Metode Pengambilan Daerah Penelitian

B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian

1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Karanganyar, karena Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu daerah di provinsi Jawa Tengah yang mengembangkan tanaman biofarmaka. Tanaman biofarmaka merupakan bahan baku utama dalam agroindustri jamu instan. Berikut ini merupakan data produksi beberapa tanaman biofarmaka yaitu Jahe dan kunyit di Provinsi Jawa Tengah.

No Kabupaten/Kota

Produksi (Kg)

26 Kota Semarang

27 Kota Magelang

28 Kota Pekalongan

29 Kota Surakarta

30 Kota Tegal

Jumlah

100 28.139.446 100 Sumber : Dinas Pertanian TPH Jawa Tengah, 2011.

Produksi tanaman Jahe di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010 mencapai 2.266,036 Ton atau 7,34% dari total produksi jahe Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, produksi tanaman kunyit mencapai 2.195,978 Ton atau 7,80% dari total produksi kunyit provinsi Jawa Tengah. Produksi jahe di

Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan, Produksi kunyit di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010 menduduki peringkat keempat di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan Tabel 2, dapat diambil kesimpulan bahwa produksi tanaman biofarmaka terutama jahe dan kunyit di Kabupaten Karanganyar cukup melimpah jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Jawa Tengah. Produksi tanaman biofarmaka yang melimpah merupakan sebuah potensi untuk mengembangkan agroindustri jamu instan di Kabupaten Karanganyar.

Kabupaten Karanganyar juga memiliki Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO-OT) yang berlokasi di Kecamatan Tawangmangu. Selain itu, di Kabupaten Karanganyar terdapat kluster tanaman biofarmaka yaitu di Kecamatan Jumantono, Mojogedang, Kerjo, Jatipuro, Jumapolo dan Ngargoyoso. Tujuan dibentuknya klaster biofarmaka di Kabupaten Karanganyar adalah untuk meningkatkan jumlah produksi dan penghasilan petani yang didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai dan tepat guna, dapat terbentuknya home industry klaster biofarmaka (simplisia, tepung dan jamu instan) sehingga berperan dalam penciptaan lapangan kerja masyarakat dan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota

klaster (Anonim a , 2011).

2. Metode Penentuan Responden

Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive), Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:17) penarikan sampel secara purposive adalah penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian.

Responden dalam penelitian ini adalah Petugas Operasional Pertanian Kecamatan, Petugas Statistika Kecamatan dan Kepala Urusan Pemberdayaan Masyarakat Pedesaaan di setiap Kecamatan di Kabupaten Karanganyar. Ketiga pihak tersebut diasumsikan memahami kondisi dan potensi agroindustri pedesaan di wilayahnya.

1. Data Primer Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden maupun pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan. Data yang diambil antara lain adalah sebaran agroindustri jamu instan di setiap kecamatan di Kabupaten Karanganyar, potensi agroindustri jamu instan di setiap kecamatan, kondisi (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) agroindustri jamu instan, serta peta rantai nilai (value chain map) agroindustri jamu instan di Kabupaten Karanganyar.

2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang telah terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang di luar peneliti. Data dicatat secara sistematis dan dikutip secara langsung dari instansi pemerintah atau lembaga- lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Data Sekunder dalam penelitian ini berupa Karanganyar dalam angka 2011, RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Karanganyar dan Data Agroindustri Pedesaan di setiap kecamatan di Kabupaten Karanganyar. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), dan Kantor Kecamatan di Kabupaten Karanganyar.