Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Perusahaan Telekomunikasi dan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DAN

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH :

HEDDINA SILALAHI 090503215

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan pada perusahaan telekomunikasi dan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan penulisan etika ilmiah. Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juli 2013

Yang membuat pernyataan

Heddina Silalahi

NIM : 090503215


(3)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DAN

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh current asset, debt to equity ratio, debt ratio, total asset turnover, working capital turnover, net profit

margin terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan return on investment pada

perusahaan telekomunikasi dan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki jumlah sampel sebesar 17 perusahaan telekomunikasi dan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 19.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan keenam variabel independen yaitu current asset, debt to equity ratio, debt ratio, total asset

turnover, working capital turnover, net profit margin memiliki kemampuan dalam

mempengaruhi kinerja keuangan yang diukur dengan return on investment. Secara parsial net profit margin memiliki kemampuan yang lebih unggul daripada current asset, debt to equity ratio, debt ratio, total asset turnover, working capital

turnover dalam mempengaruhi kinerja keuangan yang diukur dengan return on

investment.

Kata kunci: Current Asset, Debt To Equity Ratio, Debt Ratio, Total Asset Turnover, Working Capital Turnover, Net Profit Margin dan Return On Investment


(4)

ABSTRACT

AN ANALYSIS TOWARDS THE INFLUENCING FACTORS TOWARDS THE FINANCIAL PERFORMANCE ON TELECOMMUNICATION AND

FOOD AND BEVERAGE COMPANIES LISTED ON BEI

This research is carried out in order to find out the influences of current asset, debt to equity ratio, debt ratio, total asset turnover, working capital turnover, and net profit margin on the financial performance which are measured with return on investment towards telecommunication and food and beverage which are listed on Indoensian Stock Exchange. This research took into consideration 17 (seventeen) companies of telecommunication and food and beverage which were listed on Indonesian Stock Exchange from 2009-2011.

The samples selection was made by applying the purposive sampling method. The data used in this research was using secondary data collected from the published monetary reports on the Internet, through the website www.idx.co.id. While the analysis method used was the multiple linear regressions which were done using the computer application called SPSS 19.0.

The findings from this result shows that simultaneously the six independent variables; consists of current asset, debt to equity ratio, debt ratio, total asset turnover, working capital turnover, and net profit margin, have abilities to influence the financial performance which is measured by return on investment. Partially, net profit margin has a much superior ability compared to current asset, debt to equity ratio, debt ratio, total asset turnover, and working capital turnover in influencing the financial performance which is measured by the return on investment.

Keywords : Current Asset, Debt To Equity Ratio, Debt Ratio, Total Asset Turnover, Working Capital Turnover, Net Profit Margin and Return On Investment


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan pada perusahaan telekomunikasi dan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.” Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang sangat saya kagumi, Tupan Silalahi dan Bunga Sinaga yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen., M.A.F.I.S., Ak. selaku Ketua Departemen dan bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S-1

Akuntansi dan Dra. Ibu Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. yang juga selaku Dosen

Pembimbing saya yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.


(6)

5. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan koreksi dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Yang sangat saya kasihi kakak, abang dan adik saya Sr. Florentina Silalahi, Sihol Damianus Silalahi, Rentauli Mariah Silalahi, Raju Silalahi dan Eduardo Silalahi yang selalu memberikan doa, semangat serta kasih sayang yang tulus selama ini. Teman-teman angkatan 2009 teristimewa Ria, Nurswendo, Juli Oxiana, Yusan, Ola, Meline, Yenta, Grace dan sahabat lainnya yang tidak pernah letih memberikan kasih sayang, semangat dan bantuan sepanjang masa perkuliahan saya. Serta semua keluarga dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2013 Penulis,

Heddina Silalahi

NIM : 090503215


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

  BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10 

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan ... 11

2.1.1 Pengertian Kinerja ... 11

2.1.2 Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan ... 16

2.1.3 Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan ... 20

2.2 Laporan Keuangan ... 21

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 21

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 22

2.2.3 Keterbatasan Laporan Keuangan ... 23

2.2.4 Analisis Laporan Keuangan ... 24

2.2.5 Metode dan Teknik Analisa ... 25

2.2.6 Jenis-Jenis Analisa Laporan Keuangan ... 26

2.3 Penelitian Terdahulu ... 32

2.4 Kerangka konseptual ... 35

2.5 Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 38

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 38

3.2.1 Populasi ... 38

3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel... 39

3.2.3 Sampel ... 39

3.3 Variabel Penelitian ... 41

3.3.1 Variabel Dependen ... 41

3.3.2 Variabel Independen ... 41

3.4 Definisi Operasional ... 41


(8)

3.4.2 Current Ratio ... 42

3.4.3 Debt to Equity Ratio ... 42

3.4.4 Debt Ratio ... 43

3.4.5 Total Asset Turnover... 43

3.4.6 Working Capital Turnover ... 44

3.4.7 Net Profit Margin ... 44

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 45

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 47

3.6.1 Studi Pustaka ... 47

3.6.2 Studi Dokumenter ... 47

3.7 Metode Analis Data... 47

3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 47

3.7.1.1 Uji Normalitas data ... 48

3.7.1.2 Uji Multikolinearitas ... 48

3.7.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 49

3.7.1.4 Uji Autokorelasi ... 50

3.7.2 Pengujian Hipotesis ... 51

3.7.2.1 Uji F ... 52

3.7.2.2 Uji t ... 52

3.7.2.3 Koefisien Determinsai (R2) ... 53

3.8 Tempat dan Waktu Penelitian ... 53 

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 55

4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 55

4.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 58

4.3.1 Uji Normalitas ... 58

4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 61

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 63

4.3.4 Uji Autokorelasi ... 64

4.4 Pengujian Hipotesis ... 65

4.4.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ... 65

4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 69

4.4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 70

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 71 

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... ... 75

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 76

5.3 Saran ... ...77

DAFTAR PUSTAKA ... 78


(9)

DAFTAR TABEL  

 

No Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 34

Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian ... 45

Tabel 3.3 Waktu Penelitian ... 54

Tabel 4.1 Descriptive Statistic ... 56

Tabel 4.2 Pengujian Normalitas ... 59

Tabel 4.3 Pengujian Multikolinearitas ... 62

Tabel 4.4 Pengujian Autokorelasi ... 64

Tabel 4.5 Hasil Uji t ... 65

Tabel 4.6 Hasil Uji F ... 69


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1 Return On Investment ... 7

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 35

Gambar 4.1 Uji Normalitas Data ... 60

Gambar 4.2 Uji Normalitas Data ... 61


(11)

DAFTAR LAMPIRAN  

 

No Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Variabel Penelitian ... 81

Lampiran 2 Current Ratio ... 84

Lampiran 3 Debt to Equity Ratio ... 85

Lampiran 4 Debt Ratio ... 86

Lampiran 5 Total Aset Turnover... 87

Lampiran 6 Working Capital Turnover ... 88

Lampiran 7 Net Profit Margin (NPM) ... 89

Lampiran 8 Return on Investment (ROI) ... 90

Lampiran 11 Tabel Durbin Watson ... 91

Lampiran 12 Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05 ... 92  


(12)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DAN

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh current asset, debt to equity ratio, debt ratio, total asset turnover, working capital turnover, net profit

margin terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan return on investment pada

perusahaan telekomunikasi dan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki jumlah sampel sebesar 17 perusahaan telekomunikasi dan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 19.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan keenam variabel independen yaitu current asset, debt to equity ratio, debt ratio, total asset

turnover, working capital turnover, net profit margin memiliki kemampuan dalam

mempengaruhi kinerja keuangan yang diukur dengan return on investment. Secara parsial net profit margin memiliki kemampuan yang lebih unggul daripada current asset, debt to equity ratio, debt ratio, total asset turnover, working capital

turnover dalam mempengaruhi kinerja keuangan yang diukur dengan return on

investment.

Kata kunci: Current Asset, Debt To Equity Ratio, Debt Ratio, Total Asset Turnover, Working Capital Turnover, Net Profit Margin dan Return On Investment


(13)

ABSTRACT

AN ANALYSIS TOWARDS THE INFLUENCING FACTORS TOWARDS THE FINANCIAL PERFORMANCE ON TELECOMMUNICATION AND

FOOD AND BEVERAGE COMPANIES LISTED ON BEI

This research is carried out in order to find out the influences of current asset, debt to equity ratio, debt ratio, total asset turnover, working capital turnover, and net profit margin on the financial performance which are measured with return on investment towards telecommunication and food and beverage which are listed on Indoensian Stock Exchange. This research took into consideration 17 (seventeen) companies of telecommunication and food and beverage which were listed on Indonesian Stock Exchange from 2009-2011.

The samples selection was made by applying the purposive sampling method. The data used in this research was using secondary data collected from the published monetary reports on the Internet, through the website www.idx.co.id. While the analysis method used was the multiple linear regressions which were done using the computer application called SPSS 19.0.

The findings from this result shows that simultaneously the six independent variables; consists of current asset, debt to equity ratio, debt ratio, total asset turnover, working capital turnover, and net profit margin, have abilities to influence the financial performance which is measured by return on investment. Partially, net profit margin has a much superior ability compared to current asset, debt to equity ratio, debt ratio, total asset turnover, and working capital turnover in influencing the financial performance which is measured by the return on investment.

Keywords : Current Asset, Debt To Equity Ratio, Debt Ratio, Total Asset Turnover, Working Capital Turnover, Net Profit Margin and Return On Investment


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan umumnya bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan, memakmurkan pemilik atau pemegang saham, dan memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Memaksimalisasi laba menekankan pentingnya penggunaan segenap dana yang tersedia secara efisien. Memaksimalkan kekayaan para pemegang saham, sama artinya dengan tujuan memaksimalkan nilai pasar atas harga saham umum perusahaan. Hal ini mencakup berbagai aspek yang mempengaruhi layak-tidaknya suatu keputusan finansial.

Bila kebijakan investasi suatu perusahaan kurang tepat, para pemegang saham akan memberikan reaksi sedemikian rupa sehingga harga saham perusahaan itu merosot. Sebaliknya, kebijakan yang baik akan ditanggapi oleh para pemegang saham sedemikian rupa sehingga harga saham perusahaan itu melonjak. Terlebih dahulu investor akan melakukan penilaian yang cermat terhadap emiten sehingga memperoleh informasi yang akurat sebelum menanamkan modalnya. Sistem perdagangan di bursa dapat dipercaya serta tidak ada pihak lain yang memanipulasi informasi dalam perdagangan. Tanpa keyakinan tersebut, pemodal tentunya tidak akan bersedia membeli sekuritas yang ditawarkan perusahaan.


(15)

Faktor yang mendukung kepercayaan pemodal diantaranya yakni persepsi mereka akan kewajaran harga saham. Hal inilah yang disebut dengan efisiensi secara informasional yakni apabila harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan informasi yang relevan. Informasi yang tidak benar atau tidak tepat tentunya akan menyesatkan para pemodal yang dapat menyebabkan kerugian pada para pemodal. Semakin cepat dan tepat informasi yang diperoleh pemodal, maka pasar modal tersebut semakin efisien.

Kinerja keuangan merupakan faktor yang dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi sahamnya. Bagi perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham tetap eksis dan diminati oleh investor. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan cerminan dari kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya ditunjukkan dalam periode atau siklus akuntansi), yang menunjukkan kondisi keuangan yang telah dicapai suatu perusahaan dalam periode tertentu.

Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan/aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data/aktivitas tersebut (Sundjaja, 2002:68). Menurut Harahap (2006;17) “laporan keuangan adalah suatu alat dengan mana informasi dikumpulkan dan diproses dalam akuntansi keuangan yang dikomunikasikan secara periodik kepada para pemakainya.” Dengan kata lain, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yaitu merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi


(16)

keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan/aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data/aktivitas tersebut.

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan kekuatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan), karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya, juga merupakan elemen dalam menciptakan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan merupakan salah satu faktor yang penting karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal.

Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Pengukuran kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya, untuk merangsang dan menekan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu


(17)

pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik. Semakin baik kinerja perusahaan maka akan semakin tinggi return yang akan diperoleh investor. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan meliputi hasil perhitungan rasio-rasio keuangan yang berbasis pada laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan dan telah di audit oleh akuntan publik. Rasio-rasio tersebut dirancang untuk membantu para analisis atau investor dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangannya.

Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen, merupakan persoalan yang kompleks karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal dan efisiensi dari kegiatan perusahaan yang menyangkut nilai serta keamanan dari berbagai tuntutan yang timbul terhadap perusahaan. Penilaian kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain.

Penilaian kinerja keuangan perusahaan digunakan suatu ukuran atau tolok ukur tertentu. Ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan. Analisis rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status perusahaan. Adapun jenis perbandingan dalam analisis rasio keuangan meliputi


(18)

dua bentuk yaitu membandingkan rasio masa lalu, saat ini ataupun masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Bentuk yang lain yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis. Rasio keuangan merupakan alat utama dalam analisis keuangan karena dapat dipergunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan mengenai kesehatan keuangan perusahaan. Rasio keuangan memberi cara bagi analis untuk membuat perbandingan yang berarti dari data keungan perusahaan pada waktu yang berbeda atau dengan perusahaan yang berbeda.

Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan yang dikaji oleh peneliti adalah return on investment. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan tersebut adalah current ratio, debt to equity ratio, debt ratio, total asset turnover, working capital

turnover dan net profit margin. Current asset digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Debt to equity ratio digunakan untuk menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Debt ratio mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur.

Total asset turnover menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan

aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan. Total asset turnover penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan namun akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan karena rasio ini menunjukkan efesiensi penggunaan seluruh aktiva perusahaan. Working capital turnover menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap modal kerja. Net profit


(19)

margin digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih.

Perkembangan industri telekomunikasi saat ini sungguh menarik minat para investor untuk menanamkan investasinya ke dalam industri telekomunikasi. Para investor menilai bahwa industri telekomunikasi merupakan salah satu sektor investasi yang mempunyai prospek bagus ke depan dan mampu memberikan

return yang maksimal terhadap investasinya. Hal ini dapat dilihat dari semakin

meningkatnya penggunaan sarana telekomunikasi yang sangat diperlukan oleh berbagai kalangan dan besarnya peluang pasar yang sangat menjanjikan bagi perkembangan industri telekomunikasi ini juga merupakan alasan mengapa para investor tertarik untuk melakukan investasi pada industri ini.

Perusahaan telekomunikasi dijadikan sebagai objek penelitian dikarena perkembangan industri telekomunikasi dewasa ini semakin meningkat pesat, banyaknya permintaan konsumen akan sarana operator telekomunikasi sangat tinggi, ditandai dengan semakin banyaknya sarana operator telekomunikasi baru bermunculan dengan beragam jenis dan fitur-fitur penunjang sebagai keunggulan produk mereka. Melihat perkembangan dunia telekomunikasi tersebut memberikan peluang bagi para investor untuk melakukan investasi di bidang industri telekomunikasi ini. Industri telekomunikasi di Indonesia sekarang sangat potensial perkembangannya, karena besarnya tingkat permintaan dan selera konsumen yang sekarang umumnya tingkat mobilitasnya tinggi, juga terjangkaunya sarana telekomunikasi di segala kalangan membuat konsumen dapat menikmati produk jasa telekomunikasi lebih dari satu operator.


