Besar dan Komposisi Rumahtangga
Besar dan Komposisi Rumahtangga
Model analisis yang umum pada det er- minan konsumsi pangan biasanya mengguna- kan ukuran rumaht angga, pendapat an at au pe- ngeluaran dan harga sebagai f akt or det ermin- an yang mungkin (Buce, 1987; Raunikar, & Huang, 1987). Umumnya, pada rumaht angga- rumaht angga dengan t ingkat pendapat an yang sama, t ot al konsumsi pangan rumaht angga meningkat seiring dengan peningkat an j umlah anggot a rumaht angganya (Adrian & Daniel, 1976; Worsley, 1991; Longhurst , 1984; Blancif ort i et al . , 1981). Pendapat an yang t erbat as pada rumaht angga berukuran besar akan mengakibat kan j enis pangan yang dikon- sumsi j adi kurang bervariasi dan memiliki kua- lit as gizi yang lebih rendah j ika dibandingkan dengan rumaht angga yang berukuran lebih ke- cil (Dewey, 1981 ; Fleuret P & Fleuret A, 1980). Hort on mensimulasikan sebuah model ekonomet rik dengan menggunakan dat a
Guj arat unt uk menganalisis dampak ukuran ru- maht angga t erhadap asupan pangan. Hasilnya menunj ukkan bahwa pengurangan sat u anggot a rumaht angga akan meningkat kan konsumsi kalori sebesar 240-400 kalori per kapit a, t er- gant ung pada umur dan j enis kelamin anggot a rumaht angganya (Hort on, 1985).
Pref erensi pangan pada anak-anak ber- beda dengan kelompok orang dewasa dan ke- lompok usia lanj ut (Buse & Salat he 1978). Konsumsi pangan pada kelompok anak-anak umumnya bergant ung dari apa yang diberikan oleh ibu at au orangt uanya (Abraham 1988; Blancif ort i et al . 1981; Hort on 1985; Buse & Salat he 1978) yang t ent unya berbeda dengan yang diberikan unt uk kelompok remaj a at au dewasa. Kelompok remaj a dan dewasa lebih suka unt uk memilih pangan yang dikonsumsi- nya sendiri dan pada kelompok remaj a biasa- nya kurang begit u peduli dengan kandungan gizi yang t inggi pada pangan dan mereka cen- derung lebih menyukai pangan yang sedang populer (Blancif ort i et al . 1981; Rappoport et al . 1992; Kelly 1981; Woodward 1985).
Penelit ian yang dilakukan di USA dan UK menunj ukkan bahwa wanit a berpendapat an t inggi lebih sedikit mengonsumsi pangan sum- ber kalori dan lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah daripada pria karena f akt or body
i mage dan kesadaran unt uk hidup sehat . (Wandel 1994; Rappoport et al . 1992). Rappoport et al . (1992) menyimpulkan bahwa alasan pent ing unt uk mengonsumsi pangan t ert ent u bagi wanit a berpendapat an t inggi di Kansas adalah karena pert imbangan gizi dan kesehat an. Hasil penelit ian t ersebut konsist en dengan t eori Maslow mengenai t ingkat an yang lebih t inggi dari kebut uhan mot ivasi perilaku manusia. Pendidikan dan pendapat an yang le- bih t inggi akan mendorong manusia unt uk le- bih perhat ian t erhadap kesehat annya (Maslow 1970). Hal t ersebut mendorong mereka unt uk mengonsumsi beragam j enis pangan dengan porsi pangan sumber kalori yang lebih kecil. Sement ara it u, kelompok usia lanj ut di USA dan Aust ralia, khususnya yang t inggal di dae- rah perkot aan, lebih menghargai kesehat an- nya (Blancif ort i et al . 1981; Rappoport et al . 1992; Crawf ord & Baghurst 1990; Slesinger et al . 1980) yang akhirnya mendorong mereka unt uk mengonsumsi beragam j enis pangan. Berdasarkan hal t ersebut , kami mengaj ukan suat u hipot esis bahwa perbedaan konsumsi pangan berhubungan dengan j enis kelamin dan t ahapan dalam siklus hidup.
