Transkrip Wawancara

Lampiran II. Transkrip Wawancara

Transkrip Wawancara dengan Bapak FX. Hadi Rudyatmo

Wakil Walikota Surakarta

5 Mei 2012

Peneliti : “Bagaimana pendapat

Bapak

tentang Taman Balekambang?”

Pak Rudy : “Solo masa depan adalah Solo masa lalu yang artinya

Taman Balekambang yang dahulu menjadi tempat terbuka (public area) ini sementara waktu pada era reformasi disalahgunakan karena dimanfaatkan oleh orang-orang yang ingin memiliki tempat hidup sehingga Taman Balekambang ini terkesan kumuh dan tidak mencerminkan lagi sebagai taman untuk area terbuka. Misalnya banyak hunian liar dan diskotik. Taman Balekambang yang dahulu pernah melahirkan seniman-seniman besar itu sudah hilang sehingga misi-misi kota Solo sebagai kota budaya dan pariwisisata sudah tidak tercermin di sana. Oleh karena itu, Saya dan Pak Jokowi ingin mengembalikan kembali Taman Balekambang sebagai taman edukasi, rekreasi, konservasi, taman kota, dan sebagainya yang intiya memulihkan kembali bahwa Taman Balekambang ini adalah area publik yang dapat dinikmati oleh warga masyarakat sekitar termasuk Partinah Tuin dan Partinah Bosch yang akan kita hidupkan kembali. Yang paling penting adalah Pemkot telah berhasil mengamankan aset yang tadinya dimanfaaatkan oleh masyarakat sehingga secara tidak langsung menghilangkan manfaat aslinya namun setelah kita melakukan pendekatan yang komunikatif dan koordinasi akhirnya Taman Balekambang bisa kembali seperti semula, meskipun memang belum maksimal tetapi kita masih bisa mempertahankan gedung ketoprak dan teater arena, kemudian setiap rabu malam juga ada pementasan musik koes ploesan, itu Saya rasa sudah merupakan salah satu perkembangannya. Dengan kembalinya Taman Balekambang sebagai hutan kota dan paru-paru kota, maka ini akan menjadi tempat rekreasi yang murah. Rakyat Solo ini butuh tempat yang murah, aman,

commit to user

dan nyaman, itulah kenapa Taman Balekambang ini kita kembangkan. Tetapi nantinya kita akan mengembangkan taman kota yang lain seperti Taman Tirtonadi dan Taman Sekartadji. Apa yang menjadi tujuan utama pengembangan budaya di kota Solo ini akan muncul di Taman Balekambang dan kami masih ingin berjuang untuk bagaimana upaya Pemkot ini bisa mengoptimalkan Taman Balekambang ini betul-betul menjadi taman rekreasi, taman edukasi, dan sebagainya. Seharusnya memang kita harus mempunyai tempat parkir yang memadai, kita akui bahwa belum ada tempat parkir di Taman Balekambang, tetapi masih kita usahakan. Mudah-mudahan nanti kami akan mengirim surat ke Gubernur untuk meminta tanah Pemprov Jateng yang ada di depan Taman Balekambang sehingga apabila bisa dikelola oleh Pemkot nantinya kita bisa membangun lahan parkir disana. Atau bisa juga balai benih itu kita minta untuk pengadaan lahan parkir agar nantinya pengunjung tidak parkir di dalam taman, namun sudah memiliki lahan parkir sendiri di luar taman.”

Peneliti : “Bagaimana rencana pengembangan Taman Balekambang

ke depannya?”

Pak Rudy : “Ya kita kan sudah punya Grand Design, sebenarnya

apabila proses Pak Mardianto itu selesai, maka kalau lahan Taman Balekambang dipakai untuk outbond itu lumayan bagus. Kita juga ada rencana untuk memindahkan makam sehingga apabila sudah bisa dipindahkan, lahan tersebut bisa dipakai untuk perluasan lahan outbond. Ya kalau outbond nya masih kecil-kecilan saya rasa itu sudah menyenangkan. Namun yang paling penting sekarang ilalangnya sudah terawat. Kemarin sempat juga kemah budaya kita adakan di Taman Balekambang. Jadi, kita sedikit demi sedikit menigkatkan fungsi dari Taman Balekambang itu sendiri.”

Peneliti : “Menurut Bapak, apa potensi yang bisa dikembangkan di

Taman Balekambang?”