(20)

Perusahaan makanan dan minuman juga mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini tentu saja didukung oleh kebutuhan para konsumen dikarenakan makanan dan minuman tidak terlepas dari kehidupan konsumen, dan didukung dengan populasi Indonesia yang tinggi maka kebutuhan akan makanan dan minuman juga semakin besar. Konsumen semakin membutuhkan makanan dan minuman yang siap saji, sehingga banyak perusahaan berusaha untuk menyajikan produk mereka sesuai dengan harapan konsumen. Investor melihat bahwa perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman tentu akan memberikan return yang tinggi terhadap investasi mereka.

Berdasarkan data yang diambil dari www.idx.co.id return on investment perusahaan telekomunikasi dan perusahaan makanan dan minuman tampak berfluktuasi.

Gambar 1.1 Return on investment ‐40

‐30 ‐20 ‐10 0 10 20 30 40 50

2009

2010


(21)

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa return on investment perusahaan telekomunikasi dan perusahaan makanan dan minuman berfluktuasi. Return on

investment atau yang disebut juga dengan return on asset menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari seluruh aktiva yang tersedia di perusahaan. Dari gambar 1.1 tersebut dapat dilihat bahwa kinerja perusahaan belum cukup baik, dikarenakan adanya beberapa perusahaan yang menunjukkan bahwa return on investment mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Perusahaan Bakrie Telecom Tbk. pada tahun 2011 mengalami kerugian dan beberapa perusahaan lain yang mengalami penurunan laba dari tahun sebelumnya.

Penelitian mengenai kinerja keuangan sudah banyak dilakukan. Diantaranya Werdaningtyas (2002) yang menggunakan variabel MSDN, CAR, BOPO, LDR. Variabel BOPO berpengaruh signifikan negatif, sedangkan CAR berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Variabel MSDN dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja profabilitas perbankan. Penelitian telah dilakukan sebelumnya oleh Ardi (2005) yang menggunakan rasio ROE dan ROI. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh secara simultan faktor-faktor jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang

dan equity terhadap kinerja keuangan profitabilas yang diukur dengan ROE dan

ROI.

Penelitian yang dilakukan oleh Kesuma (2005) menunjukkan bahwa kepemilikan manajeril, kepemikikan institusional dan komite audit secara bersama-sama mempengaruhi kinerja keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh


(22)

Mawardi (2005) yang menggunakan rasio CAR, NIM, BOPO, NPL dan ROA. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa NIM mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return on asset. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2007) menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, dan LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.

Berdasarkan hasil penelitian yang berbeda-beda dengan penggunaan rasio yang berbeda, maka dilakukanlah penelitian terhadap kinerja keuangan dengan menggunakan rasio yang berbeda pula, dimaksudkan agar mengetahui rasio mana saja yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Penelitian yang dilakukan ini berjudul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan di perusahaan telekomunikasi dan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berfokus terhadap perusahaan telekomunikasi dan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tahun penelitian 2009-2011.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah current ratio, debt to equity ratio, debt ratio, total asset turnover,

working capital turnover dan net profit margin berpengaruh terhadap return on


(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah current ratio,

debt to equity ratio, debt ratio, total asset turnover, working capital turnover dan

net profit margin berpengaruh terhadap return on investment baik secara simultan

maupun secara parsial pada perusahaan telekomunikasi dan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2011.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. bagi peneliti, menambah pengetahuan peneliti mengenai current ratio, debt to

equity ratio, debt ratio, total asset turnover, working capital turnover dan net

profit margin dan pengaruhnya terhadap return on investment,

2. memberikan masukan kepada berbagai pihak mengenai penerapan ROI sebagai alat pengukuran kinerja suatu perusahan,

3. penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi dalam menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis sehingga hasilnya dapat lebih baik dari penelitian yang terdahulu,

4. bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk digunakan sebagai bahan masukan dalam mengambil keputusan dan kemajuan perusahaan, terutama dalam melakukan analisis laporan keuangan.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manajer. Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan perannya yang dimainkannya dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Kemungkinan yang lain adalah digunakannya informasi akuntansi bersamaan dengan informasi non akuntansi untuk menilai kinerja manjemen atau pimpinan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan sebagai hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manjemen. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.


(25)

Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:503) adalah merupakan kata benda (n) yang artinya: 1. sesuatu yang dicapai, 2. prestasi yang diperlihatkan, 3. kemampuan kerja (tt peralatan). Kamus istilah akuntansi Aliminsyah (2003:215) mengartikan kinerja sebagai: “suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagai atau seluruh tindakan atau aktivitas dari organisasi pada suatu periode, sering dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu standar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya.” Hansen (2000:6) menyatakan bahwa “kinerja adalah tingkatan konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi poduk.”

Helfert (1996:67) menjelaskan bahwa “kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen.” Pengertian performance sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya mengatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi (Armstrong dan Baron, 1998:15)


(26)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2000:32) istilah kinerja sering dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal yang penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran keuangan.

Kamus besar akuntansi Ardiyos (2010:697) menyatakan bahwa:

Performance measurements (ukuran kinerja) adalah kuantifikasi

efisiensi suatu perusahaan atau bagian perusahaan dalam melakukan operasi-operasi bisnis selama periode akuntansi. Misalnya melalui pendekatan penerimaan aktual dengan penerimaan (revenue center), yang membandingkan biaya aktual dengan biaya yang dianggarkan, pusat keuntungan (profit center), yang memperhitungkan biaya-biaya dan penerimaan untuk menghasilkan pendapatan neto, dan pusat investasi (investment

center), yang mengevaluasi kinerja bukan hanya semata-mata

untuk mempertimbangkan berdasarkan biaya dan penerimaan, melainkan juga investasi yang dilaksanakan. Dua ukuran pusat investasi adalah Return On Investment (ROI) dan Residual Income (RI).

Performance evaluation (penilaian kinerja) adalah pertimbangan

kumulatif tentang faktor-faktor (yang bersifat subjektif dan objektif) untuk menentukan indikator representatif atau penilaian tentang aktivitas individu/badan usaha, atau kinerja yang berkaitan dengan sejumlah batasan (atau standar) selama beberapa periode. Faktor-faktor yang dipertimbangkan meliputi derajat pencapaian penjualan, cara pengukuran item-item, dan standar yang digunakan.


(27)

Umar (2002:36) menyatakan bahwa “penilaian atau evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana perbedaan itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.” Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu (Hanafi, 2003:69).

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja

(performance) perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan yang dibuat

secara terus menerus oleh manajemen untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Kinerja merupakan indikator dari baik buruknya keputusan manajemen dalam pengambilan keputusan. Manajemen dapat berinteraksi dengan lingkungan interen maupun eksteren melalui informasi. Informasi tersebut lebih lanjut dituangkan atau dirangkum dalam laporan keuangan perusahaan.

Pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam melihat organisasi perusahaan dapat diketahui besarnya tanggung jawab manajer yang diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja keuangan. Ukuran untuk melihat kinerja keuangan perusahaan


(28)

diantaranya adalah melalui return on investment (ROI). Return on

investment (ROI) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan

dijadikan sebagai variabel dependen karena ROI digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal meliputi faktor-faktor yang terdapat dalam suatu perusahaan yang terdiri dari manajemen personalia, manajemen pemasaran, manajemen produksi, dan manajemen keuangan.

a. Manajemen Personalia

Berkaitan dengan sumber daya manusia agar dapat didayagunakan seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan secara manusiawi.

b. Manajemen Pemasaran

Berkaitan dengan program-program yang ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan.

c. Manajemen Produksi

Berkaitan dengan faktor-faktor produksi agar barang dan jasa sesuai dengan yang diharapkan.

d. Manajemen Keuangan

Berkaitan dengan perencanaan, mencari, dan memanfaatkan dana untuk memaksimumkan efisiensi perusahaan.


