PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESA DI KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESA DI KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI ARTIKEL
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN
KERJA TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESA DI KECAMATAN GUNUNG
TUJUH KABUPATEN KERINCI
1
2
2 Yandi, Dahnil Djohar, Surya Dharma
1 Mahasiswa Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen
2 Dosen Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen
Universitas Bung Hatta
email : [email protected]
ABSTRACT
This study aims to identify and analyze the influence of leadership style task behavior, behavioral
relationships, organizational culture and job satisfaction on the performance of employee in
Gunung Tujuh Kerinci region. This study design is the design of causality. The population in this
study is a employee in Gunung Tujuh Kerinci region totaling 91 person. Data collection was
performed by the method of census (population = sample). Data collection techniques used were
the questionnaire method immediately closed. The data analysis technique is linear regression. The
research found that: 1) style of leadership behaviors task significant positive effect on the
performance of the village. 2) The style of leadership behavior relationships significant positive
effect on the performance of the village. 3) Cultural organizations do not have a significant effect
on the performance of the village. 4) Job satisfaction significant positive effect on the performance
of village
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan perilaku tugas, perilaku hubungan, budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Desain penelitian ini merupakan desain kausalitas. Populasi dalam penelitian ini adalah perangkat desa di wilayah kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci yang berjumlah 91 pegawai yang terdiri dari Sekretaris Desa, Kepala Dusun dan Kepala Urusan. Pengambilan data dilakukan dengan metode sensus (populasi = sampel). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket (kuesioner) langsung tertutup. Teknik analisis data adalah regresi linear berganda. Penelitian ini menemukan bahwa : 1) Gaya kepemimpinan perilaku tugas berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perangkat desa. 2) Gaya kepemimpinan perilaku hubungan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perangkat desa. 3) Budaya organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perangkat desa di. 4) Kepuasan kerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perangkat desa.
A. Pendahuluan lama semakin komplek. Organisasi
Pentingnya sumber daya manusia dalam melakukan persaingan tak hanya melalui asset organisasi saat ini sudah tidak bisa diragukan fisik melainkan juga melalui asset lagi. Kunci keberhasilan organisasi terletak pengetahuan yang diperoleh dari kemampuan pada keinginan organisasi untuk memiliki sumber daya manusia dalam organisasi keunggulan bersaing (competitive adventage) tersebut. yang sangat tergantung pada kualitas sumber Indonesia sebagai negara sedang daya manusia yang dimiliki. Terlebih-lebih berkembang masih belum siap untuk ketika tantangan yang dirasakan semakin menghadapi persaingan global, terutama dalam hal mutu sumber daya manusia sehingga menuntut kepada pemerintah yang bersangkutan untuk lebih memperhatikan peningkatan kualitas SDM ini di masa mendatang. Tuntutan ini merupakan beban yang sangat berat, apalagi di masa keadaan sekarang ini dimana Indonesia dalam keadaan ekonomi yang kurang menentu mengakibatkan terjadinya disintegrasi bangsa, sehingga pemerintah belum sepenuhnya optimal memperhatikan kualitas seumber daya manusia yang dimiliki.
Awal terbentuknya sebuah desa di masa lalu sangatlah unik karena tidak terlepas dari potensi yang ada pada saat itu dan teknologi yang mereka miliki, misalnya dari yang bersifat nomaden kemudian menetap di suatu tempat dengan mengelompok yang disebut
pradesa , kemudian berkembang sesuai
dengan perkembangan teknologi dan potensi yang ada pada desa. Desa sebagai kesatuan masyarakat memiliki kesamaan tiga hal yang dalam bahasa Jawa adalah : rangka (wilayah), darah (satu keturunan), dan wilayah (ajaran/ adat istiadat) dan ini merupakan sebuah modal/potensi yang dikembangkan untuk terbentuknya sebuah desa.
Sesuai dengan Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa Pasal 25 bahwa Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan yang dibantu oleh perangkat Desa atau yang disebut dengan nama lain. Dalam ilmu manajemen pembantu pimpinan disebut staf. Staf professional diartikan sebagai pegawai yntu pimpinan yang memiliki keahlian dalam bidangnya, bertanggungjawab, dan berperilaku professional dalam menjalankan tugasnya. Selanjutnya pada pasal 26 disebutkan; Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Perangkat Desa adalah pembantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sangat dibutuhkan Perangkat Desa yang memiliki kinerja yang tinggi dalam melaksanakan tugas agar dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
Menurut Rivai dan Sagala (2009:548) bahwa kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan peranannya dalam organisasi. Tinggi rendahnya kinerja pegawai tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor. Robbins (2006:275) menyatakan bahwa performance atau kinerja berhubungan dengan individual
variable dan situational variable. Individual
variabel mencakup sikap, karakteristik kepribadian, karakteristik fisik, motivasi kerja, usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, dan personal variabel lainnya.