Pak Rudy : “Pertama adalah Taman Balekambang sebagai paru-paru

kota. Yang kedua adalah untuk memberikan ruang publik kepada rakyat yang sekarang ini lagi trend adalah lahan outbond , maka itu kita memang harus koordinasi dulu.

commit to user

Sedangkan untuk reptil dan hewan saya rasa nantinya koleksinya akan bertambah sendiri. Nampaknya masyarakat yang mencintai Taman Balekambang ini bisa membantu memberikan hewan-hewan yang langka, kalau tanaman langka kalau tidak salah kita sudah punya.”

Peneliti : “Apa saja kekurangan yang dimiliki oleh Taman

Balekambang?”

Pak Rudy : “Wah, saya kira banyak sekali, khususnya anggaran dan

perawatannya. Taman Balekambang juga ditarget APBD sehingga kalau membicarakan kekurangan akan sangat banyak sekali. Kemudian untuk masalah perawatan dan pemeliharaan, kita masih membutuhkan tenaga SDM yang benar-benar bisa menyapa alam. Sementara ini SDM yang ada hanya bisa membersihkan, belum bisa merawat tanaman dan hewan yang baik, karena memang mereka tidak mempunyai keahlian dalam bidang itu. Misalkan ada tanaman yang agak layu, SDM yang berkompeten dalam bidang ini sudah tahu bagaimana perawatan yang harus dilakukan. Taman Balekambang ini menurut saya masih 20% dari Grand Design, yang penting kita sudah bisa menyelamatkan aset penting saya rasa sudah bagus, selanjutnya adalah kita berusaha mengembangkannnya secara perlahan. Apabila hal ini sudah dicatatkan maka otomatis sudah ada anggaran pemeliharaan untuk Taman Balekambang. Dahulu setiap jam 12 siang, kolam dibuka untuk memberikan pengairan drainase yang ada di kota Solo terutama daerah utara rel yang ada kaitannya dengan Mangkunegaran. Jadi drainase kota Solo itu sudah diciptakan dengan luar biasa. Kalau di daerah selatan ada segaran Sriwedari, maka di utara ada Taman Balekambang. Kolam yang ada di Taman Balekambang itu sangat dalam, apabila kita kembalikan ke fungsi aslinya sebagai pengaturan drainase pengairan maka akan sangat bermanfaat sekali. Saya contohkan apabila air dari gajah putih it masuk ke kolam Taman Balekambang tentunya harus ada pengelolaan limbah disitu, agar air di kolam itu tampak bersih. Kemarin sudah kita usulkan bahwa akan dibuat water treatment dan biayanya juga sangat murah, karena saya punya kemampuan untuk masalah itu nantinya akan kita upayakan. Apabila nantinya air yang masuk ke kolam Taman Balekambang bisa bersih maka bisa

commit to user

dikembangkan sebagai wisata air yang nyaman karena airnya juga tampak bersih tidak ada sampah. Di Taman Balekambang juga terdapat bangunan bersejarah yang tidak banyak diketahui orang yaitu monumen yang berada di dekat patung katak. Monumen tersebut adalah tempat mandi

2 puteri Mangkunegara VII itu, yaitu Partini dan Partinah. Lalu apabila kita coba untuk menonjolkan sisi sejarah yang ada disana dengan cara memasang papan penjelasan di monumen tersebut, saya rasa ini akan menarik pengunjung yang datang. Ya nanti sisi sejarahnya akan kita wujudkan kembali.”

Peneliti : “Tapi kami melihat bahwa di monumen tersebut malah

dibangun Taman Reptil. Bagaimana pendapat Bapak tentang hal tersebut?”

Pak Rudy : “Ya, menurut saya itu salah. Karena tugas saya memang

hanya menciptakan situasi dan mengamankan aset, untuk tindak lanjut dan pengembangannya sudah ada di SKPD. Saya sudah beberapa tahun tidak kesana, karena kalian mengingatkan hal ini, nanti saya coba kesana.”

Peneliti : “Menurut Bapak, apakah Taman Balekambang sudah layak

untuk menyelenggarakan event-event internasional?”

Pak Rudy : “Sebenarnya membicarakan layak atau tidaknya itu relatif.