(29)

2. Faktor Eksternal dilihat dari kondisi yang berada dari luar yang mempengaruhi kondisi perusahaan diantaranya kondisi perekonomian dan kondisi industri.

a. Kondisi perekonomian

Kondisi yang dipengaruhi kebijakan pemerintah, keadaan dan stabilitas politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain.

b. Kondisi Industri

Meliputi tingkat persaingan, jumlah perusahaan, dan lain-lain.

Analisis kinerja keuangan perusahaan memiliki sifat-sifat diantaranya yaitu:

a. berfokus pada laporan keuangan karena laporan keuangan merupakan gambaran dari operasi perusahaan,

b. harus menelaah dampak dari kejadian di masa lampau terhadap perkembangan keuangan perusahaan di masa yang akan datang,

c. memiliki pemahaman dalam sifat akuntansi dan prinsip akuntansi yang diperlukan dalam menganalis.

2.1.2 Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan

Adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut: a. untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam

suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya,


(30)

b. selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan,

c. dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang,

d. memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya,

e. sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk beberapa hal (sucipto, 2003).

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisian melalui pemotivasian karyawan secara maksimum.

Dalam mengelola perusahaan, manajemen menetapkan sasaran yang akan dicapai dimasa yang akan datang dan didalam proses yang disebut perencanaaan (planning). Pelaksanaan rencana memerlukan alokasi sumber daya secara efisien. Disamping itu pelaksanaan rencana memerlukan pengendalian agar efektif dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kesesuaian sasaran individu karyawan dengan sasaran perusahaan inilah yang akan memotivasi karyawan


(31)

untuk mencapai tujuan organisasi. Pemaksimalan motivasi karyawan dalam mencapai sasaran perusahaan inilah yang merupakan tujuan pokok penilaian kinerja.

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi, transfer dan pemberhentian.

Penilaian kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan yang dinilai kinerjanya. Data hasil evaluasi kinerja yang diselenggarakan secara periodik akan sangat membantu manajemen puncak dalam memilih karyawan yang pantas untuk dipromosikan, penghentian kerja sementara, transfer dan pemutusan hubungan kerja permanen.

3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

Perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengembangkan karyawannya agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan bisnis perusahaan yang senantiasa berubah dan berkembang. Hasil penilaian kinerja dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan karyawan dan untuk mengantisipasi keahlian dan keterampilan yang dituntut oleh pekerjaan agar dapat memberikan respon yang memadai terhadap perubahan lingkungan bisnis dimasa yang akan datang. Hasil penilaian kinerja juga dapat


(32)

menyediakan kriteria untuk memilih program pelatihan karyawan yang memenuhi kebutuhan karyawan dan untuk mengevaluasi kesesuaian program pelatihan karyawan dengan kebutuhan karyawan.

4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.

Penggunaan wewenang dan konsumsi sumber daya dalam pelaksanaan wewenang ini dipertanggungjawabkan dalam bentuk penilaian kinerja. Melalui pengukuran kinerja, manajemen atas memperoleh umpan balik mengenai pelaksanaan wewenang dan penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan wewenang yang dilakukan oleh manajemen bawah. Berdasarkan hasil penilaian kinerja ini manajemen atas memberikan penilaian terhadap kinerja manajemen bawah. Dilain pihak penilaian kinerja ini memberikan umpan balik bagi manajemen bawah mengenai bagaimana manajemen atas menilai kinerja mereka.

5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

Penghargaan dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu penghargaan instrinsik dan penghargaan ekstrinsik. Penghargaan instrinsik berupa rasa puas diri yang diperoleh seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan telah mencapai sasaran tertentu. Penghargaan ekstrinsik terdiri dari kompensasi yang diberikan kepada karyawan baik yang berupa kompensasi langsung, tidak langsung, maupun yang berupa kompensasi non keuangan.


(33)

2.1.3 Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan

Tujuan penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:

a. untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih,

b. untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang,

c. untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu,

d. untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.


(34)

2.2 Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004:2)

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Melalui laporan keuangan dapat diperoleh informasi-informasi yang penting suatu perusahaan.

a. Informasi tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal perusahaan.

b. Informasi mengenai sumber-sumber ekonomi, harta atau kekayaan bersih yang timbul dalam aktivitas perusahaan dalam rangka memperoleh laba.

c. Informasi mengenai hasil usaha perusahaan yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menilai dan membuat estimasi tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

d. Informasi mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban yang disebabkan oleh aktivitas pembelanjaan dan investasi.


(35)

e. Informasi penting lainnya yang berhubungan dengan laporan keuangan seperti kebijakan akuntansi yang diterapkan di perusahaan.

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan harus disusun dan disajikan setiap tahun. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari proses akuntansi dapat menjadi alat dalam mengkomunikasikan data keuangan suatu perusahaan dengan pihak-pihak berkepentingan. Tujuan utama laporan keuangan menurut Warren (2005:4) adalah “untuk menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan ekonomi.” Pihak yang berkepentingan tersebut adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga, dan masyarakat.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004:4) tujuan dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai ingin menilai apa yang


(36)

telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat mengambil keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

2.2.3 Keterbatasan Laporan Keuangan

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan intern report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan akhir. Karena itu semua jumlah jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai likuidasi atau realisasi dimana dalam laporan ini terkandung pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutan.

2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai mungkin berbeda atau berubah. 3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi

keuangan atau nilai rupiah berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan unit yang terjual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan karena naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga.


(37)

4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat diukur dengan satuan uang.

2.2.4 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah meneliti hubungan yang ada diantara unsur dalam laporan keuangan, dan membandingkan unsur-unsur pada laporan keuangan tahun berjalan dengan unsur-unsur-unsur-unsur sama tahun yang lalu atau angka pembanding lain serta menjelaskan sebab perubahannya (Dunia, 2005:259). Menurut Stice (2005:775) menyatakan bahwa “analisis laporan keuangan adalah mempelajari hubungan antara angka-angka dalam laporan keuangan dan tren dari angka-angka tersebut dari waktu ke waktu.” Wild (2005:3) mengemukakan bahwa “analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dari kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.” Menurut Syamsuddin (2000:37): “analisis laporan keuangan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan dimasa lalu, saat ini dan kemungkinannya dimasa depan.”

Analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu manajemen dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perencanaan dan pengendalian perusahaaan. Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya digunakan untuk mengetahui tingkat


(38)

profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Tujuan lainnya adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dengan mengidentifikasi letak masalah.

Analisis laporan keuangan penting bagi pihak manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah, dan karyawan.

a. Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, pengembangan karier.

b. Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan, keamanan investasi.

c. Bagi kreditur: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya.

d. Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.

e. Bagi karyawan: penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja.

2.2.5 Metode dan Teknik Analisa

Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari


(39)

dengan alat-alat pembanding lainnya. Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti.

Ada dua metode yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu analisa horisontal dan analisa vertikal.

1. Analisa horisontal adalah analisa yang menggunakan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode ini disebutmetode analisa dinamis.

2. Analisa vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Metode ini disebut metode analisa statis.

2.2.6 Jenis – Jenis Analisa Laporan Keuangan A. Analisis Common Size

Analisis ini disusun dengan jalan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan rugi-laba dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan rugi-laba) atau dari total aktiva (untuk neraca). Cara semacam ini memudahkan pembacaan data-data keuangan untuk beberapa periode.