Situasional variabel terdiri dari physical dan job variable , serta organisasional variabel
antara lain: metode kerja, kepuasan kerja, lingkungan kerja, kepemimpinan, karakter organisasi, pelatihan dan supervisi, insentif/kompensasi, budaya organisasi.
Faktor pertama yang diidentifikasikan berpengaruh pada kinerja adalah kepemimpinan. Rivai dan Sagala (2009:51) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan salah satu motor penggerak untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas. Salah satu bentuk kepemimpinan yang baik adalah pegawai akan berusaha menyelesaikan tugasnya dengan baik sehingga dapat menghasilkan kinerja yang tinggi dalam menyelesaikan tugasnya. Dampaknya adalah pegawai akan bekerja secara maksimal untuk membuktikan dan menunjukkan kinerja yang tinggi kepada atasan maupun rekan sejawat dan pegawai akan berlomba-lomba dalam meningkatkan kinerjanya.
Kepemimpinan sangat diperlukan bagi suatu organisasi dalam menentukan kemajuan dan kemunduran organisasi, serta tidak ada organisasi yang dapat maju tanpa kepemimpinan yang baik. Tanpa kepemimpinan, organisasi hanyalah merupakan kumpulan orang-orang yang tidak teratur dan kacau balau. Kepemimpinan akan merubah sesuatu yang potensial menjadi kenyataan. Dengan demikian keberadaan kepemimpinan dalam organisasi adalah sangat penting dalam mencapai tujuan dan kemajuan organisasi.
Faktor yang sangat mendukung kepemimpinan Kepala Desa dalam meningkatkan kinerja pegawai pemerintah desa dapat dilihat dari cara Kepala Desa tersebut memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh para pegawainya, untuk dapat lebih meningkatkan kinerjanya agar dapat mencapai tujuan organisasi yang diinginkan. Kepala Desa yang dapat memahami dan mengerti akan kebutuhan yang dibutuhkan oleh para pegawainya, membuat para pegawai dapat meningkatkan kinerjanya secara maksimal
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa adanya kepemimpinan yang dapat meningkatkan keahlian, pengetahuan dan perubahan sikap pegawai tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Namun berdasarkan pengamatan di lapangan diketahui bahwa pimpinan kurang baik dalam menjalankan fungsinya sehingga sering terjadi konflik antara pimpinan dengan bawahan sehingga pada gilirannya membuat kinerja pegawai menjadi rendah dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Faktor berikutnya yang diidentifikasikan berpengaruh pada kinerja adalah budaya organisasi. Secara teoritis, budaya organisasi tidak lepas dari strategi organisasi, termasuk visi dan misi organisasi itu sendiri dan merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi strategi. Budaya ini berkaitan erat dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku oleh pegawai dalam melakukan pekerjaannya. Budaya yang kuat merupakan landasan kinerja suatu organisasi. Jika terdapat budaya yang tidak kondusif dalam suatu organisasi maka mungkin dapat mempengaruhi pegawai dalam melakukan aktivitasnya dan secara langsung mempengaruhi kinerja masing-masing pegawai (Moeljono & Sudjatmiko, 2007:92).
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai adalah kepuasan kerja. Robbins (2006:184) mengemukakan bahwa kepuasan kerja yang dirasakan oleh pegawai merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Apabila pegawai merasakan kepuasan kerja yang tinggi dalam melaksanakan tugas tentunya akan memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kinerja pegawai.
Kepuasan kerja merupakan masalah strategis, karena tidak terpenuhinya kepuasan kerja akan berdampak pada hasil kerja yang kurang baik, dengan kualitas rendah dan target tidak terpenuhi dan akhirnya kepuasan masyarakat akan berkurang. Menciptakan kinerja aparat pemerintahan desa yang baik tidaklah mudah karena kinerja yang baik tercipta jika variabel – variabel yang mempengaruhinya antara lain kepemimpinan, budaya organisasi dan kepuasan kerja berjalan dengan baik dan diterima oleh semua karyawan di dalam suatu organisasi.
