96
diperoleh kemudian. Minat tidak timbul sendiri, ada unsur kebutuhan, unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengerahan perasaan, seleksi dan
kecenderungan hati.
b. Angket Pengukur Minat Belajar Sejarah
Minat juga memiliki fungsi dalam belajar lebih besar sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat
terhadap pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar. Berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran. Mereka hanya tergerak untuk mau
belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar seorang siswa harus mempunyai minat
terhadap pelajaran sehingga akan mendorong siswa untuk terus belajar. Minat belajar dinilai juga saat pembelajaran menggunakan metode lawatan sejarah.
Maka dari itu perlu pengukuran yang lebih lanjut menggunakan angket atau Kuesioner. Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Cara merujuk pada sesuatu yang abstrak, tetapi dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan
penggunaannya, salah satunya kuesioner. Angket merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung
melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan. Angket merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar
pertanyaanpernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Husein Umar, 1998:49.
97
Angket yang digunakan merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain peserta didik dengan maksud agar orang yang diberikan tersebut bersedia
memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Angket yang digunakan adalah Angket tertutup yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga responden tinggal memberikan tanda centang V pada kolom atau tempat yang sesuai. Ini akan terlihat ketika diberikan angket setelah melakukan penerapan
metode lawatan sejarah di Kota Tua Semarang. Berikut merupakan contoh angket yang digunakan : Tabel 2 : Daftar Pertanyaan Angket Penelitian
No Pertanyaan Penilaian
Baik Cukup Kurang 1
Bagaimana fasilitas pendukung pembelajaran sejarah yang ada di
kelas?
2 Bagaimana proses pembelajaran
sejarah di kelas? 3
Bagaimana cara penyampaian materi sejarah oleh guru di kelas?
4 Bagaimana kehadiaran metode
lawatan sejarah? 5
Bagaimana pemahaman siswa ketika belajar di objek sejarah?
6 Bagaimana keaktifan ketika
melakukan lawatan sejarah? 7
Bagaiamana perhatian anada kepada guru yang mengajak belajar ke Kota
Lama Semarang?
8 Bagaimana kemampuan anda dalam
menguasai materi? 9
Bagaimana minat belajar sejarah anda setelah lawatan sejarah?
10 Bagaimana manfaat lawatan jika
diterapkan secara berkala?
98
Berdasarkan angket yang dibagikan kepada kelas XI IPA 3 dan XI IPA 5 di SMA N 3 Semarang sebanyak 65 angket memperoleh hasil 90 tertarik sebagaian
berargumen baik terhadap respon pembelajaran metode lawatan sejarah yang diterapkan. Minat belajar sejarah menjadi bertambah. Metode pengajaran seperti ini
merupakan hasil dari perjuangan para guru yang telah berhasil membuat jalan baru bagi kita untuk melakukan penelitian. Beberapa praktik ini menjadi sasaran kajian
formal, diteliti dan dipoles sehingga manjadi metode-metode yang dapat kita gunakan dalam mengembangkan skill-skill profesional untuk tugas-tugas pengajaran. Metode
lawatan sejarahlah yang menjadi salah satu daya tarik bagi siswa.
4. Materi Pembelajaran Sejarah Masa Kolonial