Tabel periodik bentuk panjang

4.1.2. Tabel periodik bentuk panjang

Pada tahun 1895, Julius Thomson memperkenalkan model tabel periodik yang lain. Thomson menyatakan bahwa sifat ‐sifat unsur merupakan fungsi periodik dari kenaikan nomor atomnya. Hal ini selaras dengan perkembangan teori atom dengan pendekatan mekanika kuantum yang berkembang kemudian. Tabel periodik yang diajukan oleh Thomson dikenal dengan Tabel periodik bentuk panjang. Tabel periodik panjang terdiri dari dua jalur horizontal dan jalur vertikal, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1.

4.1.2.1. Jalur horizontal

Jalur horizontal disebut periode dan terdapat 7 (tujuh) periode yang menunjukkan tingkat energi atau kulit dalam sebuah atom. Nomor dalam setiap kotak adalah nomor atom merupakan jumlah elektron atau proton yang dikandung unsur tersebut. Periode pertama terdiri dari 2 unsur sesuai Jalur horizontal disebut periode dan terdapat 7 (tujuh) periode yang menunjukkan tingkat energi atau kulit dalam sebuah atom. Nomor dalam setiap kotak adalah nomor atom merupakan jumlah elektron atau proton yang dikandung unsur tersebut. Periode pertama terdiri dari 2 unsur sesuai

1 memilik elektron 1s 2 dan unsur kedua 1s . Pada periode kedua terdapat 8 unsur setara dengan kulit L (2s dan 2p). Untuk periode ketiga atau kulit M

masih terdapat 8 unsur (3s dan 3p), karena orbital 3d belum terisi.

Gambar 4.1. Tabel Periodik bentuk Panjang tersusun atas 7 periode

Pada periode ke empat kulit N, mulai terisi orbital 3d, dengan susunn

4s, 3d dan 4p, sehingga total unsur yang ada dalam periode ini adalah

18 unsur. Hal yang sama juga terjadi dan periode ke lima, orbital 4d

mulai terisi, dengan konfigurasi elektron valensinya 5s, 4d dan 5p

setara dengan 18 unsur. Periode ke enam dan ketujuh, orbital f mulai

terisi dan didapat jumlah 32 unsur setara dengan elektron pada orbital s, p, d dan f.

Unsur pertama yang mulai mengisi orbital 4f pada baris bawah pertama adalah La (Lantanium). Pada baris atau deret ini, dimulai dari unsur lantanium berisi 14 unsur dikenal dengan deret Lantanida, keempat belas unsur memiliki kemiripan yang sama dan menyerupai unsur lantanium. Sedangkan, baris atau deret bawah kedua merupakan unsur ‐unsur yang mengisi orbital 5f dimulai dari unsur Ac (Actinium), dalam deret ini seluruh unsur memiliki kemiripan sifat dengan actinium sehingga dikenal dengan deret Actinida.

4.1.2.2. Jalur Vertikal

Jalur vertikal disebut juga dengan golongan, dalam tabel periodik bentuk panjang terdapat Golongan A, yang berisi Golongan IA dengan

1 elektron valensi 1s 2 dan IIA dengan elektron valensi 1s , dilanjutkan dengan Golongan IIIA sampai dengan VII A yang mengisi orbital p 1

sampai dengan p5, unsur ‐unsur ini merupakan unsur non logam. Untuk Golongan VIIIA dan lebih dikenal dengan Golongan 0 memiliki elektron

valensi p 6 dan merupakan gas mulia, perhatikan Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Tabel Periodik bentuk Panjang tersusun atas Golongan A dengan unsur yang memiliki elektron valensi pada orbital s dan p, dan Golongan B yang dengan elektron valensi pada orbital d dan f.

Golongan B merupakan golongan yang memiliki elektron valensi pada orbital

d, unsur ‐unsur dalam golongan ini merupakan logam. Untuk Golongan IIIB

sampai dengan golongan VIIB mencirikan elektron ns 2 dan (n ‐1)d (1s/d 5) , untuk lebih jelasnya, kita ambil contoh Golongan IIIB memiliki elektron valensi 4s2,

3d1, dilanjutkan dengan 5s , 4d . Jika kita ingin mengetahui gololngan VB,

2 3 dengan mudah kita tetapkan elektron valensinya yaitu s dan d . Pada

golongan IIIB yang masuk golongan ini, bukan hanya yang memiliki konfigurasi

2 s 1 ,d , namun juga untuk unsur dengan elektron valensi orbital f, hal ini terjadi khusus untuk unsur pada periode ke enam dan ke tujuh. Hal ini terjadi karena

sebelum mengisi orbital 5d, orbital 4f terisi terlebih dahulu. Ada 14 unsur yang memiliki elektron valensi orbital 4f yaitu deret lantanida. Demikianpula pada pengisian orbital 6d, maka orbital 5f terisi terlebih dahulu dan terdapat

14 unsur lainnya yang dikenal deret Aktinida. Untuk golongan VIIIB memiliki 3 kolom, sehingga untuk golongan VIII memiliki

tiga kemungkinan elektron valensi pada orbital d. Secara umum elektron

valensinya adalah ns 6 dan (n ‐1)d , tiga kemungkinan tersebut adalah, d ,

2 (6s/d 8)

2 d 6 dan d . Sebagai contoh unsur Fe (Besi) memiliki 4s , 3d , Kobal (Co) dengan

2 elektron valensi 4s 8 , 3d , dan Nikel (Ni) memiliki elektron valensi 4s , 3d . Sedangkan untuk golongan IB dan IIB, memiliki elektron valensi masing ‐

2 9 2 masing 4s 10 , 3d , dan 4s , 3d . Untuk menyederhanakan penggolongan unsur dapat kita lakukan dengan

memperhatikan elektron valensi yang dimiliki oleh unsur tersebut, meliputi unsur blok s, yaitu yang memiliki elektron valensi pada orbital s. Blok p adalah unsur yang memiliki elektron valensi pada orbital p, blok d dengan elektron valensi pada orbital p dan blok f yang memiliki elektron valensi pada orbital f, lihat Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Tabel Periodik dengan pengelompokan Blok dari elektron valensinya