Kepuasan kerja pada perangkat desa menjadi perhatian khusus bagi pemerintah yang akan berpengaruh pada kinerja. Pada dasarnya seseorang dalam bekerja akan merasa nyaman dan tinggi kesetiannya dimana dia bekerja jika dalam bekerjanya memperoleh kepuasan kerja sesuai dengan apa yang di inginkannya. Apabila perangkat desa memiliki kepuasan yang tinggi dalam melaksanakan tugas tentunya akan meningkatkan kinerja perangkat desa dalam melaksanakan tugas.
Kinerja para pegawai pemerintah Desa di Kecamatan Gunung Tujuh, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai abdi masyarakat, yang membantu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat belum dilaksanakan secara maksimal. Hal ini disebabkan karena ketidaksiapan dan juga kemampuan para perangkat desa belum dimiliki secara obyektif
B. Metodologi Penelitian
Desain penelitian ini merupakan desain kausalitas. Populasi dalam penelitian ini adalah perangkat desa dari 13 desa di wilayah kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci yang berjumlah 91 pegawai yang terdiri dari Kabupaten Kerinci adalah sebesar 42% dan sisanya sebesar 58% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk ke dalam model penelitian.
3. Nilai koefisien regresi dari variabel gaya kepemimpinan perilaku tugas (X
1a
Sekretaris Desa, Kepala Dusun dan Kepala Urusan. Pengambilan data dilakukan dengan metode sensus (populasi = sampel). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket (kuesioner) langsung tertutup.
Teknik analisis data adalah regresi linear berganda.
) sebesar 0,153 dengan nilai signifikansi sebesar 0,035. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan alpha (
C. Pengujian Hipotesis Penelitian
Dari hasil pengolahan data untuk analisis regresi linear berganda diketahui terlihat nilai koefisien regresi masing-masing variabel. Nilai koefisien regresi masing-masing variabel dapat tuliskan ke dalam persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = a + b
Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan alpha (
1b
) sebesar 0,201 dengan nilai signifikansi sebesar 0,022. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan alpha (
α
= 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,022 > 0,05). Hal ini berarti gaya kepemimpinan perilaku hubungan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Dengan demikian hipotesis kedua diterima pada tingkat kepercayaan 95%.
5. Nilai koefisien regresi variabel budaya organisasi (X
2 ) adalah sebesar -0,018 dengan nilai signifikansi sebesar 0,148.
α
= 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,035 < 0,05). Hal ini berarti gaya kepemimpinan perilaku tugas berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Dengan demikian hipotesis pertama diterima pada tingkat kepercayaan 95%.
= 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih besar dari alpha (0,148 > 0,05). Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang positif budaya organisasi terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Dengan demikian hipotesis ketiga ditolak pada tingkat kepercayaan 95%.
6. Nilai koefisien regresi variabel kepuasan kerja (X
3
) adalah sebesar 0,491 dengan nilai signifikansi sebesar 0,024. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan alpha (
α
= 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,024 < 0,05). Hal ini berarti terdapat pengaruh
4. Nilai koefisien regresi dari variabel gaya kepemimpinan perilaku hubungan (X
α
- 0,018 1,462 0,148 Kepuasan Kerja (X 3 ) 0,491 2,309 0,024 F hitung = 14,488 F Sig. = 0,000 R Square =
- b
- b
- e
- b
Nilai koefisien pada persamaan regresi berganda di atas dapat diartikan sebagai berikut:
2 X 1b
3 X
2
4 X
3
Y = 1,002+0,153X 1a +0,201X 1b -0,018X 2 +0,491X 3 + e
1 X 1a
Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis regresi linear berganda ditampilkan pada tabel berikut ini :
α
= 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikan yang digunakan (0,00 < 0,05). Hal ini berarti model yang dihasilkan adalah prediktor yang valid.
2. Nilai R
2 (R-Square) adalah sebesar 0,420,
hal ini berarti besarnya pengaruh gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh yang signifikan positif kepuasan kerja terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Dengan demikian hipotesis keempat diterima pada tingkat kepercayaan 95%.
Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variabel Bebas Koefisien regresi t hitung sig Konstanta (a) 1,002 - - Gaya kepemimpinan perilaku tugas (X 1a ) 0,153 2,142 0,035 Gaya kepemimpinan perilaku hubungan (X 1b ) 0,201 2,336 0,022 Budaya organisasi (X 2 )
1. Nilai F hitung sebesar 14,488 dengan signifikansi sebesar 0,000. Jika dibandingkan dengan alpha (
P engaruh Gaya Kepemimpinan Perilaku Tugas Terhadap Kinerja
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama diketahui bahwa gaya kepemimpinan perilaku tugas berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Semakin baik gaya kepemimpinan perilaku tugas kepala desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci tentunya akan semakin tinggi pula kinerja perangkat desa dalam melaksanakan tugas.
Temuan penelitian ini membuktikan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan perilaku tugas secara positif. Artinya, apabila kepala desa menjalankan fungsi kepemimpinannya yang berorientasi pada tugas tentunya akan meningkatkan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan perilaku tugas yaitu kepemimpinan yang lebih menaruh perhatian pada perilaku pemimpin, yang mengarah pada penyusunan rencana kerja, penetapan pola organisasi, adanya saluran organisasi, saluran komunikasi, metode kerja dan prosedur pencapaian tujuan yang jelas. Semakin baik gaya perilaku tugas maka semakin tinggi kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci.
Berdasarkan temuan penelitian ini diketahui bahwa kepemimpinan adalah suatu usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan. Keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku banyak dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan.
Temuan penelitian ini didukung oleh pendapat Rivai dan Sagala (2009:51) yang menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan salah satu motor penggerak untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas. Salah satu bentuk kepemimpinan yang baik adalah pegawai akan berusaha menyelesaikan tugasnya dengan baik sehingga dapat menghasilkan kinerja yang tinggi dalam menyelesaikan tugasnya. Dampaknya adalah pegawai akan bekerja secara maksimal untuk membuktikan dan menunjukkan kinerja yang tinggi kepada atasan maupun rekan sejawat dan pegawai akan berlomba-lomba dalam meningkatkan kinerjanya.
D. Pembahasan Hasil Penelitian 1.
Temuan penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Handayani (2010) terhadap pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung. Yang menemukan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Penelitian Sukwandi dan Yonathan (2014) terhadap karyawan Sungkai Indah di Jatinegara Jakarta Timur. Menemukan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan karyawan Sungkai Indah di Jatinegara Jakarta Timur.
2. P engaruh Gaya Kepemimpinan Perilaku Hubungan Terhadap Kinerja
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua diketahui bahwa gaya kepemimpinan perilaku hubungan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Semakin baik gaya kepemimpinan perilaku hubungan kepala desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci tentunya akan semakin tinggi pula kinerja perangkat desa dalam melaksanakan tugas.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Gaya kepemimpinan perilaku hubungan yaitu kepemimpinan yang lebih manaruh perhatian pada perilaku pemimpin yang mengarah pada hubungan kesejawatan , saling mempercayai, saling menghargai, dan penuh kehangatan hubungan antara pemimpin dengan stafnya. Semakin baik gaya perilaku tugas kepala desa maka semakin tinggi kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci.
Temuan penelitian ini membuktikan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan perilaku hubungan secara positif. Artinya, apabila kepala desa menjalankan fungsi kepemimpinannya yang berorientasi pada hubungan tentunya akan meningkatkan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci.
Berdasarkan temuan penelitian ini diketahui bahwa kepemimpinan adalah suatu usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan. Keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku banyak dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan.
Temuan penelitian ini didukung oleh pendapat Rivai dan Sagala (2009:51) yang menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan salah satu motor penggerak untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas. Salah satu bentuk kepemimpinan yang baik adalah pegawai akan berusaha menyelesaikan tugasnya dengan baik sehingga dapat menghasilkan kinerja yang tinggi dalam menyelesaikan tugasnya. Dampaknya adalah pegawai akan bekerja secara maksimal untuk membuktikan dan menunjukkan kinerja yang tinggi kepada atasan maupun rekan sejawat dan pegawai akan berlomba-lomba dalam meningkatkan kinerjanya. Selkanjutnya Schermerharn (2003:7) menyatakan bahwa pimpinan atau manajer yang baik adalah yang mampu menciptakan suatu kondisi sehingga orang secara individu atau kelompok dapat bekerja dan mencapai kinerja yang tinggi.