(40)

Neraca yang sudah dilakukan analisa common size akan tampak dua hal :

 distribusi aktiva/pasiva dan

 kontribusi tiap pos terhadap aktiva/pasiva, menunjukkan pentingnya pos tersebut untuk dianalisa lebih lanjut

B. Analisis rasio

Harahap (2006:297) menjelaskan bahwa “rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Analisis rasio keuangan merupakan hal yang penting bagi pihak manajer keuangan perusahaan untuk menilai kinerja yang dicapai yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam pelaksanaan fungsi manajemen dalam hal perencanaan dan pengendalian. Analisis rasio keuangan merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui atau menggambarkan posisi kinerja keuangan perusahaan, yang merupakan perbandingan dari dua unsur yang sistematis (Van Horne, dalam Sawir, 2005:6). Sehingga dapat diketahui posisi keungan perusahaan yang berkaitan dengan masalah likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas perusahaan.

Rasio-rasio tersebut di rancang untuk membantu para analisis atau investor dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangannya. Dalam menganalisa dan


(41)

menilai posisi keuangan dan potensi kemajuan perusahaan, faktor utama yang menjadi perhatian penganalisa adalah rasio-rasio keuangan.

1. Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban saat ditagih.

Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Likuiditas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Likuiditas akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham. Dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia maka dianggap baiknya likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang baik sehingga akan menambah permintaan akan saham dan tentunya akan menaikkan harga saham. Harga saham juga akan cenderung mengalami penurunan jika investor menganggap perusahaan sudah terlalu likuid yang artinya terdapat aktiva produktif yang tidak dimanfaatkan oleh


(42)

perusahaan, dan tidak dimanfaatkannya aktiva tersebut akan menambah beban bagi perusahaan karena biaya perawatan dan biaya penyimpanan yang harus terus di bayar.

Ada dua jenis rasio likuiditas yang biasa digunakan, yaitu rasio lancar dan rasio cepat. Rasio lancar digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan kewajiban jangka pendek dan menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bias digunakan untuk melunasi kewajiban jangka pendek. Penelitian ini menggunakan rasio likuiditas yang diwakili oleh

current ratio (CR) yaitu rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan. Semakin besar rasio lancar maka likuiditas perusahaan semakin tinggi.

2. Leverage adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek. Rasio leverage yang tinggi menunjukkan tingginya risiko bagi pemberi pinjaman untuk memperoleh pembayaran pinjaman. Leverage mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban finansialnya yang terdiri dari


(43)

utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Leverage dalam penelitian ini diwakili oleh debt ratio (DR) dan debt to

equity ratio (DER).

Debt ratio atau rasio utang total terhadap aktiva total mengukur persentase dana yang disediakan oleh kreditur terhadap aktiva total yang dimiliki perusahaan. Rasio leverage yang tinggi menunjukkan tingginya resiko bagi pemberi pinjaman untuk memperoleh pembayaran pinjaman. Semakin tinggi debt ratio menunjukkan resiko keuangan yang dihadapi perusahaan semakin tinggi, karena utang membawa konsekuensi beban bunga tetap.

DER merupakan rasio yang membandingkan total utang ekuitas. Rasio ini mengukur persentase dari dana yang diberikan oleh para kreditur. Total utang meliputi kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. DER mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajibannya dengan modal sendiri. DER menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa semakin besar struktur modal yang berasal dari utang digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada. Rasio DER yang kecil menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu memenuhi kewajibannya kepada kreditur.


(44)

3. Rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas mencakup rasio yang menunjukkan hubungan laba dengan penjualan dan yang menunjukkan hubungan laba dengan investasi. Ukuran yang digunakan untuk melihat hubungan laba dengan penjualan adalah margin laba kotor (gross profit margin) dan marjin laba bersih (net profit margin).

Ukuran yang digunakan dalam hubungan laba dengan investasi adalah tingkat pengembalian ekuitas (return on

equity). Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh

net profit margin dan return on investment sebagai variabel

dependennya. Net profit margin atau sales margin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau laba bersih per rupiah penjualan. Semakin besar angka yang dihasilkan menunjukkan kinerja yang semakin baik.Return on investment dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

4. Rasio Efektivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki.


(45)

Semakin tinggi tingkat rasio ini menunjukkan semakin efisiensi penggunaan asset dan semakin cepat pengembalian dana dalam bentuk kas. Rasio efektivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah total aset turnover dan working

capital turnover. Total asset turnover digunakan untuk

mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.

Working capital turnover digunakan untuk mengukur

kemampuan modal kerja (netto) yang berputar pada suatu periode siklus kas (cash cycle) yang terdapat di perusahaan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan antara lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas (2002) dengan judul penelitian hubungan efisiensi operasional dengan kinerja profitabilitas pada sektor perbankan yang go public di BEI, menggunakan analisis regresi time-series cross-section dengan menggunakan variabel MSDN, CAR, BOPO, LDR. Variabel BOPO berpengaruh signifikan negatif, sedangkan CAR berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja profabilitas perbankan. Variabel MSDN dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja profabilitas perbankan. Penelitian yang dilakukan oleh Ardi (2005) dengan judul penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan PT. Berdikari United


(46)

Livestock. Hasil penelitian ini adalah variabel independen yakni jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan equity secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap kinerja keuangan-profitabilitas PT. Berdikari United Livestock. Penelitian yang dilakukan oleh Kesuma (2005) dengan judul pengaruh penerapan corporate governance terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta menunjukkan bahwa kepemilikan manajeril, kepemilikan institusional dan komite audit secara bersama-sama mempengaruhi kinerja keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005) dengan judul penelitian analisis faktor-faktor yang mempengarui kinerja keuangan Bank Umum di Indonesia, menggunakan model analisis logit regression model yang dilakukan pada 56 Bank Umum dengan total asset kurang dari 1 triliun, menunjukkan ada pengaruh negatif dan signifikan NPL terhadap ROA, pengaruh positif dan signifikan NIM terhadap ROA serta berpengaruh negatif dan signifkan BOPO terhadap ROA dan tidak berpengaruh modal CAR terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2007) dengan judul faktor yang mempengaruhi profitabilitas Bank Take Over Pramerger di Indonesia menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, dan LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.


(47)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Variabel yang digunakan Hasil penelitian Werdaningtyas

(2002)

Variabel independen: CAR, LDR

Variabel dependen: ROA

CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, dan LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.

Ardi (2005)

Variabel independen: aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan equity

Variabel dependen: Kinerja keuangan profitabilitas (ROE dan

ROI)

Aktiva tetap mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan-profitabilitas, hutang jangka panjang mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan-profitabilitas, equity mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja keuangan-profitabilitas Kesuma (2005) Variabel independen: Kepemilikan manajeril, kepemilikan institusional dan komite audit

Variabel dependen: ROI

Kepemilikan manajeril, kepemikikan institusional dan komite audit secara bersama-sama mempengaruhi kinerja keuangan.

Mawardi (2005)

Variabel independen: CAR, NIM, BOPO, NPL Variabel dependen: ROA

Pengaruh negatif dan signifikan NPL terhadap ROS, pengaruh positif dan signifikan NIM terhadap ROA, serta berpengaruh negatif dan signifikan BOPO terhadap ROA dan CAR tidak berpengaruh terhadap ROA. Yuliani

(2007)

Variabel independen: MSDN, CAR, BOPO, LDR

Variabel dependen: ROA

Variabel BOPO memiliki pengaruh signifikan negatif, sedangkan variabel CAR signifikan positif terhadap ROA, variabel MSDN dan LDR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA.


