B. Pembahasan
1. Aktivitas siswa selama pembelajaran
Pada saat siswa melakukan pengamatan di halaman sekolah dan sungai di sekitar gedung sekolah, setiap dua kelompok siswa diamati oleh
seorang observer dengan panduan lembar observasi. Hasil data aktivitas siswa dalam penelitian ini diperoleh melalui lembar observasi aktivitas
siswa dalam kegiatan pengamatan. Data hasil observasi yang telah dirangkum pada Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah siswa kelas VII 2
yang termasuk dalam kategori sangat aktif pada pertemuan pertama ada 27,5 atau 11 orang, 70 atau 28 siswa dalam kategori aktif, dan 2,5
atau 1 orang cukup aktif. Sedangkan pada pertemuan kedua terdapat 60 atau 26 orang yang masuk kategori sangat aktif, 40 atau 14 orang dalam
kategori aktif. Dari kedua pertemuan yang diamati tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori kurang aktif dan tidak aktif.
Data tersebut memperlihatkan bahwa aktivitas siswa dengan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai
sumber belajar dengan metode investigasi kelompok pada materi pencemaran lingkungan pada pertemuan kedua lebih baik dari pada
pertemuan pertama. Hal ini terjadi karena pada pertemuan pertama siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran
di luar kelas yang memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah, sehingga siswa perlu
menyesuaikan diri dengan model pembelajaran yang diterapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim 2001 yang menyatakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan suatu model tertentu yang belum pernah digunakan dan menerapkannya pada siswa yang belum
berpengalaman maka pada awalnya pembelajaran tidak akan berjalan baik, tetapi secara berangsur-angsur akan terbiasa dan lebih menguntungkan.
Aktivitas meningkat juga dikarenakan dalam pembelajaran model investigasi kelompok yang diterapkan siswa dituntut untuk berpikir kritis
dan melakukan penyelidikan secara mandiri untuk menemukan, menganalisis dan menyimpulkan permasalahan, kemudian memecahkan
permasalahan tersebut. Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan
sekitar sekolah juga lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk beraktivitas, sehingga siswa mempunyai ruang gerak yang lebih luas,
sehingga suasana belajar terasa lebih menyenangkan. Pernyataan tersebut selaras dengan Kumaidi dalam Isnaeni 2007, yang menyatakan bahwa
pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat membuat siswa belajar atas kemauannya sendiri, tanpa disuruh-suruh,
dengan usaha keras dan serius meskipun kegiatan tersebut melelahkan, kegiatan belajar akan tetap dilakukan siswa dengan senang dan penuh
semangat. Belajar dengan suasana menyenangkan menyebabkan otak mudah menerima materi dan materi dapat terekam lama dalam ingatan
Darsono 2000.
2. Analisa hasil belajar