Temuan penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Handayani (2010) terhadap pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung. Yang menemukan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Penelitian Soegihartono (2012) terhadap karyawan PT Alam Kayu Sakti Semarang. Menemukan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Penelitian Sukwandi dan
Yonathan (2014) terhadap karyawan Sungkai Indah di Jatinegara Jakarta Timur. Menemukan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan karyawan Sungkai Indah di Jatinegara Jakarta Timur.
3. P engaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Hasil pengujian hipotesis kedua diketahui bahwa budaya organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Apabila nilai budaya organisasi tradisional diterapkan oleh perangkat desa tentunya akan menyebabkan terjadinya penurunan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci.
Temuan penelitian ini membuktikan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci tidak dipengaruhi oleh budaya organsiasi. Artinya, apabila perangkat desa menerapkan budaya organisasi yang tradisional dalam bekerja tentunya akan menurunkan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci.
Berdasarkan temuan penelitian ini diketahui bahwa budaya organisasi seorang pegawai terlihat pada desain pekerjaan seorang pegawai. Desain pekerjaan menentukan bagaimana pekerjaan dilakukan, oleh karena itu sangat mempengaruhi perasaan pegawai terhadap sebuah pekerjaan, seberapa pengambilan keputusan yang dibuat oleh pegawai kepada pekerjaannya, dan seberapa banyak tugas yang harus dirampung oleh karyawan.
Agar budaya organisasi dapat berfungsi secara optimal dan benar-benar kondusif, mampu merangsang karyawan supaya mempunyai komitmen yang kuat dan kinerja yang tinggi atas pekerjaan yang telah dilaksanakan. Oleh karena itu budaya organisasi harus diciptakan, dipertahankan dan diperkuat bahkan diubah oleh manajemen, serta diperkenalkan pada karyawan melalui proses sosialisasi agar nilai karyawan dan nilai organisasi dapat bersatu. Melalui sosialisasi ini karyawan diperkenalkan tentang tujuan, norma, fungsi, nilai-nilai dalam lingkungan kerjanya, serta informasi yang berkaitan dengan budaya kerja. Jika sosialisasi budaya organisasi itu sendiri diimplementasikan secara efektif, maka akan menghasilkan karyawan berkinerja yang tinggi dan akhirnya akan mampu meningkatkan instentitas prestasi kerja karyawan ke kondisi yang lebih baik.
Temuan penelitian ini berlawanan dengan pendapat Moeljono & Sudjatmiko (2007:92) budaya organsiasi yang kuat merupakan landasan kinerja pegawai pada suatu organisasi. Jika terdapat budaya organisasi yang baik pada suatu organisasi maka dapat meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas. Menurut Wirawan (2009:37) budaya organisasi yang baik akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku para anggotanya karena tingginya tingkat kebersamaan dan intensitas untuk menciptakan suatu iklim internal. Budaya organisasi juga menciptakan, meningkatkan, dan mempertahankan kinerja tinggi. Dimana budaya organisasi yang kondusif menciptakan kepuasan kerja, etos kerja, dan motivasi kerja karyawan. Semua faktor tersebut merupakan indikator terciptanya kinerja tinggi dari karyawan yang akan menghasilkan kinerja organisasi juga tinggi.
Temuan penelitian ini tidak konsisten dengan temuan penelitian Pane dan Astuti (2009) terhadap kinerja karyawan Kantor Telkom Divre IV di Semarang. Menemukan bahwa bahwa budaya organisasi berpenagruh positif terhadap kinerja karyawan. Porwani (2010) pernah melakukan penelitian terhadap karyawan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tanjung Enim. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa budaya organisasi berpenagruh positif terhadap kinerja karyawa. Penelitian Arianto (2013) menemukan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga diketahui bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Hal ini bermakna tinggi rendahnya kinerja perangkat desa dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang dirasakan oleh perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci tentunya akan meningkatkan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci dalam melaksanakan tugas.
Temuan penelitian ini membuktikan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci dipengaruhi oleh kepuasan kerja secara positif. Artinya, apabila perangkat desa merasakan adanya kepuasan kerja yang tinggi tentunya akan meningkatkan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Dengan kata lain dapat ditegaskan bahwa apabila perangkat desa merasakan kepuasan yang tinggi terhadap gaji, promosi, rekan kerja, terhadap pimpinan, dan kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri maka secara otomatis akan meningkatkan kinerja perangkat desa.
