9). Dengan tingkat pendapatan perkapita Penjualan Eceran Bank Indonesia (Grafik 3.8).
(Graik 3.9). Dengan tingkat pendapatan perkapita Penjualan Eceran Bank Indonesia (Grafik 3.8).
tersebut, maka Indonesia semakin dekat ke batas Kenaikan indeks penjualan terjadi pada kelompok
bawah negara berpenghasilan menengah atas (upper perlengkapan rumah tangga, peralatan informasi
middle income) 4 . Peningkatan pendapatan terutama dan komunikasi, suku cadang kendaraan, makanan
dinikmati oleh kelompok kelas menengah (middle dan barang lainnya. Peningkatan juga terjadi pada
income) yang terus meningkat dalam jumlah dan penjualan mobil yang melampaui angka tertinggi
porsi (Graik 3.10). Kelas menengah dengan tingkat secara historis yaitu satu juta unit atau tumbuh 24%,
konsumsi yang tinggi menjadi mesin pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya
ekonomi. Indonesia juga diuntungkan oleh struktur yaitu 17%. Tingginya penjualan mobil tidak terlepas
demograi yang didominasi penduduk usia produktif dari kebijakan pemerintah untuk melanjutkan subsidi bahan bakar pada tahun ini.
4 Menurut Bank Dunia, klasiikasi kelompok negara berdasarkan pendapatan perkapita adalah pendapatan rendah ( ≤ $1,005);
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga didukung oleh
pendapatan menengah bawah ($1,006 - $3,975); pendapatan menengah atas ($3,976 - $12,275); and pendapatan tinggi
peningkatan daya beli riil masyarakat yang bersumber
(≥$12,276).
Tabel 3.2 Pertumbuhan PDB Permintaan (yoy)
Tw4 Total
5,4 5,3 Konsumsi Pemerintah
Konsumsi Rumah Tangga
6,8 6,6 Produk Domestik Bruto
6,1 6,2 Sumber: BPS
Graik 3.7 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga
Graik 3.8
Indeks Penjualan Eceran
50 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3
Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3 51
Graik 3.9 Pendapatan Perkapita
yang mencapai 68% dari seluruh penduduk. Porsi serapan tenaga kerja ke sektor formal yang semakin besar akan meningkatkan pendapatan riil, termasuk untuk konsumsi .
Peningkatan pendapatan juga terjadi pada kelompok buruh formal, seiring kenaikan upah minimum provinsi (UMP) riil yang secara rata-rata meningkat 7% lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 5%. Peningkatan upah diperkirakan berlanjut pada tahun 2013 dengan ukuran yang lebih besar. Secara rata-rata, UMP riil tahun 2013 meningkat 14%. Namun, peningkatan upah buruh informal masih terbatas tercermin dari pertumbuhan upah riil yang masih bergerak di bawah konsumsi rumah tangga. Selain itu, nilai tukar petani turun mulai triwulan II 2012. Upah rill buruh tani juga belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sementara itu, upah riil buruh bangunan riil tumbuh lebih baik daripada tahun sebelumnya sejalan dengan aktivitas konstruksi yang meningkat (Graik 3.11).
Selain dari pendapatan, sumber pembiayaan konsumsi rumah tangga juga berasal dari kredit perbankan dan lembaga keuangan bukan bank. Kredit riil konsumsi dari perbankan tumbuh stabil dengan suku bunga yang dalam tren menurun. Sementara
itu, pembiayaan riil konsumsi dari lembaga keuangan bukan bank mengalami penurunan sejak awal tahun. Di sisi simpanan, suku bunga deposito untuk tenor tiga dan enam bulan mengalami penurunan. Suku bunga tabungan riil bahkan tercatat negatif. Rendahnya suku bunga simpanan tersebut memberikan insentif untuk konsumsi.
