Hasil Analisis Kromatografi Gas-Spektrometer Massa

C. Hasil Analisis Kromatografi Gas-Spektrometer Massa

Hasil analisis dengan GC-MS akan diperoleh dua data yaitu kromatrogram yang berasal dari hasil analisis GC dan spektra massa dari hasil analisis MS. Hasil kromatogram GC minyak atsiri daun Vitex trifolia Linn. menunjukkan adanya 34 Hasil analisis dengan GC-MS akan diperoleh dua data yaitu kromatrogram yang berasal dari hasil analisis GC dan spektra massa dari hasil analisis MS. Hasil kromatogram GC minyak atsiri daun Vitex trifolia Linn. menunjukkan adanya 34

Gambar 12. Kromatogram minyak atsiri daun Vitex trifolia Linn. Identifikasi komponen lebih lanjut dilakukan dengan spektrometer massa,

dari hasil spektrometer massa akan diperoleh spektra massa dari masing-masing puncak yang terdeteksi pada kromatogram GC. Analisa spektra massa didasarkan pada nilai Similiarity Indeks (SI), base peak (puncak dasar), dan trend pecahan spektra massa yang dibandingkan dengan spektra dari library yaitu Wiley 229.LIB. dan NIST12.LIB. Spektra massa senyawa yang teridentifikasi dan spektra massa senyawa standar dari Wiley 229.LIB dan NIST12.LIB ditunjukkan pada lampiran 4c.

Berikut ini beberapa contoh analisis spektra massa senyawa yang terdeteksi dengan GC-MS yang terkandung dalam minyak atsiri daun Vitex trifolia Linn. dan dibandingkan dengan spektra massa senyawa standar dari Wiley 226.LIB dan NIST12.LIB yang memiliki nilai SI > 90 serta mempunyai “base peak” dan tren pecahan spektra massanya sesuai dengan data pembanding. Spektra massa GC-MS dari beberapa komponen yang dianalisis ditunjukkan pada

Tabel 2. Data komponen kimia penyusun minyak atsiri daun legundi. No Senyawa Waktu

retensi

Puncak (% area)

SI BM

Perkiraan senyawa

1 I 6,21

0,68

95 C10H16

97 C10H16

95 C10H16

97 C10H16

96 C10H16

96 C10H16

97 C10H18O

96 C10H16

γ – terpinen

9 IX 10,14 0,45

97 C10H16

terpinolen

10 X 11,84 0,44

93 C10H18

α –terpineol

11 XI 12,06 5,33

95 C10H18O

3-sikloheksan-1-ol

12 XII

12,32 2,87

96 C13H22O2 linalil propionat

13 XIII

14,37 0,19

belum diketahui

14 XIV

14,37 7,98

96 C12H20O2 α-terpineol asetat

15 XV 16,13 15,81

96 C15H24

96 C15H24

93 C15H24

92 C15H24

95 C15H24O

kariofilen oksida

20 XX 18,97 0,51

belum diketahui

21 XXI

19,14 0,31

belum diketahui

22 XI

20,80 0,64

belum diketahui

23 XXIII

21,77 2,94

belum diketahui

24 XXIV

22,32 0,75

belum diketahui

25 XXV

22,53 3,98

belum diketahui

26 XXVI

22,73 4,70

belum diketahui

27 XXVII 22,91 2,91

belum diketahui

28 XXVIII 23,17 0,55

belum diketahui

29 XXIX

23,30 0,19

belum diketahui

30 XXX

23,76 0,29

belum diketahui

31 XXXI

23,92 0,40

belum diketahui

32 XXXII 24,19 0,56

belum diketahui

33 XXXIII 25,00 0,21

belum diketahui

34 XXXIV 25,82 0,32

belum diketahui

Beberapa struktur senyawa penyusun minyak atsiri daun legundi yang dapat terdeteksi dengan GC-MS dapat dilihat pada gambar 13 dibawah ini:

terpinolen α -terpineol 3-sikloheksan-1-ol linalil propionat

α-terpineol asetat

kariofilen oksida

Gambar 13. Struktur senyawa penyusun minyak atsiri daun Legundi Secara kimia, minyak atsiri terdiri dari golongan monoterpen dan seskuiterpen yang berupa isoprena C 10 dan C 15 dengan titik didih yang berbeda (titik didih monoterpen 140-180 0 C, titik didih seskuiterpen >200 0 C) (Padmawinata,1987).

Hasil identifikasi di atas menunjukkan bahwa komponen minyak atsiri daun Vitex trifolia Linn. tersusun dari golongan monoterpen (51,09%) dan seskuiterpen (30,22%). Komponen minyak atsiri daun Vitex trifolia Linn yang tergolong monoterpen adalah α-tuyan, α-pinen, sabinen, β-pinen, mirsen, α– terpinen, 1,8 sineol, γ–terpinen, terpinolen, , 3-sikloheksan-1-ol, linalil propionat, α-terpineol asetat dan α–terpineol. Golongan seskuiterpen terdiri dari kariofilen oksida, azulen, α-humulen, germakren, Δ-kadinen, kariofilen, dan α-kadinol.

Dari beberapa senyawa yang dapat terdeteksi dengan GC-MS ada 5 komponen utama penyusun minyak atsiri Vitex trifolia Linn. yang ditunjukkan dengan presentase komponen diatas 5%. Komponen utama penyusunnya yaitu sabinen (9,20%), α-pinen (10,18%), 1,8 sineol (18,94%), α-terpineol asetat (7,98%), caryophylen (15,81%), dan 3-sikloheksan-1-ol (5,33%).

Hasil analisis GC-MS menunjukkan ada beberapa komponen yang sama sebagai komponen minyak atsiri Vitex trifolia Linn. dari penelitian sebelumnya. Komponennya sebagai berikut: α-pinen, α-humulen, terpinyl asetat, dan kariofilen oksida (Pan et al,1989). Dan komponen yang terkandung dalam sampel daun legundi (Vitex trifolia Linn.) dari Magelang Jawa Tengah lebih banyak terdeteksi daripada penelitian sebelumnya.

Perbedaan hasil analisis GC-MS kedua minyak atsiri daun legundi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : perbedaan tempat/daerah pengambilan sampel, perlakuan pasca panen misalnya pengeringan dan penyimpanan, serta kondisi operasional alat yang digunakan dalam mendeteksi komponen tersebut khususnya kolom yang digunakan. Salah satu perbedaan yang sangat terlihat pada metode isolasi minyak atsiri daun legundi. Metode stahl yang digunakan dalam penelitian ini dapat memisahkan senyawa golongan monoterpen dan sesquiterpen lebih banyak dibandingkan metode ekstraksi yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya. Senyawa golongan monoterpen dan sesquiterpen sangat dominan terkandung dalam minyak atsiri.

Analisis data GC-MS minyak atsiri daun legundi dari Magelang menggunakan jenis kolom semipolar rastek RXi-5MS dengan panjang kolom Analisis data GC-MS minyak atsiri daun legundi dari Magelang menggunakan jenis kolom semipolar rastek RXi-5MS dengan panjang kolom

Vitex trifolia Linn. secara tradisional sering digunakan sebagai obat luka dan germicid (pembunuh kuman) dengan kata lain sebagai aktivitas antibakteri (Hariana, 2002). Penelitian selanjutnya dilakukan untuk mengetahui potensi antibakteri minyak atsiri daun Vitex trifolia Linn. dibandingkan amoksisilin dan kloramfenikol terhadap Shigella flexneri, Proteus mirabilis, Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus epidermidis.