Teknik Analisis Data

H. Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data agar lebih mudah dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini data yang diperoleh diorganisasikan dan dikategorikan untuk mengetahui tingkat subkelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman kopi, mengetahui tingkat subkelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman karet dan mengetahui produktivitas kopi dan karet di DAS Jambangan.

Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kesesuaiaan Lahan Aktual dan Potensial Tanaman Kopi

a. Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Kopi Untuk mengetahui subkelas kesesuaian aktual untuk tanaman kopi

digunakan cara manual yakni dengan mencocokkan (matching). Teknik analisis matching dilakukan secara manual yaitu dengan mencocokkan antara kualitas dan karakteristik lahan dari masing-masing satuan lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman kopi pada Tabel 2.15. Data kualitas dan digunakan cara manual yakni dengan mencocokkan (matching). Teknik analisis matching dilakukan secara manual yaitu dengan mencocokkan antara kualitas dan karakteristik lahan dari masing-masing satuan lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman kopi pada Tabel 2.15. Data kualitas dan

Berdasarkan pada hasil pencocokan, dapat diketahui faktor pembatas terberat sebagai penentu, maka dihasilkan subkelas kesesuaiaan lahan untuk tanaman kopi pada setiap satuan lahan di daerah penelitian. Berikut contoh penyusunan dan cara pembacaan struktur klasifikasi kesesuaiaan lahan menurut kerangka FAO (1976).

Dengan melihat faktor pembatas yang terberat sebagai penentu, maka akan diperoleh subkelas kesesuaian lahan actual untuk tanaman kopi pada setiap satuan lahan di daerah penelitian dan dihasilkan peta kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi.

b. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Kopi Pemberian perlakuan pada faktor pembatas disetiap satuan lahan

pada tingkat kesesuiaan lahan aktual yang disesuaiakan dengan tingkat pengelolaannya akan diperoleh subkelas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kopi. Adapun tingkatan pengelolaan dalam usaha perbaikan

N2r

Subkelas Tidak sesuai permanen Faktor pembatas media perakaran (N2r)

Ordo Tidak sesuai (N)

Kelas Tidak sesuai permanen (N2) Kelas Tidak sesuai permanen (N2)

2. Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial untuk Tanaman Karet

a. Kesesuaian Lahan Aktual untuk Tanaman Karet Untuk menegetahui subkelas kesesuaian lahan aktual untuk

tanaman karet digunakan dengan cara manual yakni dengan mencocokkan (matching) Teknik analisis matching dilakukan secara manual yaitu dengan mencocokkan antara kualitas dan karakteristik lahan dari masing-masing satuan lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman karet pada Tabel 2.16. Hasilnya disajikan dalam Peta Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Karet

b. Kesesuaian Lahan potensial untuk Tanaman Karet Pemberian perlakuan pada faktor pembatas disetiap satuan lahan

pada tingkat kesesuiaan lahan aktual yang disesuaikan dengan tingkat pengelolaannya akan diperoleh subkelas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman karet. Adapun tingkatan pengelolaan dalam usaha perbaikan kualitas lahan aktual menjadi potensial antara lain tingkat pengelolaan sedang dan tinggi. Dalam penelitian ini kesesuaiaan lahan potensial hanya dikaji pada tingkat sedang dan tinggi.

Asumsi tingkat perbaikan lahan aktual menjadi potensial menurut tingkat pengelolaannya dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 untuk jenis usaha perbaikan yang dapat dilakukan.

Tabel 3.3.Asumsi Tingkat Perbaikan Kualitas Lahan Aktual untuk Menjadi Potensial Menurut Tingkat Pengelolaannya.

No

Kualitas dan Karakteristik Lahan

Tingkat Penegelolaan

1. Rezim suhu (t)

2. Ketersediaan air (w)

- Bulan kering

- Curah hujan

3. Media perakaran (r)

- Kedalaman efektif

- Gambut : kematangan

- Gambut : ketebalan

4. Retensi hara (f)

- C Organik

5. Ketersediaan hara

- N total

- P 2 O 5 tersedia

- K 2 O dapat ditukar

6. Bahaya banjir

8. Toksisitas Kejenuhan aluminium

Lapisan pirit

9. Kemudahan pengolahan

10. Terrain/potensi mekanisasi

11. Bahaya erosi

( Sumber: Djaenudin dkk,1994 : 10) Keterangan :

