Etiologi dan Faktor risiko Faktor sosio-demografi

Data epidemiologi OMSK bervariasi, prevalensi tertinggi didapatkan pada anak- anak Eskimo, Indian Amerika, dan Aborigin Australia 7-46. Negara industri seperti Amerika Serikat dan Inggris prevalensinya kurang 1 Chole dan Nason, 2009. Secara umum, prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8 dan pasien OMSK merupakan 25 dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia Aboet, 2007. Tahun 2008 kunjungan baru penderita OMSK sebanyak 208 dengan perbandingan laki-laki dan perempuan hampir sama.

2.2.3. Etiologi dan Faktor risiko

Penyebab utama dari otitis media adalah urutan dari kejadian-kejadian: otitis media akut dimulai oleh adanya infeksi virus yang merusak mucosa siliar pada saluran nafas atas sehingga bakteri patogen masuk dari nasofaring ke telinga tengah melalui tuba Eustachius dengan gerakan mundur retrograde movement. Bakteri-bakteri ini memperoleh respon inflamasi yang kuat dari mukosa telinga tengah sama seperti infiltrasi leukosit. Efusi telinga tengah dihasilkan dari sekresi nasofaring yang memasuki rongga telinga tengah dan dapat juga dihasilkan dari ventilasi yang inadekuat dari telinga tengah. Tekanan telinga tengah yang berkurang akan menyebabkan perkembangan efusi, yang disebut teori hydrops ex vacuo. Posisi tuba Eustachius yang relatif horizontal pada anak juga meningkatkan kerentanan anak untuk terjadinya refluks sekresi dari nasofaring ke telinga tengah Chole dan Nasun,2009. Faktor risiko terhadap terjadinya OMSK dapat dibedakan menjadi faktor risiko berdasarkan klinis dan faktor risiko berdasarkan sosio-demografi. Berdasarkan klinis antara lain infeksi saluran nafas atas, alergi, adenoid, malnutrisi dan gastro-esofageal refluks, sedangkan berdasarkan sosio-demografi antara lain sosio-ekonomi rendah, tinggal dalam rumah yang penuh sesak, memasak dengan kayu bakar, pusat penitipan anak, paparan asap rokok, minum susu botol dan lain-lain Lasisi et al, 2007. Universitas Sumatera Utara

2.2.4. Faktor sosio-demografi

Faktor sosio-demografi berperan dalam mempengaruhi risiko berkembangnya otitis media. Begitu banyak laporan epidemiologi yang mengindikasikan otitis media dan efusi telinga tengah memiliki kejadian yang cukup tinggi di musim dingin dan lebih rendah di musim semi di kedua hemisphere. Infeksi saluran nafas atas sering timbul di musim dingin, dan virus pada saluran nafas dapat diisolasi dari cairan telinga tengah pada 19 anak-anak dengan otitis media akut Kong dan Coates, 2009. Didapatkan peningkatan kejadian di rumah yang penuh sesak padat penghuni dan jumlah anggota keluarga yang banyak, hal ini dikenal dengan “mini-epidemik” pada otitis media Kong dan Coates, 2009. Jacoby et al dalam Kalgoorlie Otitis Media Researches Project mendapatkan perokok pasif meningkatkan risiko otitis media pada anak-anak Aborigin dan non- Aborigin yaitu sebanyak 64. Penelitian lain oleh Uhari mendapatkan risiko yang meningkat 60 pada OMA rekuren dan otitis media efusi kronis yang penderitatuanya merokok RR 1,66; 95 CI, 1,33-2,06 Kong dan Coates, 2009. Hampir sama yang didapatkan Ilicali et al 1999, pada kelompok kasus terpapar asap dengan rata-rata 19,6 batang rokok perhari dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan rata-rata 14,4 batang rokok perhari P0,004. Didapatkan hubungan yang signifikan pada ibu yang merokok P0,001. ASI memberikan efek protektif untuk terjadinya infeksi telinga tengah yang berhubungan dengan proses imunitas yang dimiliki ASI; dari penelitian Uhari didapatkan anak yang mendapatkan ASI setidaknya selama 3 bulan akan mengurangi risiko otitis media sebanyak 13 RR, 0,87; 95 CI, 0,79-0,95 Kong dan Coates, 2009. Universitas Sumatera Utara Status sosio-ekonomi rendah dengan akses yang terbatas ke tempat pelayanan kesehatan kemungkinan sebagai faktor yang berhubungan dengan otitis media Kong dan Coates, 2009, juga tergantung pada infrastruktur sosial secara keseluruhan dan fasilitas kesehatan di daerah tempat tinggalnya Uddin et al, 2008. Perlu perhatian mendalam terhadap perbaikan pembangunan perumahan dan akses aliran air bersih, nutrisi, kualitas pelayanan kesehatan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat, dimana hal-hal tersebut akan meningkatkan kualitas kesehatan sehingga anak-anak dari status ekonomi rendah mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik Uddin et al, 2008. Penelitian Akinpelu et al 2007 di Nigeria terhadap 160 penderita OMSK mendapatkan faktor predisposisi antara lain yang berhubungan dengan masalah malnutrisi, tempat tinggal kumuh dan imunisasi yang tidak lengkap sebanyak 66 penderita 41,3. Hubungan antara perilaku dan kebiasaan Hasil dari wawancara prepartum memperlihatkan 90 perempuan mengetahui gejala dan tanda otitis media, 73 responden percaya bahwa merokok disekitar anak meningkatkan risiko mendapat infeksi telinga. Meskipun begitu hanya 15 responden yang memberikan susu formula, dan 24 menitipkan anak di pusat penitipan anak. Menurut data terjadi peningkatan otitis media, 46 mengakui bahwa infeksi telinga adalah kejadian normal dari kehidupan anak, hanya 7 setuju bahwa otitis media tidak perlu dikuatirkan. Setelah 2 minggu dilakukan wawancara ulang, sebanyak 90 perempuan setuju bahwa ada cara untuk mencegah otitis media, namun tidak merubah caranya menyusui Universitas Sumatera Utara dan kebiasaannya merokok. Sedangkan 80 setuju merokok mempengaruhi otitis media pada anak namun hal itu juga tidak merubah caranya Uddin et al, 2008.

2.2.4. Klasifikasi