7 Indeks Kedalaman Kemiskinan 8 Indeks Keparahan Kemiskinan

Tabel 3.7 Indeks Kedalaman Kemiskinan Tabel 3.8 Indeks Keparahan Kemiskinan

Persen

Persen

Tahun Kota

Desa

Kota + Desa

Tahun

Kota

Desa Kota + Desa

0,61 0,48 Data : BPS. 2000-2010; (Maret)

Data : BPS. 2000-2010; (Maret)

66 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3

Boks 3.1 Peran Kelas Menengah dalam Perekonomian Indonesia

Indonesia sejak tahun 2004 sudah bukan lagi lebih lanjut menjadi (i) kelompok penduduk kelas termasuk dalam kategori negara miskin (low income

menengah bawah/baru keluar dari kemiskinan, yaitu country). Meskipun sempat tertunda karena krisis

kelompok penduduk dengan tingkat pengeluaran Asia (1997/1998), Indonesia secara resmi telah

konsumsi antara 2 dolar AS – 4 dolar AS per orang masuk ke dalam kategori negara berpendapatan

per hari, (ii) kelas menengah – menengah, yaitu menengah (middle income country) berdasarkan

kelompok penduduk dengan pengeluaran konsumsi kriteria yang dikeluarkan oleh Bank Dunia. Indonesia

antara 4 dolar AS – 10 dolar AS per orang per masuk ke dalam kategori negara berpendapatan

hari, dan (iii) kelas menengah-atas yaitu kelompok menengah-bawah (lower middle income country)

penduduk dengan pengeluaran konsumsi antara dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB, Atlas

10 dolar AS – 20 dolar AS per orang per hari. Method – Bank Dunia) di atas 1.025 dolar AS per

Kelompok yang tingkat pengeluaran konsumsinya orang per tahun. Per akhir 2011, PNB per orang per

di bawah dari kelompok kelas menengah ini adalah tahun di Indonesia sudah mencapai 2.940 dolar

kelompok penduduk yang dikategorikan sebagai AS. Tingkat pendapatan tersebut terus mendekati

kelompok penduduk miskin dan hampir miskin, batas atas dari kriteria lower middle income group.

yaitu kelompok miskin hidup dengan pengeluaran Hal itu berarti pula bahwa dalam beberapa tahun ke

konsumsi di bawah 1,25 dolar AS per orang per depan jika pertumbuhan PNB per orang per tahun

hari (garis kemiskinan) dan kelompok hampir miskin Indonesia dapat terus melaju dengan cukup tinggi

yang hidup dengan pengeluaran konsumsi antara maka Indonesia dapat masuk dalam kategori negara

1,25 dolar AS – 2 dolar AS per orang per hari. berpenghasilan menengah-atas (upper middle income country), dengan pendapatan per kapita

Pada pengujung 1980an, terdapat setidaknya 9 antara 4.036 dolar AS – 12.475 dolar AS per orang

dari 10 orang Indonesia yang masuk dalam kategori per tahun. Seiring dengan keluarnya Indonesia dari

miskin atau hampir miskin berdasarkan kategorisasi kategori negara miskin, telah terjadi pula pergeseran

di atas. Porsi kelompok ini terus mengecil dari struktural yang cukup mendasar dalam stratiikasi

waktu ke waktu. Jumlah penduduk yang miskin atau pendapatan penduduk di Indonesia. Jumlah orang

hampir miskin tersebut secara bertahap semakin miskin atau hampir miskin semakin menurun dan

berkurang dan lambat laun telah digantikan oleh secara perlahan digantikan oleh sebuah kelompok

kelompok penduduk yang dapat dikategorikan baru yang proporsinya semakin meningkat terhadap

sebagai kelas menengah. Porsi penduduk dalam total penduduk, yaitu kelompok yang dapat

kategori kelas menengah cenderung meningkat dideinisikan sebagai kelas menengah.

pesat dalam 10 tahun terakhir. Per akhir tahun 2010, tercatat sekitar 5 dari 10 penduduk Indonesia