- Tidak dapat dilakukan perbaikan + Perbaikan dapat dilakukan dan akan dihasilkan kenaikan kelas satu

tingkat lebih tinggi (S3 menjadi S2) ++ Kenaikan kelas dua tingkat lebih tinggi (S3 menjadi S1) +++ Kenaikan kelas tiga tingkat lebih tinggi (N1 menjadi S1)

Table 3.4. Jenis Usaha Perbaikan Karakteristik/Kualitas Lahan Aktual (saat ini) untuk Menjadi Potensial menurut Tingkat Pengelolaannya

No Kualitas/karakteristik lahan

Jenis usaha perbaikan

Tingkat pengelolaan

1. Rejim suhu - Suhu rerata tahunan

- Tidak dapat dilakukan perbaikan

- - Suhu rerata bulan terdingin - Tidak dapat dilakukan perbaikan

- - Suhu rerata bulan terpanas

- Tidak dapat dilakukan perbaikan

- 2. Ketersediaan air (w) - Bulan kering

- Sistem irigasi/pengairan

Sedang, tinggi - Curah hujan

- Sistem irigasi/pengairan

Sedang, tinggi 3. Media perakaran - Drainase

- Perbaikan sistem drainase, seperti pembuatan

saluran drainase

Sedang, tinggi - Tekstur

- Tidak dapat dilakukan perbaikan

- Kedalaman efektif

- Umumnya tidak dapat dilakukan perbaikan

kecuali pada lapisan padas lunak dan tipis dengan membongkarnya saat pengolahan tanah

Tinggi

- Gambut - Pengaturan sistem drainase untuk mempercepat Tinggi - (kematangan)

- proses pematangan gambut.

- Gambut (ketebalan) - Dengan teknik pemadatan gambut serta teknik -

- penanaman serta pemilihan varietas

4. Retensi hara - KTK

- Pengapuran atau penambahan bahan organik Sedang, tinggi - pH

- pengapuran

5. Ketersediaan hara

- Pengapuran

- N total

- Pemupukan

Rendah, sedang, tinggi

- P 2 0 5 tersedia

- Pemupukan

- K 2 O dapat ditukar

- Pemupukan

6. Bahaya banjir - Periode frekuensi

- Pembuatan tanggul penahan banjir serta

Tinggi - pembuatan saluran drainase untuk mempercepat

pengaturan air.

7. Kegaraman

- Reklamasi

Sedang, tinggi 8. Toksisitas - Kejenuhan aluminium

- Pengapuran

Sedang, tinggi 9. Kemudahan pengolahan

- Pengaturan kelembaban tanah untuk

Sedang, tinggi

mempermudah pengolahan tanah.

10. Terrain/potensi mekanisasi

- Tidak dapat dilakukan perbaikan

- 11 Bahaya erosi

- Usaha pengurangan laju erosi, pembuatan teras, Sedang, tinggi tanah. penanaman sejajar kontur, penanaman penutup

( Sumber: Djaenudin dkk,1994 : 10)

3. Produktivitas Tanaman Kopi dan Karet

Penghitungan produktivitas tanaman kopi dan karet merupakan tahap kedua dari evaluasi lahan pada penelitian ini, yaitu evaluasi lahan secara kuantitatif. Produktivitas tanaman kopi dan karet dapat dihitung menggunakan rumus berikut :

(Sumber: Daniel, 2002: 121) Produktivitas diperoleh dari pembagian produksi tanaman baik kopi

maupun karet dengan luas lahan Tanaman Menghasilkan (TM) selama satu tahun. Satuan produktivitas yang diperoleh yaitu Kg/Ha/Tahun

Dalam penyetaraan produktivitas kopi dan karet dilakukan konversi kedalam Rupiah (Rp) sehingga dikalikan masing-masing harga jual dari kopi maupun karet sehingga satuan produktivitasnya Rp/Ha/Tahun. Setelah dilakukan pengklasifikasian kelas produktivitas tanaman dengan klasifikasi kelas produktivitas lahan pada Tabel 3.5 berikut:

No

Kelas Produktivitas

Satuan (kg/Ha) Gabah Kering Panen

>4.500 Sumber : Soekartawi (2003) Satuan kelas klasifikasi menggunakan satuan GKP (Gabah Kering

Panen). untuk menyetarakan kedalam satuan GKP maka harus dikonversikan dengan membagi hasil produktivitas dengan harga gabah kering panen yang baku yaitu dengan menggunakan harga pembelian pemerintah daerah setempat.

Produktivitas =

Produksi (kg) selama 1 tahun Luas lahan (Ha)