(48)

2.4 Kerangka Konseptual  

Current Ratio (X1)

Debt To Equity Ratio (X2)

Debt Ratio (X3)

2 3

Return On Investment (Y) Total Asset Turnover (X4)

Working Capital Turnover (X5)

Net Profit Margin (X6)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teoori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah penulis identifikasikan. Kerangka konseptual merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama suatu kerangka konseptual adalah alur pemikiran logis yang membangun suatu kerangka konseptual sehingga membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan dapat dilihat pada gambar 2.1. Kerangka konseptual tersebut memperlihatkan bahwa current ratio,


(49)

net profit margin sebagai variabel independen, sedangkan return on investment sebagai variabel dependen. Rasio-rasio yang digunakan sebagai variabel independen tersebut merupakan komponen dari analisis laporan keuangan yang memiliki potensi yang sangat penting baik bagi pihak intern maupun ekstern. Rasio independen yang dipilih oleh penulis juga merupakan rasio yang dinilai dapat digunakan dalam menganalisa kinerja keuangan perusahaan.

Pengukuran kinerja keuangan yang dapat dilakukan dengan menggunakan

return on investment akan sangat membantu perusahaan dalam pengukuran

kinerja keuangannya. Hal ini tentu berguna bagi pemakai laporan keuangan dalam mengetahui kondisi kinerja dan keuangan perusahaan serta membantu dalam pengambilan keputusan. Pengukuran kinerja memberikan keyakinan kepada para investor yang akan melakukan investasi, sehingga investor memiliki keyakinan bahwa investasi yang dilakukannya sudah tepat.

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina 2007:41). Berdasarkan perumusan masalah dalam kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: “current ratio, debt to equity ratio, debt ratio, total asset


(50)

turnover, working capital turnover, dan net profit margin berpengaruh terhadap


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian berikut ini merupakan penelitian kausal komparatif. Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian yang menyelidiki hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen berdasarkan pengamatan terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta untuk melihat faktor yang menjadi penyebab atau yang mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Penelitian ini memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan pada perusahaan telekomunikasi dan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

3.2 Populasi, Teknik Pengambilan Sampel dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah kumpulan individu atau objek penelitian yang memiliki kualitas-kualitas serta ciri-ciri yang ditetapkan. Berdasarkan kualitas dan ciri tersebut, populasi dapat dipahami sebagai sekelompok individu atau objek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan kharakteristik. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi perusahaan Telekomunikasi dan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI. Jumlah populasi perusahaan Telekomunikasi dan perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI adalah sebanyak 25 emiten.


(52)

3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel

Metode penentuan sampel yang digunakan adalah penentuan sampel secara purposive (purposive sampling). Penggunaan metode ini bertujuan untuk mendapatkan sampel yang konsisten dan representatif, sesuai dengan kriteria-kriteria yang digunakan.

Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah:

1. perusahaan Telekomunikasi dan perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009 sampai 2011, 2. perusahaan yang tidak delisting dari BEI selama periode pengamatan

(tahun 2009-2011),

3. perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari variabel yang diteliti,

4. laporan keuangan telah diaudit oleh auditor independen.

3.2.3 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel perusahaan didapat sejumlah 17 perusahaan, dengan 3 tahun pengamatan.


(53)

Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

NO. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel

1 2 3 4

1. Bakrie Telecom Tbk. BTEL     1

2. Mobile-8 Telecom Tbk. FREN     2

3. IndosatTbk. ISAT     3

4. PT XL Axiata Tbk. EXCL     4

5.

Infoasia Teknologi Global Tbk. IATG  X   6. Telekomunikasi Indonesia

(Persero) Tbk. TLKM     5

7. Ades Waters Indonesia Tbk ADES     6 8. PT Tiga Pilar Sejahtera Food

Tbk AISA   X 

9. PT Aqua Golden Mississippi

Tbk. AQUA   X 

10. PT Cahaya Kalbar Tbk. CEKA     7

11. PT Davomas Abadi Tbk. DAVO   X 

12. PT Delta Djakarta Tbk. DLTA     8

13. PT Fast Food Indonesia Tbk. FAST     9 14. PT Indofood Sukses Makmur

Tbk. INDF   X 

15. PT Multi Bintang Indonesia

Tbk. MLBI     10

16. PT Mayora Indah Tbk. MYOR   X 

17. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN     11 18 PT Pioneerindo Gourmet

International Tbk PTSP     12

19 PT Sierad Produce Tbk. SIPD     13

20 PT Sekar Bumi Tbk. SKBM   X 

21 PT Sekar Laut Tbk. SKLT     14

22 PT SMART Tbk. SMAR     15

23 PT Siantar Top Tbk. STTP   X 

24 PT Tunas Baru Lampung Tbk. TBLA     16


(54)

3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas. Dalam penelitian ini membahas tentang kinerja keuangan pada perusahaan telekomunikasi dan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI yang diproksikan dengan rasio profitabilitas yaitu return on

investment (ROI) sebagai variabel dependen.

3.3.2 Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang membantu menjelaskan varians dalam variabel terikat (Sekaran, 2006). Variabel independen dari penelitian ini adalah rasio keuangan yakni: current ratio, debt to equity ratio, debt ratio, total asset turnover, working

capital turnover dan net profit margin.

3.4 Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan beberapa rasio keuangan yakni return on investment, current ratio, debt to equity ratio, debt ratio, total asset turnover,

working capital turnover dan net profit margin.

3.4.1 Return On Investment

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Return on


(55)

investment digunakan sebagai variabel dependen pada penelitian ini. Ada tiga hal pokok yang dapat dilihat dari return on investment, yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas), efisiensi perusahaan dalam mengelola aktiva (assets management) dan kewajiban yang dipakai dalam melakukan usaha (financial leverage). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROI x kali ⋯ ⋯ kali

3.4.2 Current Ratio

Rasio lancar digunakan untuk mengungkapkan jaminan keamanan

(margin of safety) perusahaan terhadap kreditur jangka pendek. Jika

perbandingan utang lancar melebihi aktiva lancarnya maka perusahaan dikatakan mengalami kesulitan melunasi utang jangka pendeknya. Jika rasio lancarnya terlalu tinggi, maka sebuah perusahaan dikatakan kurang efesien dalam mengurus aktiva lancarnya. Apabila rasio 1 : 1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

x % ⋯ ⋯ %

3.4.3 Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total utang

dengan modal sendiri. Besarnya hasil perhitungan debt to equity ratio menunjukkan seberapa besar utang jangka panjang yang dapat dijamin dengan ekuitas saham. Semakin tinggi debt to equity ratio, maka akan


(56)

semakin besar risiko keuangan yang ditanggung perusahaan. Secara sistematis debt to equityratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

x % ⋯ ⋯ %

3.4.4 Debt Ratio

Debt ratio mengukur persentase dana yang disediakan oleh

kreditur terhadap total aktiva total yang dimiliki perusahaan. Besarnya hasil perhitungan debt ratio menunjukkan besarnya total utang yang dapat dijamin dengan total akiva. Semakin tingi debt ratio menunjukkan risiko keuangan yang dihadapi perusahaan semakin tinggi, karena utang membawa konsekuensi beban bunga tetap. Secara sistematis, debt ratio dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

x % ⋯ ⋯ %

3.4.5 Total Asset Turnover

Total asset turnover mengukur perputaran dari semua asset

perusahaan. Besarnya hasil perhitungan total asset turnover menunjukkan tingkat kecepatan seluruh aktiva perusahaan menjadi kas atau piutang. Semakin tinggi total asset turnover, maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan seluruh aktiva yang dimiliki. Secara sistematis,

total asset turnover dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:


