Teknik menjahit robekan perineum :

dijahit dengan benar. Kebijakan Agar pasien mendapatkan pelayanan yang optimal Prosedur 1. ETIOLOGI Robekan pada perineum umumnya terjadi pada persalinan dimana : 1.1. Kepala janin terlalu cepat lahir 1.2. Persalinan tidak dipimpim sebagaimana mestinya 1.3. Sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan parut 1.4. Pada persalinan dengan distoksia bahu 2. JENISTINGKAT 2.1. Robelan perineum dapat dibagi atas 3 tingkat : 2.1.1. Tingkat I : Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum sedikit. 2.1.2. Tingkat Il : Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu selain mengenai selanput lendir vagina juga mengenai muskulus perinei transversalis, tapi tidak mengenai sphinter ani. 2.1.3. Tingkat III : Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum sampai mengenai otot-otot sphinfer ani.

2.2. Teknik menjahit robekan perineum :

2.2.1 Tingkat I : Penjahitan robekan perineum tingkat I dapat dilakukan hanya dengan memakai catgut yang dijahit secara jelujur continouse suture atau dengan cara angka delapan figure of eight. PENJAHITAN ROBEKAN PERINEUM No. Dokumen No. Revisi 1 Halaman 22 PROSEDUR TETAP Tanggal terbit 2.2.2. Tingkat II : Sebelum dilakukan penjahitan pada robekan perineum tingkat lt maupun tingkat III, jika dijumpai pinggir robekan yang tidak rata atau bergerigi, maka pinggir yang bergerigi tersebut yang diratakan terlebih dahulu, kemudian digunting. Setelah pinggir robekan rata, baru dilakukan penjahitan luka robekan. 2.2.3. Mula mula otot dijahit dengan catgut, kemudian selaput lendir vagina dijahit dengan catgut secara terputus-putus atau jelujur, penjahitan selaput lendir vagina dimulai dari puncak robekan. Terakhir kulit perineum dijahit dengan benang sutera secara terputus-putus. Unit Terkait 1. Unit Rawat Inap RUPTUR PERINEUM TOTAL No. Dokume No. Revisi Halaman 11 PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan Direktur Pengertian Sejumlah tindakan untuk merawat ruptur perineum total. Tujuan Perawatan Pasien dengan Ruptur perineum total. Kebijakan Agar pasien mendapatkan pelayanan yang optimal Prosedur PROSEDUR 1. Menyiapkan dan memasang dauer catheter selama 3 hari. 2. Memberikan diet makanan lunak rendah serat tanpa sayur. 3. Memberikan obat sesuai dengan advis dokter secara ivimoral 3.1. Antibiotik 3.2. Analgesik 3.3. Roborantia 3.4. Laxantia 4. Merawat luka perineum. 5. Observasi penyuluhan tentang : 5.1. Mobilisasi bertahap 5.2. Diet makanan serat 5.3. Pentingnya menjaga kebersihan genetaliladiri dan lingkungan. Unit Terkait 1. Unit Rawat Inap POST PARTUM DINI DALAM 24 JAM POST PARTUM No. Dokumen No. Revisi 1 Halaman ½ PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan Direktur Pengertian Suatu tindakan untuk merawat Pasien 2 jam pasca persalinan. Tujuan Sebagai pedoman perawatan pasien post partum di ruangan bersalin Kebijakan Agar pasien mendapatkan pelayanan yang optimal Prosedur 1. Memeriksa 1.1. Tinggi fundus uteri. 1.2. Kontraksi uterus. 1.3. Perdarahan pervaginaan. 1.4. Mengukur gejala kardinal tiap 4 jam. 1.5. Memandikan pasien yang baru melahirkan. 1.6. Merawat jahita.n perineum. 1.7. Memeriksa dan mengawasi keluarnya ASI. 1.8. Membantu ibu meneteki bayinya. 1.9. Observasi keluhan sesudah melahirkan : 1.9.1. Adanya kesulitan BAK. 1.9.2. Adanya keluhan tentang laktasi. 1.9.3. Adanya nyeri karena his postpartum. 1.9.4. Adanya nyeri pada symphisis. 1.10. Memberikan penyuluhan tentang : ` 1.10.1. Gizi ibu nifas. 1.10.2. Perawatan payudara dan laktasi. 6.1.10.3. Kebersihan diri dan lingkungan. 6.1.10.4. KB yang cocok bagi ibu nifas. 6.1.10.5. Perawatan bayi tali pusat. 6.1.10.6. Perawatan jahitan perineum. 1.11. Untuk partus fisiologis perawatan ibu di ruangan bersalin maksimal 3 tiga hari. POST PARTUM DINI DALAM 24 JAM POST PARTUM No. Dokumen No. Revisi Halaman 22 PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Unit Terkait 1. Unit Rawat Inap MENYUSUI BAYI YANG BENAR No. Dokumen No. Revisi Halaman ½ PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan Direktur Pengertian Suatu urutan tindakan untuk menyusui bayi yang benar. . Tujuan Sebagai pedoman untuk pelaksanaan menyusui bayi secara benar. Kebijakan Agar pasien mendapatkan pelayanan yang optimal Prosedur 1. Ibu dalam posisi : 1.1. Duduk 1.2. Berbaring 1.3. Berdiri 2. Cara memegang bayi, posisi perut bayi menempel pada perut ibu. 3. Cara memegang bayi, posisi perut bayi menempel pada perut ibu. 1. Cara memegang payudara dengan ibu jari berada dibagian payudara bagian atas, 4 jari bagian payudara bawah. 2. Memasukkan putting susu sampai areola mamae. 3. Memperhatikan posisi putting susu dalam mulut bayi sehingga bayi kelihatan menghisap dengan kuat. 4. Cara melepas putting susu dengan ujung jari kelingking dimasukkan ke lidah satu sisi mulut bayi. 5. Menyusui dengan memberikan kedua payudara. 6. Menyusui tidak terjadual. 7.Menyendawakan bayi setelah menyusu dengan cara menggendong bayi tegak dengan kepala bersandar pada pundak ibu kemudian menepuk punggungnya perlahan-lahan. MENYUSUI BAYI YANG BENAR No. Dokumen No. Revisi Halaman 22 PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Unit Terkait 1. Unit Rawat Inap PEMERIKSAAN VAGINAL No. Dokumen No. Revisi Halaman ½ PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan Direktur Pengertian Suatu tindakan memasukkan jari telunjuk dan jari tengah ke dalam vagina untuk pemeriksaan ginekologi. . Tujuan Sebagai pedoman untu.k pemeriksaan vaginal dibidang Ginekologi, agar pasien mengerti dan faham akan tujuan pemeriksaan. Kebijakan Agar pasien mendapatkan pelayanan yang optimal

1. Konseling