Pengertian Perlindungan Anak, Tinjauan umum tentang Pidana Bersyarat, serta Pengertian Sistem Peradilan Pidana Anak.
III. METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang langkah-langkah atau cara-cara yang dipakai dalam rangka pendekatan masalah, sumber dan jenis data, penentuan responden,
prosedur pengumpulan dan pengolahan data dan analisis data.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan hasil dari penelitian tentang berbagai hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yang akan dijelaskan tentang peran balai
pemasyarakatan dalam pengawasan terhadap anak yang dijatuhi pidana bersyarat dan faktor
– faktor yang menghambat peran balai pemasyarakatan dalam pengawasan terhadap anak yang dijatuhi pidana bersyarat.
V. PENUTUP
Bab ini memuat simpulan dari kajian penelitian yang menjadi fokus bahasan Peran dan faktor
– faktor penghambat yang dialami Balai Pemasyarakatan dalam pengawasan terhadap anak yang dijatuhi pidana bersyarat serta saran-saran
penulis dalam kaitannya dengan masalah yang dibahas.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Balai Pemasyarakatan
1. Pengertian Balai Pemasyarakatan Balai Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut BAPAS merupakan pranata untuk
melaksanakan bimbingan Klien Pemasyarakatan. Hal tersebut tertuang pada Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
Pengertian Klien Pemasyarakatan sendiri menurut Pasal 1 angka 9 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan adalah seseorang yang
berada dalam bimbingan BAPAS.
Pasal 1 angka 24 Undang-undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak SPPA memberi
kan pengertian bahwa “Balai Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut Bapas adalah unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang
melaksanakan tugas dan fungsi penelitian kemasyarakatan, pembimbingan, pengawasan, dan pendampingan”
Pembimbingan dan pengawasan yang dilakukan oleh BAPAS merupakan bagian
dari suatu Sistem Pemasyarakatan yang diselenggarakan dalam rangka membentuk warga binaan pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya,
menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana