Tantangan dan Arah Kebijakan memberikan tekanan deisit terhadap neraca transaksi

12.3 Tantangan dan Arah Kebijakan memberikan tekanan deisit terhadap neraca transaksi

berjalan.

Di tengah optimisme terhadap prospek Dari sisi inlasi, risiko terutama berasal dari kondisi perekonomian Indonesia mendatang, terdapat

cuaca ekstrem yang dapat mengganggu produksi beberapa tantangan dan risiko yang dapat

dan distribusi bahan makanan. Selain itu, masih meningkatkan kerentanan terhadap kelangsungan

terdapat risiko terjadinya penyesuaian harga lebih pertumbuhan ekonomi, terutama yang bersumber

lanjut terhadap barang-barang subsidi yang harganya dari ketidakseimbangan eksternal.

masih cukup jauh dari harga keekonomiannya. Dari sektor perbankan, tantangan yang dihadapi

Beberapa risiko utama dari sisi perekonomian global berupa masih relatif tingginya ineisiensi dalam sektor yaitu terbatasnya akses terhadap sumber daya

perbankan dan perlunya perluasan akses masyarakat inansial Eropa seiring dengan kerentanan yang

ke layanan jasa perbankan dengan biaya yang lebih masih terjadi di kawasan Eropa, proses negosiasi

terjangkau.

yang berkepanjangan antara pembuat kebijakan di AS terkait kebijakan iskal, serta kemungkinan adanya

Dari pasar valas, tantangan yang dihadapi adalah dampak negatif dari pergerakan harga komoditas

bagaimana mendorong pendalaman pasar valuta yang ekstrem. Tertahannya pemulihan ekonomi

asing.

global akan memberikan tekanan lebih lanjut terhadap neraca pembayaran Indonesia, khususnya

Apabila risiko dan tantangan di atas tidak dikelola pada neraca transaksi berjalan.

dengan baik, kestabilan ekonomi makro dapat terganggu dan menghambat keberlangsungan

Selain dari sisi global, terus meningkatnya konsumsi kinerja perekonomian yang telah dicapai sejauh BBM di tengah produksi minyak yang menurun

ini. Bank Indonesia mengarahkan kebijakannya akan meningkatkan impor minyak. Hal itu akan

untuk mencapai sasaran inlasi dengan mengelola meningkatkan tekanan deisit pada neraca transaksi

permintaan domestik agar sejalan dengan upaya berjalan. Di samping itu, meningkatnya konsumsi

untuk menjaga keseimbangan eksternal. Bank BBM bersubsidi di atas kuota yang diasumsikan, akan

Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan semakin menambah beban subsidi dalam APBN.

melalui lima pilar kebijakan sebagai berikut: Kondisi tersebut dapat semakin membatasi ruang

gerak pemerintah dalam mengelola anggarannya • Pertama, kebijakan moneter diarahkan agar suku sehingga dapat membahayakan kesinambungan

bunga tetap mampu merespons pergerakan inlasi iskal. Apabila hal tersebut tidak diantisipasi dengan

sesuai dengan sasaran.

baik, dikhawatirkan dapat terbentuk sentimen negatif • Kedua, kebijakan nilai tukar diarahkan untuk mengenai kesinambungan iskal yang pada gilirannya

stabilisasi nilai tukar agar pergerakan nilai dapat menekan nilai tukar rupiah.

tukar rupiah tersebut sesuai dengan kondisi

Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 12 257 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 12 257

stabilitas sistem keuangan, (ii) penguatan ketahanan bergerak secara berlebihan, jauh dari kondisi

dan daya saing perbankan, dan (iii) penguatan fungsi fundamentalnya.

intermediasi. Di dalam koridor kebijakan penguatan • Ketiga, kebijakan makroprudensial diarahkan

fungsi intermediasi, Bank Indonesia akan mendorong untuk menjaga kestabilan sistem keuangan dan

perluasan akses layanan perbankan secara mendukung terjaganya keseimbangan internal

nonkonvensional antara lain melalui pemanfaatan maupun eksternal.

teknologi informasi, telekomunikasi, dan kerjasama • Keempat, penguatan strategi komunikasi kebijakan

keagenan (branchless banking) sehingga layanan untuk mengelola ekspektasi inlasi.

perbankan diharapkan dapat menjangkau segala • Kelima, penguatan koordinasi Bank Indonesia

lapisan masyarakat tanpa perlu menghadirkan isik dan Pemerintah, dalam mendukung pengelolaan

kantor bank. Di bidang sistem pembayaran, kebijakan ekonomi makro, khususnya dalam memperkuat

akan diarahkan untuk meningkatkan keamanan struktur perekonomian, memperluas sumber

dan eisiensi sistem pembayaran serta kesetaraan pembiayaan ekonomi, penguatan respons

akses dalam sistem pembayaran dengan tetap sisi penawaran, serta pemantapan Protokol

memerhatikan aspek perlindungan konsumen. Manajemen Krisis (PMK).

Di bidang pengelolaan uang, kebijakan diarahkan untuk ketersediaan uang layak edar di seluruh

Kebijakan tersebut juga akan dilengkapi oleh wilayah Indonesia, peningkatan kualitas uang, upaya kebijakan-kebijakan lain di bidang mikroprudensial

meningkatkan eisiensi pengelolaan rupiah, dan perbankan, sistem pembayaran, dan pengelolaan

implementasi UU Mata Uang.

uang. Di bidang perbankan, kebijakan difokuskan

258 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 12

Lampiran