(57)

3.4.6 Working Capital Turnover

Working capital turnover digunakan untuk mengukur kemampuan

modal kerja (netto) yang berputar pada suatu periode siklus kas (cash

cycle) yang terdapat di perusahaan. Secara sistematis working capital

turnover dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

x kali ⋯ kali

3.4.7 Net Profit Margin

Net profit margin atau sales margin digunakan untuk mengukur

keuntungan netto atau laba bersih per rupiah penjualan. Semakin besar angka yang dihasilkan, menunjukan kinerja yang semakin baik. Secara sistematis, net profit margin dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:


(58)

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian Variabel Definisi

Operasional Indikator Skala

Return on Investment (ROI) (Y) Perbandingan laba bersih dengan total aktiva.

x kali Rasio

Current Ratio Perbandingan asset lancar dengan kewajiban lancer

x % Rasio

Debt to Equity Ratio Perbandingan total utang dengan total modal pemilik

x % Rasio

Debt Ratio Perbandingan

total hutang dengan total aktiva

x % Rasio

Total Asset Turnover Perbandingan penjualan dengan total aktiva

x kali Rasio

Working Capital Turnover Perbandingan penjualan bersih dengan aktiva lancar dikurangi kewajiban lancer

x kali Rasio

Net Profit Margin

Perbandingan laba bersih seteah pajak dengan penjualan bersih

x % Rasio

3.5 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data laporan keuangan perusahaan. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi, telah


(59)

dikumpulkan, dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi, berupa data-data variabel bebas.

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalan penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari internet www.idx.co.id, yaitu data yang telah diolah dan dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dalam hal ini data keuangan dari tahun 2009-2011. Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka dan bilangan. Sifat data ini adalah data pooling, yaitu kombinasi dari data time series dan data cross section. Penelitian ini mengambil data dari 25 perusahaan Telekomunikasi dan perusahaan Makanan dan Minuman selama periode 3 tahun, yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi laba bersih setelah pajak, aktiva, kewajiban, ekuitas, dan penjualan.

1. Total laba bersih setelah pajak perusahaan tahun 2009-2011 2. Total aktiva tahun 2009-2011

3. Total aktiva lancar perusahaan tahun 2009-2011 4. Total kewajiban lancar perusahaan tahun 2009-2011 5. Total utang perusahaan tahun 2009-2011

6. Total ekuitas perusahaan tahun 2009-2011 7. Total penjualan perusahaan tahun 2009-2011


(60)

3.6 Metode Pengumpulan Data 3.6.1 Studi Pustaka

Mengumpulkan data dan teori yang relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka terhadap literatur dan bahan pustaka lainnya seperti artikel, jurnal buku, dan penelitian terdahulu.

3.6.2 Studi Dokumenter

Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan diperoleh dari www.idx.co.id.

3.7 Metode Analis Data

Metode analis ini digunakan untuk mendapatkan hasil yang pasti dalam mengolah data sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Setelah data dikumpulkan, maka dilakukanlah analisis dari data tersebut. Data tersebut diolah dan diinterpretasikan untuk memperoleh hasil yang yang lebih rinci dalam menjawab permasalahan yang timbul dalam penelitian ini.

Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.


(61)

3.7.1.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual distribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Untuk meningkatkan hasil uji normalitas data, maka peneliti menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov. Dari uji ini dapat dilihat :

1. Nilai Sig. atau signifikansi atau probabilitas < 0,05 maka distribusi data tidak normal,

2. Nilai Sig. atau signifikansi atau probabilitas > 0,05 maka distribusi data normal.

3.7.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan


(62)

melihat nilai VIF dan nilai tolerance di antara variabel independen, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10 maka menunjukkan tidak adanya multikolinieritas di antara variabel independen,

2. Nilai tolerance lebih besar dari 0,10 menunjukkan tidak adanya multikolinearitas di antara variabel independen

3.7.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Deteksi adanya heteroskedastisitas, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Dasar pengambilan keputusan yang dilakukan adalah dengan melihat pola yang dibentuk oleh titik-titik yang terdapat pada grafik scatterplot.

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


(1)

Total Aset Turnover

NO. Nama Perusahaan Kode Tahun

2009 2010 2011

1. Bakrie Telecom Tbk. BTEL 0.23 0.22 8.54

2. Mobile-8 Telecom Tbk. FREN 0.10 0.08 0.07

3. IndosatTbk. ISAT 0.34 0.37 0.39

4. Exelcomindo PratamaTbk. EXCL 0.5 0.6 0.6

5. Telekomunikasi Indonesia

(Persero) Tbk. TLKM 0.66 0.68 0.69

6. Ades Waters Indonesia Tbk ADES 0.75 0.67 0.94

7. PT Cahaya Kalbar Tbk. CEKA 2.10 0.84 1.5

8. PT Delta Djakarta Tbk. DLTA 1.66 1.70 2.00

9. PT Fast Food Indonesia Tbk. FAST 2.35 2.35 2.14

10. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI 1.62 1.57 1.52

11. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN 1.67 2.23 2.95

12. PT Pioneerindo Gourmet

International Tbk PTSP 2.5 2.27 2.19

13. PT Sierad Produce Tbk. SIPD 1.97 1.78 1.52

14. PT Sekar Laut Tbk. SKLT 1.41 1.57 1.52

15. PT SMART Tbk. SMAR 1.39 1.62 2.15

16. PT Tunas Baru Lampung Tbk. TBLA 0.99 0.80 0.87


(2)

Working Capital Turnover

NO. Nama Perusahaan Kode Tahun

2009 2010 2011

1. Bakrie Telecom Tbk. BTEL -9.49 -8.54 -1.29

2. Mobile-8 Telecom Tbk. FREN 0.61 0.23 0.41

3. IndosatTbk. ISAT -3.17 -3.42 -3.82

4. Exelcomindo PratamaTbk. EXCL 3.46 7.55 3.5

5. Telekomunikasi Indonesia

(Persero) Tbk. TLKM -6.32 -9.09 -77.24

6. Ades Waters Indonesia Tbk ADES 3.05 4.90 5.60

7. PT Cahaya Kalbar Tbk. CEKA 3.97 2.77 5.08

8. PT Delta Djakarta Tbk. DLTA 2.64 2.53 2.89

9. PT Fast Food Indonesia Tbk. FAST 0.13 0.12 0.80

10. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI -5.55 -5.15 -4.84

11. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN 7.97 12.49 12.55

12. PT Pioneerindo Gourmet

International Tbk PTSP 39.72 26.08 16.71

13. PT Sierad Produce Tbk. SIPD 7.47 7.24 11.6

14. PT Sekar Laut Tbk. SKLT 6.67 6.91 7.97

15. PT SMART Tbk. SMAR 7.96 9.51 8.57

16. PT Tunas Baru Lampung Tbk. TBLA 242.05 18.10 7.23


(3)

Net Profit Margin (NPM)

