Pendekatan Masalah Penetuan Responden

buku-buku, makalah yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi ini. c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk ataupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, terdiri dari literatur-literatur, media massa, dan lain-lain.

C. Penetuan Responden

Responden merupakan sejumlah objek yang jumlahnya kurang dari populasi. Pada sampel penelitiannya diambil dari beberapa orang populasi secara “purposive sampling” atau penarikan sampel yang bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek berdasarkan pada tujuan tertentu. 51 Adapun Responden dalam penelitian ini sebanyak 4 empat orang, yaitu : Dalam penelitian ini diambil responden sebanyak 4 orang, yaitu : 1. Pembimbing Kemasyarakatan Subsie Bimbingan Klien Anak pada Balai Pemasyarakata Bandar Lampung : 1 Orang 2. Hakim Pada Pengadilan Negeri Tanjung Karang : 1 Orang 2. Jaksa Pada Kejaksaan Negeri Wilayah Hukum Bapas Bandar Lampung : 1 Orang 3. Dosen Bagian Hukum Pidana Pada Fakultas Hukum Universitas Lampung : 1 orang Jumlah : 4 orang 51 Tri Andrisman. Hukum Acara Pidana. Bandarlampung, Universitas Lampung. 2010, hlm. 125

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Prosedur Pengumpulan Data

a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan terlebih dahulu mencari dan mengumpulkan buku-buku literatur yang erat hubungannya dengan permasalahan yang sedang dibahas sehingga dapat mengumpulkan data sekunder dengan cara membaca, mencatat, merangkum untuk dianalisa lebih lanjut. b. Studi Lapangan Studi Lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan wawancara interview yaitu sebagai usaha mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan. Teknik wawancara dilakukan secara langsung dan terbuka kepada narasumber.

2. Prosedur Pengolahan Data

Keseluruhan Data yang telah diperoleh, baik dari kepustakaan maupun penelitian lapangan kemudian diproses, diteliti kembali dan disusun kembali secara seksama. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat kesalahan- kesalahan dan kekeliruan-kekeliruan serta belum lengkap dan lain sebagainya, terhadap data yang telah diperoleh. Pengelolahan data yang dilakukan dengan cara a. Seleksi Data Data yang telah dikumpulkan baik data sekunder maupun data primer, dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah data yang dibutuhkan tersebut sudah cukup dan benar. b. Klasifikasi Data Data yang sudah terkumpul dikelompokkan sesuai dengan jenis dan sifatnya agar mudah dibaca selanjutnya dapat disusun secara sistematis. c. Sistematisasi Data Data yang sudah dikelompokan disusun secara sistematis sesuai dengan pokok permasalahan konsep dan tujuan penelitian agar mudah dalam menganalisis data.

E. Analisis Data

Proses analisis data adalah usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal pembinaan dan hal-hal yang diperoleh dari suatu penelitian pendahuluan. Dalam proses analisis rangkaian data yang telah disusun secara sistematis dan menurut klasifikasinya, diuraikan, dianalisis secara kualitatif dengan cara merumuskan dalam bentuk uraian kalimat, sehingga merupakan jawaban. Pada pengambilan kesimpulan dan hasil analisis tersebut penulis berpedoman pada cara berfikir induktif, yaitu cara berfikir dalam mengambil kesimpulan atas fakta-fakta yang bersifat khusus lalu diambil kesimpulan secara umum.

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian terhadap peran Balai Pemasyarakatan dalam pengawasan terhadap anak yang dijatuhi pidana bersyarat pada Balai Pemasyarakatan Klas II Bandar Lampung, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Peran Balai Pemasyarakatan dalam pengawasan terhadap anak yang dijatuhi pidana bersyarat yang dapat dilakukan adalah peranan secara faktual, yaitu peranan yang dilakukan didasarkan pada kenyataan secara kongkrit di lapangan. Pengawasan yang dilakukan oleh Bapas pada dasarnya dapat dibagai menjadi dua, yakni : pengawasan umum dan pengawasan khusus. Maksud dari pengawasan umum ialah pengawasan yang dilakukan Pembimbing Kemasyarakatan secara langsung kepada terpidana, sedangkan pengawasan khusus ini dalam bentuk pemberian bantuan kepada terpidana dalam memenuhi syarat – syarat khusus. Pengawasan umum bersifat keharusan dalam menjalaninya, sedangkan pengawasan khusus bersifat tidak harus dilakukan, sepanjang tidak melanggar aturan atau norma yang berlaku. Klien anak yang dijatuhi pidana bersyarat dikenakan wajib lapor sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan. Apabila yang bersangkutan

Dokumen yang terkait

ABSTRAK PERANAN BALAI PEMASYARAKATAN DALAM PEMBINAAN ANAK YANG BERMASALAH DENGAN HUKUM (Studi pada Balai Pemasyarakatan Bandar Lampung)

0 20 231

PELAKSANAAN PEMBIMBINGAN DAN PENGAWASAN ANAK PADA PIDANA BERSYARAT (Studi di Balai Pemasyarakatan Klas I Semarang dan Kejaksaan Negeri Semarang)

2 14 148

PERAN BALAI PEMASYARAKATAN KELAS 1 YOGYAKARTA DALAM MENJALANKAN PROGRAM BIMBINGAN TERHADAP ANAK PIDANA YANG MENDAPATPEMBEBASAN BERSYARAT.

0 2 17

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI PERAN BALAI PEMASYARAKATAN KELAS 1 YOGYAKARTA DALAM MENJALANKAN PROGRAM BIMBINGAN TERHADAP ANAK PIDANA YANG MENDAPATPEMBEBASAN BERSYARAT.

0 3 14

BAB 1 PENDAHULUAN PERAN BALAI PEMASYARAKATAN KELAS 1 YOGYAKARTA DALAM MENJALANKAN PROGRAM BIMBINGAN TERHADAP ANAK PIDANA YANG MENDAPATPEMBEBASAN BERSYARAT.

1 7 19

PENUTUP PERAN BALAI PEMASYARAKATAN KELAS 1 YOGYAKARTA DALAM MENJALANKAN PROGRAM BIMBINGAN TERHADAP ANAK PIDANA YANG MENDAPATPEMBEBASAN BERSYARAT.

0 3 4

PERAN BALAI PEMASYARAKATAN DALAM PEMBIMBINGAN TERHADAP ANAK NAKAL DI BALAI PEMASYARAKATAN SURAKARTA

1 16 78

PERAN BALAI PEMASYARAKATAN DALAM PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Peran Balai Pemasyarakatan Dalam Pemberian Pembebasan Bersyarat Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (Studi Di Balai Pemasyarakatan Klas Ii Pekalongan).

0 1 12

PENDAHULUAN Peran Balai Pemasyarakatan Dalam Pemberian Pembebasan Bersyarat Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (Studi Di Balai Pemasyarakatan Klas Ii Pekalongan).

0 1 15

PERAN BALAI PEMASYARAKATAN DALAM PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Peran Balai Pemasyarakatan Dalam Pemberian Pembebasan Bersyarat Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (Studi Di Balai Pemasyarakatan Klas Ii Pekalongan).

0 1 18