Beberapa penelit ian t ent ang keragaman konsumsi pangan t urut mempert imbangkan Beberapa penelit ian t ent ang keragaman konsumsi pangan t urut mempert imbangkan
Ukuran keragaman konsumsi pangan yang digunakan pada penelit ian lain yang menggunakan dat a nasional dengan berma- cam-macam kelompok usia di Amerika (Lee & Brown 1989; Lee 1987), menunj ukkan bukt i yang konsist en bahwa kelompok umur dan j e- nis kelamin merupakan det erminan keragam- an konsumsi pangan set elah dikont rol dengan biaya pangan. Ukuran rumaht angga mempu- nyai hubungan yang berkebalikan dengan kera- gaman konsumsi pangan. Lee dan Brown (1989) menunj ukkan bahwa penambahan sat u orang anggot a rumaht angga pada rumaht angga yang t erdiri at as dua orang akan berdampak lebih besar t erhadap keragaman konsumsi pangan- nya dibandingkan penambahan j umlah anggot a yang sama pada rumaht angga yang t erdiri at as empat orang.
Oleh karena it u, j umlah anggot a rumah- t angga dan komposisinya merupakan f akt or yang diduga sebagai det erminan keragaman konsumsi pangan di Indonesia. Variasi pada komposisi rumaht angga j uga t urut mencer- minkan variasi dalam pref erensi pangan dan unit konsumennya di rumaht angga. Hal ini da- pat diident if ikasi, t ermasuk pada variabel ke- lompok umur dan j enis kelamin yang diguna- kan unt uk analisis det erminan keragaman konsumsi pangan.
Berkait an dengan unit konsumen rumah- t angga dalam analisis pendapat an dan dat a asupan pangan di t ingkat rumaht angga, Para ahli ekonomi menyarankan unt uk mengguna- kan unit dewasa yang ekuivalen (Prais & Huot haker 1955; Price 1970; Deat on & Meullbauer 1980). Unit dewasa yang ekuivalen lebih t epat daripada unit per capit a karena hal
t ersebut diperbolehkan unt uk dat a rumah- t angga yang memiliki perbedaan ukuran dan perbedaan komposisi umur dan j enis kelamin. Dengan kat a lain, hal it u merupakan ukuran sert a komposisi (umur dan j enis kelamin) ru- maht angga yang st andar. Saat ini, para ahli gizi (Jus’ at 1991; Chen et al . 1990; Hardinsyah 1990) dan para ahli ekonomi (Popkin 1980; Balncif ort i et al . 1981; Trairat vorakul 1984; Braun et al . 1989) t elah menerapkan penggu- naan unit dewasa pria ekuivalen berdasarkan kebut uhan kalori unt uk analisis variabel eko- nomi dan gizi pada t ingkat rumaht angga.
Singkat nya, r evi ew dari berbagai lit era- t ur ini menyat akan bahwa det erminan yang mungkin mempengaruhi keragaman konsumsi pangan di t ingkat rumaht angga mencakup penget ahuan gizi, daya beli pangan, wakt u yang t ersedia bagi ibu unt uk pengelolaan pangan, pref erensi pangan dan ket ersediaan pangan. Set iap f akt or t ersebut kemungkinan dit ent ukan oleh berbagai f akt or sosial demo- graf i, f akt or ekonomi dan f akt or lainnya. Fak- t or sosial demograf i yang dimaksud adalah pendidikan, paparan media massa, st at us dan j enis pekerj aan ibu, komposisi dan ukuran ru- maht angga, sedangkan f akt or ekonominya se- pert i biaya pangan, pendapat an dan harga pangan dan yang t erakhir dit ent ukan pula oleh berbagai f akt or lain sepert i kepercayaan dan t radisi yang berhubungan dengan pangan, pro- duksi dan dist ribusi pangan.