Temuan penelitian ini didukung oleh pendapat Robbins (2006:157) yang mengemukakan bahwa kepuasan kerja mempunyai hubungan yang erat dengan kinerja karyawan. Apabila karyawan merasakan kepuasan kerja yang tinggi dalam melaksanakan tugas tentunya akan memberikan kontribusi positif terhdap peningkatan kinerja karyawan. Wibowo (2012:60) mengungkapkan bahwa karyawan yang merasa puas terhadap pekerjaannya maka akan berdampak positif terhadap pencapaian kinerja individual.
Temuan penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk (2014) yang menemukan bahwa kepuasan kerja berpengaruih positif terhadap kinerja karyawan. Putri, dkk (2014) juga menemukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Penelitian Soegihartono (2012) terhadap karyawan PT Alam Kayu Sakti Semarang. Menemukan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
4. P engaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Perangkat Desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci
E. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dan interpretasi yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan perilaku tugas berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Semakin baik gaya kepemimpinan perilaku tugas yang diterapkan oleh kepala desa tentunya akan semakin tinggi pula kinerja perangkat desa dalam melaksanakan tugas.
2. Gaya kepemimpinan perilaku hubungan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Temuan penelitian ini membuktikan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan perilaku hubungan secara positif. Artinya, apabila kepala desa menjalankan fungsi kepemimpinannya yang berorientasi pada hubungan tentunya akan meningkatkan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci.
3. Budaya organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Apabila nilai budaya organsiasi tradisional diterapkan oleh perangkat desa tentunya akan menyebabkan terjadinya penurunan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Temuan penelitian ini membuktikan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci tidak dipengaruhi oleh budaya organsiasi. Artinya, apabila perangkat desa menerapkan budaya organisasi yang tradisional dalam bekerja tentunya akan menurunkan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci
4. Kepuasan kerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Hal ini bermakna tinggi rendahnya kinerja perangkat desa dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang dirasakan oleh perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci tentunya akan meningkatkan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci dalam melaksanakan tugas. Temuan penelitian ini membuktikan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci dipengaruhi oleh kepuasan kerja secara positif. Artinya, apabila perangkat desa merasakan adanya kepuasan kerja yang tinggi tentunya akan meningkatkan kinerja perangkat desa di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci.
Dengan kata lain dapat ditegaskan bahwa apabila perangkat desa merasakan kepuasan yang tinggi terhadap gaji, promosi, rekan kerja, terhadap pimpinan, dan kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri maka secara otomatis akan meningkatkan kinerja perangkat desa.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disampaikan saran penelitian sebagai berikut:
1. Dalam upaya meningkatkan kinerja perangkat desa, direkomendasikan kepada kepala desa untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang cocok, upaya yang dapat dilakukan adalah :
a) Pimpinan perlu menekankan kepada perangkat desa tentang pentingnya tugas dan meminta perangkat desa melaksanakan tugas dengan sebaik- baiknya
b) Pimpinan sebaiknya menjalin hubungan baik dengan perangkat desa agar ada keharmonisan dalam kantor desa
2. Dalam upaya meningkatkan kinerja perangkat desa, direkomendasikan kepada kepada kepala desa agar memperbaiki budaya organisasi dengan cara : a. Memberikan pekerjaan kepada pegawai yang sudah terbiasa melaksanakan pekerjaan tersebut
b. Memberikan pekerjaan kepada pegawai yang dapat menuntut menggunakan keterampilan yang kompleks dalam melaksanakannya c. Memberikan kebebasan kepada pegawai untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik asalkan tidak melanggar peraturan yang berlaku d. Mendorong pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan yang mampu menjelaskan baik-buruk keahlian pegawai
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha . Volume
Organisasi . Yogyakarta : Gadjah
Humanika Makmuri, Muchlas,. 2005. Perilaku
Memperkaya Pelajaran dan Pengalaman. Jakarta : Sakemba
Hughes, Ginnet, Curphy. 2012. Leadership :
Sumber Daya Manusia , Edisi Revisi Jakarta : Bumi Aksara.
Aksara,. Jakarta __________________. 2007. Manajemen
Sumber Daya Manusia . Bumi
Juni 2010 Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen
Administrasi Publik dan Pembangunan , Vol.1, No.1, Januari –
Handayani, Agustuti. 2010. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung. Jurnal Ilmiah
SPSS19 , Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
2 Tahun 2014. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM.
2014. Pengaruh Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bagian Tenaga Penjualan UD Surya Raditya Negara.
3. Dalam upaya meningkatkan kinerja perangkat desa, direkomendasikan kepada kepada kepala desa agar meningkatkan kepuasan kerja perangkat desa dengan cara :
Kencana Dewi, Chadek Novi Charisma. I Wayan Bagia. Gede Putu Agus Jana Susila.