NO. Nama Perusahaan Kode Tahun

2009 2010 2011

1. Bakrie Telecom Tbk. BTEL 3.58 0.36 -30.20

2. Mobile-8 Telecom Tbk. FREN -143.58 -372.3 -251.51

3. IndosatTbk. ISAT 16.19 17.38 13.75

4. Exelcomindo PratamaTbk. EXCL 12.31 16.39 14.95

5. Telekomunikasi Indonesia

(Persero) Tbk. TLKM 23.51 22.94 21.51

6. Ades Waters Indonesia Tbk ADES 12.14 14.47 8.63

7. PT Cahaya Kalbar Tbk. CEKA 4.14 4.11 7.73

8. PT Delta Djakarta Tbk. DLTA 10.00 11.5 10.4

9. PT Fast Food Indonesia Tbk. FAST 7.41 6.85 6.91

10. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI 21.07 24.74 27.29

11. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN 5.47 1.39 1.03

12. PT Pioneerindo Gourmet

International Tbk PTSP 4.83 6.37 8.86

13. PT Sierad Produce Tbk. SIPD 1.15 1.68 0.55

14. PT Sekar Laut Tbk. SKLT 4.63 1.5 1.7

15. PT SMART Tbk. SMAR 5.26 6.22 5.63

16. PT Tunas Baru Lampung Tbk. TBLA 9.04 8.4 11.28


(4)

Return on Investment (ROI)

NO. Nama Perusahaan Kode Tahun

2009 2010 2011

1. Bakrie Telecom Tbk. BTEL 0.86 0.08 -6.41

2. Mobile-8 Telecom Tbk. FREN -15.22 -31.26 -19.52

3. IndosatTbk. ISAT 5.78 6.52 5.42

4. Exelcomindo PratamaTbk. EXCL 6.24 10.61 9.07

5. Telekomunikasi Indonesia

(Persero) Tbk. TLKM 11.6 11.5 10.6

6. Ades Waters Indonesia Tbk ADES 9 10 8

7. PT Cahaya Kalbar Tbk. CEKA 8.70 3.48 11.7

8. PT Delta Djakarta Tbk. DLTA 16.64 19.70 20.84

9. PT Fast Food Indonesia Tbk. FAST 17.47 16.14 14.79

10. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI 34.28 38.96 41.56

11. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN 9.17 3.11 3.04

12. PT Pioneerindo Gourmet

International Tbk PTSP 12.08 14.46 19.42

13. PT Sierad Produce Tbk. SIPD 22.54 29.94 0.83

14. PT Sekar Laut Tbk. SKLT 6.52 2.41 2.80

15. PT SMART Tbk. SMAR 7.3 10.1 12.1

16. PT Tunas Baru Lampung Tbk. TBLA 9.0 6.8 9.9


(5)

Tabel Durbin-Watson (DW), α = 5%

   

n

k=6 k=7 k=8 k=9

dL dU dL dU dL dU dL dU 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 0.8680 0.8972 0.9246 0.9505 0.9750 0.9982 1.0201 1.0409 1.0607 1.0794 1.0974 1.1144 1.1307 1.1463 1.1612 1.1754 1.1891 1.2022 1.2148 1.2269 1.2385 1.2497 1.2605 1.2709 1.2809 1.2906 1.3000 1.3090 1.3177 1.3262 2.0125 1.9924 1.9745 1.9585 1.9442 1.9313 1.9198 1.9093 1.8999 1.8913 1.8835 1.8764 1.8700 1.8641 1.8587 1.8538 1.8493 1.8451 1.8413 1.8378 1.8346 1.8317 1.8290 1.8265 1.8242 1.8220 1.8201 1.8183 1.8166 1.8151 0.7840 0.8156 0.8455 0.8737 0.9004 0.9256 0.9496 0.9724 0.9940 1.0146 1.0342 1.0529 1.0708 1.0879 1.1042 1.1198 1.1348 1.1492 1.1630 1.1762 1.1890 1.2013 1.2131 1.2245 1.2355 1.2461 1.2563 1.2662 1.2758 1.2851 2.1441 2.1172 2.0931 2.0715 2.0520 2.0343 2.0183 2.0038 1.9906 1.9785 1.9674 1.9573 1.9480 1.9394 1.9315 1.9243 1.9175 1.9113 1.9055 1.9002 1.8952 1.8906 1.8863 1.8823 1.8785 1.8750 1.8718 1.8687 1.8659 1.8632 0.7015 0.7353 0.7673 0.7975 0.8263 0.8535 0.8794 0.9040 0.9274 0.9497 0.9710 0.9913 1.0107 1.0292 1.0469 1.0639 1.0802 1.0958 1.1108 1.1252 1.1391 1.1524 1.1653 1.1776 1.1896 1.2011 1.2122 1.2230 1.2334 1.2435 2.2801 2.2463 2.2159 2.1884 2.1636 2.1410 2.1205 2.1017 2.0846 2.0688 2.0544 2.0410 2.0288 2.0174 2.0069 1.9972 1.9881 1.9797 1.9719 1.9646 1.9578 1.9514 1.9455 1.9399 1.9346 1.9297 1.9251 1.9208 1.9167 1.9128 0.6213 0.6568 0.6906 0.7227 0.7532 0.7822 0.8098 0.8361 0.8612 0.8851 0.9079 0.9297 0.9505 0.9705 0.9895 1.0078 1.0254 1.0422 1.0584 1.0739 1.0889 1.1033 1.1171 1.1305 1.1434 1.1558 1.1678 1.1794 1.1906 1.2015 2.4192 2.3786 2.3419 2.3086 2.2784 2.2508 2.2256 2.2026 2.1814 2.1619 2.1440 2.1274 2.1120 2.0978 2.0846 2.0723 2.0609 2.0502 2.0403 2.0310 2.0222 2.0140 2.0064 1.9992 1.9924 1.9860 1.9799 1.9743 1.9689 1.9638


(6)

Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05

df untuk penyebut

(N2)

df untuk pembilang (N1)

1 2 3 4 5 6 7 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 161 18.51 10.13 7.71 6.61 5.99 5.59 5.32 5.12 4.96 4.17 4.16 4.15 4.14 4.13 4.12 4.11 4.11 4.10 4.09 4.08 4.08 4.07 4.07 4.06 4.06 199 19.00 9.55 6.94 5.79 5.14 4.74 4.46 4.26 4.10 3.32 3.30 3.29 3.28 3.28 3.27 3.26 3.25 3.24 3.24 3.23 3.23 3.22 3.21 3.21 3.20 216 19.16 9.28 6.59 5.41 4.76 4.35 4.07 3.86 3.71 2.92 2.91 2.90 2.89 2.88 2.87 2.87 2.86 2.85 2.85 2.84 2.83 2.83 2.82 2.82 2.81 225 19.25 9.12 6.39 5.19 4.53 4.12 3.84 3.63 3.48 2.69 2.68 2.67 2.66 2.65 2.64 2.63 2.63 2.62 2.61 2.61 2.60 2.59 2.59 2.58 2.58 230 19.30 9.01 6.26 5.05 4.39 3.97 3.69 3.48 3.33 2.53 2.52 2.51 2.50 2.49 2.49 2.48 2.47 2.46 2.46 2.45 2.44 2.44 2.43 2.43 2.42 234 19.33 8.94 6.16 4.95 4.28 3.87 3.58 3.37 3.22 2.42 2.41 2.40 2.39 2.38 2.37 2.36 2.36 2.35 2.34 2.34 2.33 2.32 2.32 2.31 2.31 237 19.35 8.89 6.09 4.88 4.21 3.79 3.50 3.29 3.14 2.33 2.32 2.31 2.30 2.29 2.29 2.28 2.27 2.26 2.26 2.25 2.24 2.24 2.23 2.23 2.22 242 19.40 8.79 5.96 4.74 4.06 3.64 3.35 3.14 2.98 2.16 2.15 2.14 2.13 2.12 2.11 2.11 2.10 2.09 2.08 2.08 2.07 2.06 2.06 2.05 2.05  


Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI

11 51 23

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 7 37

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013.

1 7 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013.

0 4 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Makanan dan minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014.

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Makanan dan minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014.

0 2 15

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja - Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Perusahaan Telekomunikasi dan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

0 1 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Perusahaan Telekomunikasi dan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

0 0 10

ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 1 11