Perencanaan Strategis
L. Perencanaan Strategis
1. Definisi Perencanaan Strategis
Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan
dalam
merumuskan,
mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan – keputusan lintas – fungsional yang membuat sebuah organisasi mencapai tujuannya (David, 2009 : 4). Istilah manajemen strategis sering disebut juga dengan perencanaan strategis.
Manajemen strategis awalnya muncul pada tahun 1950-an dan menjadi sangat populer pada pertengahan 1960-an dan pertengahan 1970- an. Saat itu, manajemen strategis selalu diterapkan oleh berbagai perusahaan di dunia. Kemudian pada tahun 1980-an, popularitas manajemen strategis mulai meredup dan mulai ditinggalkan karena dianggap sebagai model perencanaan yang tidak menghasilkan keuntungan. Lalu pada tahun 1990- an, manajemen strategis mulai bangkit dan diterapkan di dunia bisnis hingga saat ini.
Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar organisasi dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Perusahaan sangat perlu untuk melakukan manajemen strategis karena manajemen strategis merupakan suatu pendekatan yang objektif, logis, dan sistematis untuk membuat keputusan – keputusan besar dalam organisasi. Oleh karena itu, manajemen strategis sangat membantu tugas seorang pengambil keputusan di dalam suatu perusahaan.
commit to user
Proses manajemen strategis didasarkan pada keyakinan bahwa setiap organisasi harus terus memantau berbagai informasi internal dan eksternal, sehingga perusahaan mampu bertahan dengan melakukan berbagai perubahan. Manajemen strategis membantu organisasi untuk beradaptasi secara efektif terhadap perubahan jangka panjang (David, 2009 : 10).
Sebelum suatu perencanaan strategis dikembangkan, manajemen puncak perlu menganalisis hubungan antara fungsi – fungsi manajemen perusahaan dengan mempelajari struktur perusahaan (corporate’s structure), budaya perusahaan (corporate’s culture), dan sumber daya perusahaan (corporate’s resource).
2. Tahap – tahap Manajemen Strategis
Rangkuti (1997) mengungkapkan tahapan proses penyusunan perencanaan strategis, yaitu :
a. Tahap pengumpulan data. Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengumpulan data, pengklasifikasikan dan pra – analisis. Kegiatan pra – analisis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data internal dan data eksternal. Data internal diperoleh dari dalam perusahaan, sedangkan data eksternal diperoleh dari luar perusahaan. Pada tahap ini terdiri dari tiga mdoel yaitu matriks faktor strategi internal, matriks faktor strategi eksternal, dan matriks profil kompetitif.
commit to user
b. Tahap analisis. Pada tahap ini, dilakukan analisis terhadap data dan informasi yang telah didapat dari tahap pengumpulan data tersebut. Ada beberapa model kuantitatif perumusan strategi yaitu :
1) Matriks SWOT
2) Matriks BCG (Boston Company Group)
3) Matriks Internal – Eksternal
4) Matriks Space
5) Matriks Grand Strategy
Untuk menghasilkan suatu analisis yang akurat, maka perusahaan harus menggunakan beberapa model sekaligus. Pemilihan model kuantitatifnya dipilih berdasarkan informasi yang diperoleh pada tahap pengumpulan data.
c. Tahap pengambilan keputusan.
Manajer sebagai pengambil keputusan akan memutuskan strategi alternatif mana yang akan paling menguntungkan bagi perusahaan. Strategi yang diambil harus menentukan keunggulan kompetitif jangka panjang. Perumusan strategi harus mencangkup pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan. Manajemen strategis mengolah informasi kualitatif dan kuantutatif sedemikian rupa, sehingga akan menghasilkan keputusan yang efektif dalam kondisi ketidakpastian yang melingkupinya.
commit to user
3. Kekuatan dan Kelemahan Internal
Manajemen strategis sangat memerlukan data dan informasi kekuatan dan kelemahan organisasi. Mengidentifikasi serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasional dalam wilayah – wilayah fungsional suatu bisnis merupakan sebuah aktivitas manajemen strategis yang sangat penting. Organisasi harus menjalankan strategi yang mampu meningkatkan kekuatan dan mengurangi kelemahannya.
4. Peluang dan Ancaman Eksternal
Peluang dan ancaman menunjuk pada berbagai tren dan kejadian ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan hidup, politik, hukum, pemerintah, teknologi, dan kompetitif yang dapat secara signifikan menguntungkan atau merugikan suatu organisasi di masa yang akan datang (David, 2009 : 17).
Perumusan berbagai strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang eksternal dan menghindari atau meminimalkan ancaman merupakan salah satu aspek utama dari manajemen strategis. Identifikasi, pengawasan, dan evaluasi peluang dan ancaman eksternal sangat penting dalam keberhasilan manajemen strategis.
5. Konsep Strategi
Strategi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi initerus berkembang. Contohnya seperti yang dikemukakan oleh Learned, Andrews, dan Guth (1965) dalam buku Freddy Rangkuti (1997 : 3) mengatakan bahwa strategi
commit to user
merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak.
Argrys (1985), Mintzberg (1979), Steiner dan Miner (1977) dalam buku Rangkuti (1997 : 4) menyebutkan bahwa strategi merupakan respon yang terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. Lain lagi dengan pendapat Andrews (1980) dan Chaffe (1985) dalam buku Rangkuti (1997 : 4), strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders , seperti stakeholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Pemahaman tentang konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan akan menentukan suksesnya strategi yang disusun.