Secara umum, kelompok penduduk kelas menengah berada dalam kategori kelas menengah (Graik 1). dapat dideinisikan sebagai kelompok penduduk

Selanjutnya, jika dilihat secara sub-kategorinya, dengan tingkat pengeluaran konsumsi antara 2

porsi penduduk dalam kelompok kelas menengah dolar AS sampai dengan 20 dolar AS per orang per

yang dominan sampai dengan akhir 2010 adalah hari 1 . Dalam ulasan-ulasan terkait kelas menengah,

yang termasuk dalam kategori kelas menengah penduduk dalam kategori ini dapat dipecah lagi

bawah atau kelompok penduduk yang baru saja keluar dari kemiskinan, disusul oleh kelompok kelas menengah-menengah dan kelompok kelas

1 Dinyatakan dalam 2005 dolar PPP, lihat misalnya menengah atas. Hal ini sejalan dengan posisi pengklasiikasian yang digunakan dalam Asian

Indonesia yang juga baru keluar dari kategori negara Development Bank (2010): Key Indicators for Asia and

miskin dan masuk menjadi negara berpengasilan the Paciic, Special Chapter on“The Rise of Asia’s Middle

Class”, ADB, Manila.

Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3

Selain itu, meskipun jumlah penduduk kelas menengah secara absolut belum berada jauh di atas jumlah penduduk kelompok miskin dan hampir miskin; dan mayoritasnya masih kelas menengah bawah; namun ukuran pasar (market size) konsumsi yang tercipta dari kelompok kelas menengah sudah lebih besar dari ukuran pasar

menengah-bawah. Perbandingan terhadap negara- konsumsi kelompok miskin dan hampir miskin, dan negara berkembang lainnya di Asia menunjukkan

proporsinya terus meningkat dari waktu ke waktu bahwa ekspansi kelas menengah ini juga sedang

(Graik 4). Pada akhir tahun 2010, ukuran pasar terjadi di banyak negara berkembang Asia (Graik 2).

yang dibentuk oleh konsumen kelas menengah secara total hampir 3,5 kali lipat ukuran pasar

Sebagaimana juga yang terjadi di negara lain, konsumen kelompok miskin dan hampir miskin. Hal konsumen kelas menengah indonesia adalah tipe

ini mengindikasikan bahwa selain menyebabkan konsumen yang mau dan mampu “membayar

permintaan terhadap barang konsumsi dan jasa lebih” untuk mendapatkan produk yang lebih

yang semakin beragam, munculnya kelompok bervariasi, berkualitas, dan bernilai tambah

penduduk kelas menengah telah menyebabkan pula tinggi. Hal ini terlihat dari semakin beragamnya

membesarnya ukuran pasar konsumsi domestik permintaan atas barang-barang konsumsi oleh

dengan segmen pasar yang juga bervariasi.

68 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3

Tidaklah mengherankan jika kemudian aktivitas investasi di Indonesia dalam setidaknya 7-8 tahun terakhir terlihat sangat kuat. Hal tersebut diindikasikan dari terus meningkatnya rasio investasi. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas investasi asing juga mulai terus menunjukkan peningkatan. Keseluruhan peningkatan aktivitas investasi ini akan sangat baik bagi kesinambungan ekspansi kelas menengah. Aktivitas investasi akan mendorong penyerapan tenaga kerja dan selanjutnya akan lebih memperbesar lagi jumlah dan pasar kelas menengah di Indonesia, ad ininitum. Lebih jauh, dengan ekspansi kelas menengah dan aktivitas investasi yang mengikutinya, dapat diharapkan pula bahwa lambat laun akan terjadi perubahan pada karakteristik sektor industri di Indonesia. Pasar domestik dengan kelas menengah yang besar akan menjadi pasar yang menarik bagi kegiatan investasi untuk memproduksi barang- barang dengan nilai tambah tinggi. Kondisi tersebut akan mendorong aktivitas investasi di sektor industri berkembang kearah yang semakin padat penyerapan modal manusia dan padat teknologi. Oleh karenanya, ekspansi kelas menengah yang saat ini sedang terjadi di Indonesia perlu terus dijaga keberlangsungannya. Hal ini dalam banyak hal sangat ditentukan oleh implementasi kebijakan- kebijakan terkait pembangunan manusia sebagai modal dasar pembangunan, seperti kebijakan di bidang kesehatan, pendidikan, riset dan teknologi.

