Perselisihan Kepentingan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

terdapat beberapa unsur yang harus dipenuhi, yaitu Sentosa Sembiring 2005:42 : 1. Subjek hukum 2. Objek hukum 3. Hubungan yagn mengikat pihak lain dengan suatu kewajiban dan 4. Perlindungan hukum Hak relatif dari pemilik hak yatiu berupa kewenangan untuk menuntut haknya kepada pihak yang tidak atau belum memenuhi kewajibannya. Kewenangan menuntut apabila pihak yang berkewajiban ternyata tidak memenuhi kewajiban normatif sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan atau perjanjian. Salah satu contoh perjanjian normatif adalah kewajiban pengusaha untuk memberitahukan isi serta memberi naskah peraturan perusahaan atau perubahan kepada pekerjaburuh yaitu setelah peraturan perusahaan disahkan oleh instansi yang bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan.

2.3.2 Perselisihan Kepentingan

dalam hubungan kerja saja. Masing-masing dapat dibedakan sebagai berikut: a. Perjanjian Kerja PK Perjanjian kerja menghasilkan hubungan kerja yang mempunyai unsur: pekerjaan, upah, pemerintah. Unsur pemerintah memegang peran penting sebagai faktor yang menyertai perjanjian kerja. Dasar pembuatan PK berdasar Pasal 52 Undang-undang no.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yaitu: 1. Kesepakatan kedua belah pihak; 2. Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum; 3. Adanya pekerjaan yang dijanjikan; dan 4. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan Peraturan Perundang- undangan yang berlaku. PK dibuat dengan sukarela, oleh karena itu pekerja tidak boleh dipaksa untuk bekerja pada orang atau perusahaan tertentu diluar ikatan dinas yang disepakati sebelumnya. Apabila pengusaha mempunyai hak untuk mengakhiri hubungan kerja, pekerja juga mempunyai hak yang sama untuk minta berhenti bekerja. b. Perjanjian Perusahaan PP Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja yang berlaku pada perusahaan yang bersangkutan dan tata tertib perusahaan. sepuluh pekerja dan belum memiliki PKB, pengusaha diwajibkan membuat PP yang disahkan oleh instansi ketenagakerjaan.

2.3.3 Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

industrial yang dapat mengakibatkan terjadinya ancaman pemutusan hubungan kerja PHK terhadap pekerja. Pada tahun 2009 tercatat kasus Pemutusan Hubungan Kerja PHK yang terjadi dalam proses penyelesaian perselisihan hubungan industrial mencapai 4,879 kasus yang melibatkan 30.181 orang, sedangkan pada tahun 2010 menurun menjadi 1.432 kasus dengan melibatkan 16.393 orang, Penurunan tingkat PHK pada perusahaan berpegaruh pada hubungan industrial yang kondusif antara pengusaha dan pekerjaburuh menjadi kunci utama untuk menghindari terjadinya PHK, meningkatkan kesejahteraan pekerja atau buruh serta memperluas kesempatan kerja baru untuk menanggulangi pengangguran di Indonesia. diunduh dari http:economy.okezone.comread20110504320453005m enakertrans-kasus-phk-turun-dalam-2-tahun-terakhir , tanggal 6 agustus 2011 pukul 17.05 wib

2.3.4 Perselisihan Antar Serikat PekerjaSerikat Buruh Dalam Satu

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Penerapan Undang-Undang No.2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Dalam Mendukung Iklim Usaha dan Investasi

1 132 147

ASAS NETRALITAS MEDIASI HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

0 4 17

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI MEDIASI Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Mediasi.

0 2 12

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI MEDIASI Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Mediasi.

1 1 19

PENDAHULUAN Model Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Perundingan Bipartit Dalam Perspektif Perlindungan Terhadap Pekerja.

0 1 25

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI BIPARTIT DAN TRIPARTIT DI KOTA PADANG.

0 0 5

ANALISIS YURIDIS TERHADAP UNDANGUNDANG NO. 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI PERUNDINGAN BIPARTIT.

0 0 1

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UU NOMOR 2 TAHUN 2004

0 0 13

BAB II PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL D. Pengertian Hubungan Industrial Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Hubunga

0 2 16

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Yuridis Penerapan Undang-Undang No.2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Dalam Mendukung Iklim Usaha dan Investasi

0 5 29