Teori Psikologi Sastra Landasan Teori

2. Teori Psikologi Sastra

Menurut Endraswara, psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sastra sebagai aktivitas kejiwaan. Karya sastra dipandang sebagai fenomena psikologis. Karya sastra menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokohnya 2008:96. Kepribadian berasal dari kata personality Inggris yang berasal dari kata persona Latin yang berarti kedok atau topeng, dimaksudkan untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Kepribadian adalah suatu totalitas psikhophisis yang kompleks dari individu, sehingga tampak di dalam tingkah lakunya yang unik Sujanto, 2008:12. Psikologi kepribadian adalah psikologi yang khusus membahas kepribadian manusia, membahas tentang psikhe seorang sebagai pribadi, yang merupakan segi lain daripada segi sosial manusia Sujanto, 2008:2-3. Teori kepribadian yang akan penulis gunakan untuk menganalisis kepribadian dua tokoh utama adalah teori kepribadian yang dikemukakan oleh Carl Gustav Jung selanjutnya disebut Jung. Fungsi jiwa menurut Jung ialah suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teoritis tidak berubah-ubah dalam lingkungan yang berbeda-beda melalui Sujanto, 2008:68. Berdasarkan atas sikap jiwanya, manusia digolongkan menjadi dua tipe, yakni manusia yang bertipe introvert dan manusia yang bertipe ekstravert. Sujanto berpendapat jika orang yang introvert atau tertutup hidupnya dipengaruhi oleh dunia subyektif, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri, penyesuaian dengan dunia luar kurang baik. Adapun orang yang ekstrovert atau terbuka, hidupnya dipengaruhi oleh dunia obyektif, dunia di luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju keluar, pikiran, perasaan maupun tindakannya ditentukan oleh lingkungannya 2008:70. Kemudian untuk mengetahui faktor dua tokoh utama menjadi homoseksual, penulis menggunakan psikoseksual. Teori psikoseksual yang digunakan adalah teori yang dipaparkan oleh Elizabeth Hurlock dan beberapa rujukan sejenis. Psikoseksual digunakan untuk mengetahui mengapa tokoh utama memiliki aktivitas seksual yang tidak lazim. Perilaku seksual yang berkelainan variant sexual behavior adalah perilaku seksual di mana pemuasannya ditentukan oleh sesuatu yang lain, bukan lewat hubungan seksual dengan pasangan beda jenis yang sudah dewasa. Perilaku seksual yang berkelainan dialami oleh pria maupun wanita dan tidak menimbulkan korban Supratiknya, 1995: 94. Homoseksual merupakan salah satu bentuk varian atau kelainan seksual yang dialami seseorang. Perilaku homoseksual menurut Supratiknya adalah perilaku seksual yang ditujukan pada pasangan sejenis, pria dengan pria maupun wanita dengan wanita 1995:94. Pola kepribadian manusia mulai terbentuk pada masa kanak-kanak. Perlakuan dari orang tua dan orang-orang di sekitar merupakan faktor terpenting dalam pembentukan pola kepribadian anak. Semua bidang perkembangan perilaku anak dikaitkan dengan potensi bahaya yang dapat membawa akibat buruk pada penyesuaian pribadi dan sosial. Disiplin yang tidak konsisten atau disiplin yang terlalu didasarkan pada hukum, kegagalan dalam mengambil peran seks sesuai dengan pola yang disetujui oleh kelompok sosial, serta kemerosotan dalam hubungan keluarga dan konsep diri yang kurang baik pada masa kanak-kanak merupakan bahaya psikologis saat ia dewasa Hurlock, 1980:141. Berdasarkan penjelasan Harlock, pendidikan dan perlakuan dari keluarga berperan penting dalam membentuk kepribadian dan aktivitas seksual seseorang saat ia dewasa. Pembahasan lebih jelas mengenai landasan teori yang digunakan akan penulis paparkan pada Bab selanjutnya Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori.

F. Metode Penelitian