Ketahananan konsumsi rumah tangga didukung juga oleh kuatnya keyakinan konsumen yang terindikasi dari hasil survei berbagai lembaga (Graik 3.12). Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menurut Bank Indonesia dan Danareksa, serta indeks tendensi konsumen dari BPS pada tahun ini menguat dan mencapai level tertinggi secara historis. Penguatan keyakinan konsumen berasal dari optimisme atas kondisi perekonomian yang didukung oleh terjaganya stabilitas ekonomi makro. Optimisme konsumen dengan didukung oleh daya beli riil akan mendorong konsumsi.
Kuatnya konsumsi rumah tangga juga terlihat di sebagian besar daerah dengan rata-rata pertumbuhan di atas 6%. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang tinggi tersebut dikonirmasi oleh meningkatnya penjualan eceran di berbagai daerah berdasarkan hasil survei Bank Indonesia (Graik 3.13). Keyakinan
Graik 3.10
Perkembangan Kelas Menengah
Konsumsi Pemerintah
Graik 3.11 Nilai Tukar Petani (NTP) dan Upah Riil Buruh
Kontribusi konsumsi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan pada tahun 2012. Konsumsi pemerintah hanya tumbuh 1,2%, lebih rendah dari pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 3,2% dan rata-rata sepuluh tahun terakhir sebesar 7,7%. Rendahnya pertumbuhan konsumsi pemerintah disebabkan oleh kurang optimalnya belanja pemerintah. Belanja pegawai tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan belanja barang sempat meningkat pada semester pertama, namun tumbuh negatif pada semester kedua seiring langkah eisiensi pemerintah (Graik 3.15)
konsumen yang menguat juga dikonirmasi oleh hasil Serapan belanja pemerintah yang tercatat dalam survei yang dilakukan di 18 kota di Indonesia (Graik
konsumsi pemerintah lebih rendah dari targetnya 3.14). Secara umum tingkat keyakinan terhadap
dalam APBN-P tahun 2012. Belanja pegawai kondisi perekonomian di KTI relatif lebih tinggi
mencapai 93,1%, lebih rendah dari daya serap tahun dibandingkan kawasan lain. Di samping itu, kredit
sebelumnya 95,5%. Serapan belanja barang hanya konsumsi yang tumbuh positif juga mendukung
mencapai 73,5% dari target anggaran, jauh di bawah peningkatan konsumsi rumah tangga, terutama
pencapaian tahun lalu sebesar 87,6%. Sedangkan pos di kawasan Jawa yang memiliki jumlah penduduk
belanja transfer ke daerah mampu terserap sesuai golongan menengah terbesar.
targetnya.
Graik 3.12 Indeks Keyakinan Konsumen
Graik 3.13
Indeks Penjualan Eceran Berdasarkan Kota
52 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3
Graik 3.14 Indeks Keyakinan Konsumen Kawasan
Graik 3.15
Konsumsi Pemerintah
Investasi
Investasi pada tahun 2012 tumbuh tinggi mencapai Kinerja investasi didukung oleh optimisme pelaku 9,8%, meningkat dibandingkan dengan tahun lalu
usaha dan iklim investasi yang kondusif. Optimisme sebesar 8,8%. Akselerasi investasi terutama pada
pelaku usaha tercermin dalam Indeks Tendensi Bisnis semester I 2012 sejalan dengan kuatnya konsumsi
BPS yang bergerak dalam tren yang meningkat (Graik rumah tangga. Namun memasuki semester II 2012,
3.17). Pandangan positif terhadap investasi juga laju investasi melambat sejalan dengan pertumbuhan
tertangkap dalam berbagai hasil survei dan laporan konsumsi dan ekspor yang menurun. Peningkatan investasi didukung baik oleh investasi bangunan maupun nonbangunan (Graik 3.16). Investasi bangunan tumbuh meningkat tercermin dari aktivitas konstruksi sebagai respons pertumbuhan aktivitas ekonomi, seperti tercermin dalam penjualan properti menurut Suvei Bank Indonesia terutama
Graik 3.16
Kontribusi Investasi Terhadap PDB
untuk properti komersial. Indikator kegiatan konstruksi antara lain penjualan semen nasional dan impor bahan bangunan meningkat. Pada investasi nonbangunan, akselerasi ditopang oleh investasi mesin dan alat angkutan. Peningkatan investasi mesin diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian ke depan. Sementara investasi alat angkutan tumbuh sejalan dengan prospek permintaan domestik yang baik. Tingginya investasi nonbangunan mendorong impor terutama barang modal dalam bentuk mesin, dan alat angkutan, termasuk pesawat terbang.
Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3
lembaga internasional 5 . Meningkatnya sovereign
baik PMA maupun PMDN masih dominan menyasar Setelah tahun lalu mendapat kenaikan peringkat
pada sektor sekunder atau industri pengolahan. menjadi “layak investasi” dari Fitch Rating dan
Berdasarkan sektornya, penyaluran PMA terutama Japan Credit Rating, Indonesia kembali mendapat
pada pertambangan, transportasi pergudangan dan pengakuan layak investasi dari Moody’s pada Januari
komunikasi, industri kimia, industri logam dasar, dan tahun 2012. Pemberian peringkat layak investasi
industri kendaraan bermotor. Sedangkan, porsi PMDN tersebut menunjukkan airmasi dunia internasional
disalurkan pada industri makanan dan minuman, terhadap ketahanan dan prospek ekonomi Indonesia.
industri mineral bukan logam, pertambangan, perkebunan dan transportasi pergudangan dan
Data realisasi investasi menurut Badan Koordinasi
komunikasi.
Penanaman Modal (BKPM) secara total meningkat 25% lebih tinggi dari tahun sebelumnya 21%
Investasi didukung sumber pendanaan dari modal terutama bersumber dari penanaman modal asing/
sendiri, lembaga pembiayaan maupun dari eksternal . PMA (Graik 3.18). PMA tumbuh 26% lebih tinggi
Penggunaan modal sendiri meningkat tercermin dari dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar
peningkatan laba ditahan perusahaan-perusahaan 20%. Sementara, penanaman modal dalam negeri
yang terdaftar di bursa saham. Selain itu, investasi masih tumbuh baik 21%, meskipun sedikit lebih
juga didukung oleh kredit investasi dan kredit modal kerja yang tumbuh tinggi seiring dengan rendahnya suku bunga. Peningkatan belanja modal pemerintah
5 Beberapa hasil survei dan laporan lembaga Internasional
turut mendukung kinerja investasi. Investasi
sepanjang tahun 2012 antara lain: Indonesia akan menjadi tujuh negara terbesar di dunia pada tahun 2030 (McKinsey
pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah
Report-Sept 2012); Peringkat Indonesia naik menjadi peringkat
tumbuh 19%, relatif stabil dibandingkan pertumbuhan
128 dari tahun sebelumnya 130 dari 185 negara yang disurvei
tahun sebelumnya. Selain investasi pemerintah
(IFC and World Bank–Doing Business 2013); Indonesia berhasil naik peringkat dari posisi 75 di tahun 2010 menjadi posisi 59
tumbuh stabil, juga terjadi perbaikan dari sisi periode
pada tahun 2012 (Logistic Performance index 2012); Kenaikan
realisasi belanja modal yang telah dilakukan sejak
peringkat sebagai tujuan FDI menjadi peringkat 9 tahun 2012,
awal tahun. Investasi pemerintah yang membaik
dari sebelumnya peringkat 20 (The Foreign Direct Investment Conidence Index A.T.Kearney)
Graik 3.17 Indeks Tendensi Bisnis
Graik 3.18
Realisasi Penanaman Modal BKPM
54 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3 54 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3
terkait dengan pembenahan fasilitas pelabuhan, seperti Pelabuhan Belawan di Sumatera Utara,
Akselerasi investasi belum sepenuhnya didukung Pelabuhan Teluk Bayur di Sumatera Barat dan juga perkembangan pada sisi infrastruktur. Meskipun
infrastruktur kegiatan Pekan Olahraga Nasional pemerintah terus mendorong pembangunan
2012 di Riau. Sedangkan di kawasan Jawa, investasi infrastruktur, pencapaian pada tahun 2012 belum
terutama berupa perbaikan infrastruktur di samping menggembirakan. Belum baiknya infrastruktur
penggantian mesin dan alat produksi di sektor Indonesia terekam dalam peringkat infrastruktur
pertanian dan industri. Seperti halnya di Jakarta, dari Global Competitiveness Index tahun 2012-2013
investasi di kawasan Jawa juga terfokus pada investasi
bangunan didorong oleh meningkatnya aktivitas Dengan peringkat tersebut, Indonesia berada
yang masih berada di urutan 78 dari 114 negara 6 .
