2.3 Lingkungan Kerja
2.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan kerja yang menyenangkan memiliki kecenderungan
mempengaruhi peningkatan kinerja. Untuk meningkatkan kinerja pegawai agar lebih baik perlu ditunjang adanya lingkungan kerja yang mendukung.
Menurut N itisemito 2004:66, “Lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar pegawai yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan
”. Dengan lingkungan yang bersih akan menimbulkan rasa senang dan rasa senang ini dapat
mempengaruhi seseorang untuk bekerja lebih bersemangat dan lebih bergairah. Menurut Supardi Ekaningsih 2012:22
,“Lingkungan kerja merupakan keadaan sekitar tempat kerja baik secara fisik maupun non
fisik yang dapat memberikan kesan menyenangkan, menentramkan, dan kesan betah bekerja
”. Sedangkan menurut Buchori Zainun Jemmi Bernardi K dan Ern
awati, 2010:13, “Kinerja pegawai ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan luar dan iklim organisasi
”.
Berdasarkan pengertian dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah keadaan sekitar tempat kerja
baik secara fisik maupun non fisik yang dapat mempengaruhi dimana karyawan melakukan aktivitas pekerjaan.
2.3.2 Jenis-Jenis Lingkungan Kerja Ketidak nyamanan saat bekerja merupakan kondisi yang sangat
tidak baik bagi tenaga kerja dalam beraktivitas, karena pekerja akan melakukan aktivitasnya yang kurang optimal dan akan menyebabkan
lingkungan kerja yang tidak bersemangat dan membosankan, sebaliknya apabila kenyamanan kerja tercipta saat pekerja melakukan aktivitasnya
maka pekerja akan melakukan aktivitasnya dengan optimal, dikarenakan kondisi lingkungan pekrjaan yang sangat baik dan mendukung serta akan
memberikan kepuasan kerja tersendiri bagi pegawai. Menurut Sedarmayanti 2001:21 secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi
menjadi 2 yaitu: 1. Lingkungan Kerja Fisik
a. Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan karyawan seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya.
b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia,
misalnya: temperatur,
kelembaban, sirkulasi
udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap,
warna, dan lain-lain. Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik
terhadap karyawan, maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik dan tingkah lakunya,
kemudian digunakan sebagai dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.
2. Lingkungan Kerja Non Fisik Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang
terjadi yang berakibat dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun
hubungan dengan bawahan. 2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh
suatu kondisi lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara
optimal, sehat, aman, dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi,
keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem
kerja yang efisien. Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu
kondisi lingkungan kerja.
Untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang baik sesuai dengan kebutuhan pegawai yang dapat meningkatkan semangat kerja
pegawai, ada faktor-faktor yang membentuknya. Menurut Ahwari Ekaningsih, 2012:22 faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja,
yaitu:
1. Pelayanan pegawai: a. Pelayanan makanan,
b. Pelayanan kesehatan, c. Penyediaan kamar mandi dan kamar kecil,
2. Kondisi kerja, meliputi: a. Penerangan,
b. Suhu udara, c. Suara bising,
d. Penggunaan warna, e. Ruang gerak yang diperlukan,
f. Keamanan kerja, 3. Hubungan pegawai
Lingkungan kerja yang memenuhi syarat sebagaimana di atas dapat membuat pegawai merasa nyaman, betah bekerja dan memiliki
gairah kerja yang bertambah sehingga dapat meningkatkan kinerja. 2.3.4 Indikator Lingkungan Kerja
Menurut Sedarmayanti Donni Juni Priansa dan Agus Garindra,
2013:131 indikator lingkungan kerja, yaitu:
1. Penerangan Cahaya Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi
pegawai guna keselamatan dan kelancaran kerja, oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan yang terang tetapi tidak
menyilaukan. Cahaya
yang kurang
jelas mengakibatkan
penglihatan menjadi kurang jelas, sehingga pekerjaan akan terhambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya
menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit tercapai.
2. Suhu Udara Udara disekitar tempat kerja dikatakan kotor apabila kadar
oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang tidak sedap sehingga berbahaya
bagi kesehatan tubuh. Udara yang sejuk dan segar dalam bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah
bekerja. 3. Suara bising
Suara bising dari bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga ternyata membawa masalah. Karena getaran yang
dihasilkan oleh bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak pendengaran, menimbulkan kesalahan komunikasi
dan menyebabkan gangguan pada anggota tubuh yang dapat berakibat vatal seperti: mata, telinga, syaraf, otot dan lain-lain.
4. Keamanan kerja Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja,
dapat memanfaatkan tenaga satuan petugas keamanan SATPAM.
5. Hubungan Pegawai Lingkungan kerja yang menyenangkan bagi pegawai
melalui pengikatan hubungan yang harmonis dengan atasan, rekan kerja, maupun bawahan serta didukung oleh sarana dan prasarana
yang memadai yang ada di tempat bekerja akan membawa dampak yang positif bagi pegawai, sehingga kinerja pegawai dapat
meningkat.
2.4 Fasilitas