Penelitian Kuantitaif : Komuniasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya . Jakarta :
Jakarta: Rineka Cipta Bungin, M. Burhan. 2010. Metodologi
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek .
Oktober 2013 Arikunto, Suharsimi. 2010.
Economica , Volume 9, Nomor 2,
35-52 Arianto, Dwi Agung Nugroho. 2013. Pengaruh Kedisiplinan, Lingkungan Kerja Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Tenaga Pengajar. Jurnal
Studies of Management & Organizational”, Vol. 23. No. 3 pp.
Al-Aiban, Khalid M dan Jone. L. Pearce (1993), “The influence of Value Manegement Practice” International
DAFTAR PUSTAKA
4. Budaya organisasi yang bersifat tradisional seyogyanya diganti dengan kepemimpinan yang partisipatif agar dapat meningkatkan kinerja pegawai.
c. Memberikan tambahan insentif teerhadap perangkat desa yang memiliki kinerja tinggi dalam melaksanakan tugas
a. Melakukan reward dan panishmant terhadap perangkat desa b. Memperlakukan perangkat desa secara adil dan bijaksanan dalam mengambil keputusan
Mada University Press Mangkunegara, Prabu. 2005.
Manajemen Sumber daya Manusia Perusahaan .
Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen
Organisasi . Edisi kesepuluh. Cetakan
III. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia
Schermenharn, J.R. (2003) Manajemen (Edisi Bahasa Indonesia). Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sekaran, Uma. 2006. Research For Business;
Askill-Bulding Approach. Jhon
wiley & Son, New York. Third Edition
Sumber Daya Manusia
Organisasi . Edisi kesepuluh. Cetakan
. Jakarta : Bumi Aksara. Simamora. Henry. 2005. Manajemen Sumber
Daya Manusia . Jakarta : STIE YKPN
Sobirin, Achmad. 2009. Budaya Organisasi : Pengertian, Makna dan Aplikasinya dalam Kehidupan Organisasi. Edisi Kedua. Jakarta : STIM YKPN Soegihartono.
A. 2012. Pengaruh Kepemimpinan Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Dengan Mediasi Komitmen (di PT Alam Kayu Sakti Semarang). Jurnal Mitra Ekonomi
dan Manajemen Bisnis , Vol.3, No. 1,
April 201 2, 123 -140 Sukwandi, Ronald dan Yonathan. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Teknik dan
Ilmu Komputer. Vol. 3 No. 11 Juli –
I. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku
Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mas’ud, Fuad 2004. Survai Diagnosis Organissional : Konsep dan Aplikasi.
Jakarta : Indeks Pabundu, Tika. 2008. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Mathis. Robert L dan Jackson. John H. 2006.
Manajemen Sumber Daya Manusia .
Jakarta. Penerbit Salemba Empat. Moeljono, Djokosantoso & Sudjatmiko,
Steve. 2007. Kinerja dan
Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia , Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Northouse, Peter G. 2013. Kepemimpinan : Teori dan Praktek . Edisi keenam.
Jakarta: Bumi Aksara. Pane, Jagarin dan Astuti, Sih Darmi. 2009.
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan .
Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Transformasional, Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Kantor Telkom Divre IV di Semarang). Jurnal TEMA.
Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 67 -85 Porwani, Sri. 2010. Pengaruh Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus : PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tanjung Enim. Jurnal ILMIAH . Volume I1 No.2, 2010
Putri, Dwija. Edi Sujana. Nyoman Ari Surya Darmawan. 2014. Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Account Officer AO Pada Bank Swasta Di Singaraja. e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha .
Vol: 2 No: 1 Tahun 2014. Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani 2009.
Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teori ke Praktek
. Jakarta : Rajagrafindo Persada
September 2014 Tampubolon, Manahan P. 2003. Perilaku
Keorganisasian . Bogor: Ghalia Indonesia.
Thoha, Miftah. 2011. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya .
Jakarta : Rajawali Pers. Wibowo. 2012. Manajeman Kinerja. Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers. Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumer
Daya Manusia : Teori, Aplikasi dan Penelitian. Jakarta : Salemba Empat.