69

Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3

Bab 4

Neraca Pembayaran Indonesia

Neraca Pembayaran Indonesia

72 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 4

S sebelumnya. Tekanan tersebut bersumber dari

isi eksternal perekonomian Indonesia pada tahun 2012 mengalami tekanan yang cukup berat dibandingkan dengan tahun

menurunnya perekonomian global di tengah masih kuatnya permintaan domestik. Transaksi berjalan berbalik arah menjadi defisit (-2,7% terhadap PDB) terutama akibat menurunnya kinerja neraca perdagangan. Berdasarkan komponennya, penurunan kinerja neraca perdagangan disebabkan oleh penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas yang cukup tajam dan membesarnya defisit neraca perdagangan migas. Sementara itu, transaksi modal dan finansial (TMF) mencatat peningkatan surplus yang cukup tajam dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sehingga secara keseluruhan NPI tetap surplus. Berdasarkan komponennya, surplus TMF didukung oleh kenaikan arus masuk investasi portofolio asing dan tetap solidnya arus masuk PMA. Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 4

Di tengah kondisi perekonomian global yang masih

4.1 Kinerja Neraca Pembayaran

diliputi oleh ketidakpastian, keyakinan investor asing

Indonesia

terhadap ketahanan dan prospek perekonomian Indonesia masih cukup tinggi, sebagaimana terlihat

Interaksi antara pelemahan perekonomian global dan dari transaksi modal dan inansial yang mengalami kuatnya permintaan domestik berdampak terhadap

kenaikan surplus cukup signiikan. Surplus transaksi penurunan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia

modal dan inansial naik menjadi 24,9 miliar dolar AS (NPI) pada tahun 2012. Surplus NPI menurun menjadi

dari 13,6 miliar dolar AS pada tahun 2011. Kenaikan sebesar 0,2 miliar dolar AS, jauh lebih kecil daripada

tersebut terutama dalam bentuk masuknya aliran surplus sebesar 11,9 miliar dolar AS pada tahun

modal asing baik dalam bentuk investasi portofolio sebelumnya. Berkurangnya surplus NPI tersebut

maupun investasi langsung (Tabel 4.1). disebabkan oleh penurunan kinerja transaksi berjalan

yang berbalik menjadi deisit sebesar 24,2 miliar dolar Sejalan dengan kinerja NPI 2012 yang masih AS, meski pada saat yang bersamaan transaksi modal

mencatat surplus tersebut, posisi cadangan devisa dan inansial mencatat kenaikan surplus yang cukup

pada akhir tahun 2012 meningkat menjadi 112,8 miliar signiikan menjadi sebesar 24,9 miliar dolar AS.

dolar AS atau setara dengan 6,1 bulan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah. Namun,

Deisit NPI yang telah berlangsung sejak paruh kedua deisit yang terjadi pada transaksi berjalan berdampak tahun 2011 terus berlanjut pada triwulan I dan II 2012

terhadap beberapa indikator kerentanan eksternal karena kinerja neraca perdagangan barang yang

lainnya yang bergerak memburuk, seperti tercermin terus melemah dan masih terbatasnya arus masuk

pada rasio transaksi berjalan terhadap PDB yang modal. Memasuki triwulan III dan IV 2012, kinerja NPI

mengalami penurunan, dan rasio pembayaran mengalami perbaikan yang utamanya bersumber dari

ULN terhadap penerimaan transaksi berjalan yang peningkatan surplus transaksi modal dan inansial

meningkat.

di tengah kinerja neraca perdagangan yang masih mengalami tekanan akibat menyusutnya surplus neraca perdagangan barang.

Neraca perdagangan barang pada tahun 2012