Berdasarkan Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menyebutkan: Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut
dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, danatau hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai desa
adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, pemberdayaan masyrakat.
Berdasarkan pengertian di atas maka dinyatakan bahwa desa adalah suatu
wilayah yang memiliki kewenangan untuk mengurus dan mengatur kepentingan masyarakatnya sesuai dengan kondisi dan sosial budaya
setempat. Desa memiliki otonomi asli dan sangat strategis sehingga memerlukan perhatian yang seimbang terhadap penyelenggaraan otonomi
daerah. Karena dengan otonomi desa yang kuat akan mempengaruhi perwujudan otonomi daerah.
3. Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa menurut HAW. Widjaja 2003 : 3, penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan sistem penyelenggaran pemerintah,
sehingga desa kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan menyatakan.
Kepala desa
bertanggung jawab
kepada Badan
Permusyawaratan Desa BPD dan menyampaikan laporan pelaksaanan tersebut kepada Bupati.
Menurut Tumpal P. Saragih 2000:71menyatakan: “Pengertian pemerintah desa terdiri atas pemerintah desa dan Badan
Permusyawaratan Desa BPD. Pemerintah desa terdiri dari atas kepala desa atau disebutkan dengan nama lain dan perangkat desa.
Kepala desa dapat disesuaikan dengan kondisi sosial budaya desa
tersebut”. Pemerintahan Desa menurut Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 6
tahun 2014 tentang Desa adalah: Pemerintahan desa menyebutkan bahwa Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa, menyebutkan Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggaran Pemerintahan Desa. Susunan pemerintahan desa terdiri dari pemerintah dan desa BPD. Pemerintah desa dipimpin oleh kepala desa
yang dibantu oleh sekretaris desa dan perangkat desa yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Desa.
Sedangkan anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan
berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga,
pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. BPD memiliki fungsi mengayomi adat istiadat,
membuat peraturan desa, menampung dan menyalurkan aspirasi