- Tanggungjawab kepada Tuhan yang maha esa;
- Tanggungjawab kepada Bangsa dan negara;
- Tanggungjawab kepada Masyarakat sekelilingnya;
- Tanggungjawab kepada Pekerja serta keluarganya;
- Tanggungjawab kepada Perusahaan dimana mereka
bekerja.
2.2.4 Ciri - ciri
Berdasarkan pengertian, tujuan, landasan dan asas dari hubungan industrial di Indonesia mempunyai ciri-ciri yang membedakannya dengan
hubugan industrial lainnya. Ciri-ciri tersebut adalah: 1.
Mengakui dan meyakini bahwa bekerja bukan hanya bertujuan untuk mencari nafkah saja, akan tetapi sebagai pengabdian
manusia kepada Tuhannya, kepada sesama manusia, kepada masyarakat, bangsa dan negara.
2. Menganggap pekerja bukan hanya sekedar faktor produksi
belaka, tetapi sebagai manusia pribadi dengan segala harkat dan martabatnya. Karena itu perlakuan pengusaha kepada pekerja
bukan hanya dilihat dari segi kepentingan produksi belaka, akan tetapi haruslah dilihat dalam rangka meningkatkan harkat dan
martabat manusia. 3.
Setiap perbedaan pendapat antara pekerja dan pengusaha harus diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mencapai mufakat
yang dilakukan secara kekeluargaan. karena itu pengunaan
tindakan penekanan dan aksi-aksi sepihak seperti mogok dan penutupan perusahaan lock out tidak sesuai dengan prinsip-
prinsip hubungna industrial di Indonesia. 4.
Di dalam pandangan hubungan industrial di Indonesia, terdapat keseimbangan antara hak dan kewajiban kedua belah pihak
dalam perusahaan. Keseimbangan itu dicapai bukan berdasarkan atas perimbangan kekuatan balance of power, akan tetapi atas
dasar rasa keadilan dan kepatutan. Disamping itu juga, mempunyai pandangan bahwa hasil-hasil perusahaan yang telah
dicapai berdasarkan kerjasama antara pekerja dan pengusaha, harus dapat dinikmati secara adil dan merata sesuai dengan
pengorbanan masing-masing.
2.2.5 Prinsip Hubungan Industrial
Praktek hubungan industrial yang paling sesuai dilaksanakan di suatu negara adalah apabila sistem hubungan industrial tersebut
berlandaskan pada nilai-nilai sosial budaya bangsa yang bersangkutan. Walaupun komponen hubungan industrial pada dasarnya bersifat
universal, namun dalam pelaksanaannya bervariasi dari satu negara dengan negara lainnya. Perbedaan tersebut kadang-kadang cukup besar
karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yang paling penting adalah faktor nilai sosial budaya.
Hubungan industrial di indonesia pada prinsipnya dikembangkan dari prinsip gotong royong dan kebersamaan diantara para pelaku proses
produksi, serta semangat musyawarah untuk mufakat menghindari adanya konflik atas dasar perbedaan kepentingan.
2.3 Perselisihan Hubungan Industrial