perdagangan, jasa dan turisme.
di peringkat kedua terbawah di antara negara- negara Asia, hanya lebih baik dari Filipina. Realisasi
Investasi yang tumbuh tinggi di KTI terutama pada infrastruktur jalan tol menurut Badan Pelaksana
triwulan II 2012 didorong oleh maraknya berbagai Jalan Tol (BPJT) diperkirakan hanya bertambah 19,7
proyek pembangunan infrastruktur untuk mendukung km. Rencana pengoperasian 24 ruas tol trans Jawa
konektivitas antarwilayah KTI, seperti jalan raya dan yang ditargetkan tahun 2014 diperkirakan akan
jembatan, bandara dan pelabuhan, pembangkit listrik, meleset karena masih terkendala berbagai persoalan,
serta pembangunan properti baik oleh pemerintah terutama kendala pembebasan lahan. Infrastruktur
maupun pihak swasta. Di samping itu, investasi listrik yang terangkum dalam proyek 10.000 MW
di KTI juga diarahkan untuk mendukung ekspansi tahap I secara kumulatif baru mencapai 4.510 MW
produksi pada sektor pertambangan yang merupakan pada tahun 2012, atau belum mencapai separuh
penyumbang pertumbuhan terbesar di KTI seperti dari targetnya. Sedangkan, pembangunan proyek
pengadaan alat berat dan armada pengangkutan. listrik 10.000 MW tahap II yang didominasi energi terbarukan masih terus dikembangkan.
Investasi di Jakarta didominasi oleh investasi bangunan sejalan dengan tingginya permintaan
Secara spasial, pertumbuhan investasi di berbagai properti komersial terutama untuk ruang ritel, kantor daerah meningkat terutama pada semester pertama 2012 (Graik 3.19). Selain stabilitas ekonomi dan optimisme pelaku pasar, faktor penting yang
Graik 3.19
Perkembangan Investasi Kawasan
mempengaruhi peningkatan investasi daerah adalah peningkatan pembangunan infrastruktur yang didukung oleh pemerintah baik pusat maupun daerah.
Investasi di kawasan Sumatera terfokus pada revitalisasi kilang minyak dan industri perkebunan.
6 Dalam laporan Global Competitiveness Index tahun 2012- 2013 yang diterbitkan oleh World Economic Forum, peringkat Indonesia secara total berada di posisi 50 dari 114 negara, memburuk dari laporan sebelumnya yang berada di posisi
46. Dukungan infrastruktur masih menjadi kendala dalam menjalankan bisnis di Indonesia.
55
Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3
56 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3
sewa dan hunian kelas menengah atas. Ekspansi korporasi baik perusahaan domestik maupun asing juga menjadi faktor pendorong tingginya permintaan terutama ruang perkantoran dan hunian apartemen. Dengan semakin tingginya permintaan pada properti komersial serta keterbatasan lahan di daerah urban Jakarta, harga sewa maupun jual juga mengalami peningkatan signiikan sehingga meningkatkan imbal hasil dari investasi di sektor properti.