Namun kemarin kita juga sudah menyelenggarakan event internasional disana. Nanti SIEM juga akan dilaksanakan disana. Sebetulnya kalau SIEM diadakan disana itu tidak tepat karena akan merusak taman. SIEM itu harusnya di tempat-tempat luas seperti lapangan di Mangkunegaran atau di Sriwedari yang proses pemulihannya lebih cepat. Namun kalau SIEM di Taman Balekambang sudah menjadi keputusan walikota maka saya tidak akan merubah keputusan tersebut. Tetapi yang palin penting nantinya ada upaya pemulihan kembali untuk tanaman dan rumpuk yang rusak akibat kegiatan SIEM itu sendiri.”

Peneliti : “Kami mendengar kabar kalau panggungnya akan dibangun

di atas kolam. Bagaimana pendapat Bapak?”

Pak Rudy : “Ya, dulu juga sudah pernah membangun panggung di atas

kolam. Saya rasa tidak apa-apa karena airnya juga tidak

commit to user

dikeluarkan dari kolam. Kita sudah pernah mencoba ini pada saat hari anak sedunia.”

Peneliti : “Bagaimana pendapat Bapak tentang integrasi wilayah

Taman Balekambang dengan pasar ikan dan pasar burung?”

Pak Rudy : “Ya, saya kira ini merupakan suatu perjuangan. Kalau

nantinya ini bisa menjadi suatu kesatuan maka Taman Balekambang menjadi sangat luar biasa. Kalau kita bandingkan dengan taman yang ada di Bali, mungkin Taman Balekambang belum ada apa-apanya karena disana memang luasnya puluhan hektar. Meskipun Taman Balekambang yang kita punya tidak begitu luas, kita berusaha untuk mengembangkannya dengan sebaik mungkin.”

Peneliti : “Daerah mana saja yang akan diintegrasikan dengan Taman

Balekambang selain pasar burung dan pasar ikan?”

Pak Rudy : “Tentunya pom bensin karena mereka hanya menyewa

lahan tersebut ke Pemkot. Kemudian seperti yang saya sebutkan tadi, syukur-syukur balai benih bisa kita kelola sehingga bisa dijadikan lahan parkir.”

Peneliti : “Kapan integrasi wilayah Taman Balekambang ini akan terealisasi?”

Pak Rudy : “Kalau 100% mungkin belum bisa ya, ini juga tergantung

Gubernur, kalau Gubernur memberikan kemudahan mungkin tahun 2015 akan selesai. Saya dan pak Jokowi juga sampai 2015, nanti masih kita usahakan.

Peneliti : “Apa harapan Bapak untuk Taman Balekambang?” Pak Rudy : “Harapan saya, Taman Balekambang menjadi fasilitas

umum yang terbuka, murah, dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat dan bermanfaat bagi masyarakat terutama dalam pendidikan botani.”

Peneliti : “Apakah mungkin nantinya Taman Balekambang

menetapkan tiket masuk bagi pengunjung?”

Pak Rudy : “Kalau seandainya diberlakukan tiket masuk, saya harap

tiketnya murah dan bisa terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Kalu saya pribadi inginnya Taman Balekambang tidak ada tiket masuk alias gratis. Tetapi saya

commit to user

sadari bahwa memang Taman Balekambang memerlukan biaya pemeliharaan dan perawatan yang tidak sedikit. Tetapi hal ini juga sudah ditangani oleh pihak UPTD disana selaku pengelola dan tercantum pada SKPD yang ada.”

Peneliti : “Apakah nantinya outbond akan melibatkan pihak ketiga (swasta)?”

Pak Rudy : “Menurut saya, outbond ini sebaiknya melibatkan pihak

ketiga. Tetapi melibatkan pihak ketiga bukan pekerjaan yang mudah. Pertama, harus ada komunikasi dan persetujuan dewan. Kedua, pihak ketiga harus betul-betul artinya mempunyai kepedulian kepada kota Solo, tidak hanya mencari keuntungan semata.”

Peneliti : “Apakah tiket masuk taman reptil dan perahu bebek sudah diatur di perda kota Solo?”

Pak Rudy : “Ya, kita sudah punya perda tentang retribusi, tetapi perda

ini bisa diatur dengan peraturan walikota. Seandainya tiket masuk dirasa kemahalan dan ada protes dari masyarakat, maka akan kita sikapi dengan peraturan walikota yang tentunya tergantung kebijakan walikota.”

commit to user