan prioritas alternatif keputusan lebih nyata (Marimin, 2004:22).

Pemilihan setiap alternatif agroindustri pedesaan ditetapkan berdasarkan penelitian/pendapat narasumber yang diperoleh melalui pertemuan atau kunjungan ke kecamatan dengan narasumber yaitu Petugas Operasional Pertanian Kecamatan, Petugas Statistika Kecamatan dan Kepala Urusan Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan. Kriteria dan bobot yang digunakan dalam analisis agroindustri pedesaan di setiap kecamatan yang digunakan untuk menentukan potensi agroindustri jamu instan di

Bank Indonesia (2010) dalam Harisudin et all (2010:18) sebagai berikut:

a. Jumlah unit usaha/rumah tangga pelaku agroindustri pedesaan (nilai bobot 3)

b. Pasar, dengan kriteria jangkauan pemasaran komoditi/produk (nilai bobot 4)

c. Ketersediaan bahan baku/sarana produksi agroindustri pedesaan (nilai bobot 3)

d. Kontribusi agroindustri pedesaan terhadap perekonomian daerah (nilai bobot 8)

Berdasarkan analisis Metode Perbandingan Eksponensial ditetapkan maksimal 5 (lima) agroindustri pedesaan unggulan untuk setiap kecamatan. Adapun formulasi analisis Metode Perbandingan Eksponensial diadopsi dari Marimin (2004:22) yaitu sebagai berikut :

Keterangan : TNi = Total nilai alternatif ke (i) RKij = Derajat kepentingan relatif criteria ke-j pada pilihan keputusan i TKKij = Derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j, TKK>0 ;bulat i

= 1,2,3...n = jumlah pilihan keputusan

= Jumlah kriteria keputusan Berdasarkan hasil analisis industri pedesaan unggulan dari seluruh kecamatan di Kabupaten Karanganyar dengan Metode Perbandingan Eksponensial, maka akan diketahui potensi agroindustri jamu instan di setiap kecamatan di Kabupaten Karanganyar.

3. Identifikasi Potensi Agroindustri Jamu Instan di Kabupaten Karanganyar Identifikasi Potensi Agroindustri Jamu Instan di Kabupaten Karanganyar menggunakan Metode Borda. Data yang digunakan dalam Metode Borda merupakan data yang dihasilkan oleh metode perbandingan eksponensial yaitu 5 agroindustri unggulan di setiap kecamatan di

Total Nilai (TNi) = m j-1 (RKij) TKKj

menggunakan Metode Borda sehingga akan diketahui potensi agroindustri jamu instan di Kabupaten Karanganyar.

Metode Borda adalah metode yang dipakai untuk menetapkan urutan peringkat. Kandidat dengan posisi peringkat atas akan diberi nilai lebih tinggi dengan kandidat pada posisi peringkat berikutnya dalam suatu perbandingan berpasangan (Marimin, 2004:74).

Adapun formulasi untuk perhitungan menggunakan metode borda adalah sebagai berikut :

Keterangan ;

X = Agroindustri pedesaan X

Nilai MPE

= Metode Perbandingan Ekponensial

Nilai Ranking = agroindustri X disetiap kecamatan

4. Perumusan Strategi Pengembangan Agroindustri Jamu Instan di Kabupaten Karanganyar

a. Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal Agroindustri Jamu Instan di Kabupaten Karanganyar

Analisis faktor internal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor- faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan di dalam pengembangan agroindustri jamu instan di Kabupaten Karanganyar. Faktor internal meliputi kondisi keuangan, sumber daya manusia, pemasaran, produksi /operasional dan manajemen. Sedangkan analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengembangan agroindustri jamu instan di Kabupaten Karanganyar. Faktor eksternal meliputi kondisi perekonomian, sosial dan budaya, politik dan hukum, teknologi dan persaingan.

Nilai Borda X = agroindustri pedesaan)

melalui wawancara dengan responden. Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal dalam mengembangkan agroindustri jamu instan di Kabupaten Karanganyar digunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan agroindustri.

b. Perumusan Strategi Pengembangan Agroindustri Jamu Instan di Kabupaten Karanganyar

Strategi pengembangan agroindustri Jamu Instan di Kabupaten Karanganyar dirumuskan dengan menggunakan Matriks SWOT. Hasil dari analisis SWOT agroindustri jamu instan di Kabupaten Karanganyar kemudian diolah menggunakan Matriks SWOT. Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi oleh suatu agroindustri dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis SWOT digambarkan ke dalam Matriks SWOT dengan 4 kemungkinan alternatif strategi, yaitu stategi kekuatan- peluang (S-O strategies), strategi kelemahan-peluang (W-O strategies), strategi kekuatan-ancaman (S-T strategies), dan strategi kelemahan- ancaman (W-T strategies).

Strenght (S)

Menentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal

Weakness (W)

Menentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal

Opportunities (O)

Menentukan 5-10 faktor-faktor peluang eksternal

Strategi S-O

Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi W-O

Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Threats (T)

Menentukan 5-10 faktor-faktor ancaman eksternal

Strategi S-T

Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi W-T

Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti, 2001:31

Delapan tahapan dalam penentuan alternatif strategi yang dibangun melalui matriks SWOT adalah sebagai berikut :

1) Menuliskan peluang faktor eksternal kunci dalam agroindustri

jamu instan

2) Menuliskan ancaman faktor eksternal kunci dalam agroindustri

jamu instan

3) Menuliskan kekuatan faktor internal kunci dalam agroindustri jamu

instan

4) Menuliskan kelemahan faktor internal kunci dalam agroindustri

jamu instan

5) Mencocokkan kekuataan faktor internal dengan peluang faktor eksternal dan mencatat Strategi S-O dalam sel yang sudah ditentukan.

6) Mencocokkan kelemahan faktor internal dengan peluang faktor eksternal dan mencatat Strategi W-O dalam sel yang sudah ditentukan.

7) Mencocokkan kekuatan faktor internal dengan ancaman faktor eksternal dan mencatat Strategi S-T dalam sel yang sudah ditentukan.

eksternal dan mencatat Strategi W-T dalam sel yang sudah ditentukan.

5. Analisis Peta Rantai Nilai (Value Chain Map) Agroindustri Jamu Instan di Kabupaten Karanganyar

Analisis peta rantai nilai (value chain map) dilakukan secara diskriptif dengan mengolah data mengenai rantai nilai agroindustri jamu instan kemudian dipaparkan dalam bentuk tabel informatif. Data didapat melalui wawancara dengan responden. Adapun analisis value chain map meliputi profil pelaku dari setiap rantai yang terlibat dalam agroindustri mulai dari pemasok, pengolah, dan pemasar yang terlibat dalam agroindustri jamu instan. Karakteristik yang dikaji dalam analisis Peta Rantai Nilai (Value Chain Map) antara lain adalah pelaku mulai dari supplier, produsen, dan pemasar yang terkait dalam agroindustri jamu instan, bentuk produk, kemudahan menjual produk, daya tawar harga dan kualitas terhadap pembeli, harga produk, keuntungan, sistem pembayaran, metode pembayaran, keinginan atau standar produk yang disukai pembeli dan lembaga pendukung usaha.