41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Deskripsi Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah variabel dependen return saham, variabel independen profitabilitas yang diproksikan
dengan menggunakan ROA dan variabel moderasi inflasi. Deskripsi variabel dalam penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan deskripsi data dari seluruh
variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian. Adapun deskripsi variabel Y return saham, X
1
profitabilitas dan X
2
inflasi adalah sebagai berikut:
1. Return Saham Variabel return saham dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
tahun 2005-2009. Deskripsi mengenai return saham dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Deskripsi R eturn Saham Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun
2005-2009
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Y
175 -90.00
241.67 30.97
65.33 Valid N listwise
175
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 Berdasarkan data tabel 4.1 dapat diketahui nilai rata-rata return saham
perusahaan manufaaktur tahun 2005-2009 berkisar antara -90.00 sampai 241.67 menunjukkan bahwa terjadi perubahan return yang positif dengan rata-
rata return saham sebesar 30.97. Hal ini juga menjelaskan bahwa terdapat kesejangan yang cukup besar antara nilai return minimal dengan nilai return
maksimal yang dihasilkan selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, secara umum harga saham closing price perusahaan-perusahaan yang menjadi
sampel dalam penelitian ini mengalami peningkatan. Nilai maksimal return dihasilkan oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk yaitu
sebesar 241.67 pada tahun 2009, nilai return yang besar terjadi karena naiknya harga saham dari tahun ke tahun sehingga return yang dihasilkan juga mengalami
kenaikan bahkan lebih besar dari perusahaan manufaktur lainnya. Nilai terendah return dihasilkan PT.Citra Tubindo, Tbk sebesar -90.00 pada tahun 2009, nilai
return yang mencapai negatif terjadi karena turunnya harga saham dibanding nilai harga saham di tahun-tahun sebelumnya. Nilai standart deviasi return saham
sebesar 65.33 yang melebihi nilai rata-rata return saham sebesar 30.97, dengan besarnya simpangan data menunjukkan tingginya fluktuasi data variabel
return saham selama periode pengamatan. Berdasarkan data dan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa harga
saham perusahaan manufaktur selama periode pengamatan tahun 2005-2009 dalam pasar sekuritas belum dapat memberikan jaminan keamanan dalam
kegiatan investasi yang dilakukan investor karena fluktuasi harga saham akan mempengaruhi return saham.
Tabel 4.2 Distribusi Return Saham Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-
2009
No Interval
Keterangan Frekuensi Persentase
1 -90.00 - -23.00
Sangat Rendah 33
18.86 2
-22.99 - 44.01 Rendah
77 44.00
3 44.02 - 111.02
Cukup Tinggi 50
28.57 4
111.03 - 178.03 Tinggi
6 3.43
5 178.04 - 245.04
Sangat Tinggi 9
5.14 Jumlah
175 100
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 Pada tabel 4.2 menunjukkan kelas interval return saham yang dibagi
menjadi lima kelas. Pada interval -90.00 - -23.00 sejumlah 33 perusahaan dengan persentase sebesar 18.86 diinterpretasikan sangat rendah. Pada interval
-22.99 - 44.01 sejumlah 77 sampel perusahaan dengan persentase sebesar 44 diinterpretasikan rendah. Pada interval 44.02 - 111.02 sejumlah 50 sampel
perusahaan dengan persentase sebesar 28.57 diinterpretasikan cukup tinggi. Nilai interval 111.03 - 178.03 sejumlah 6 sampel perusahaan dengan persentase
sebesar 3.43 dengan interpretasi tinggi. Nilai interval 178.04 - 245.04 sejumlah 9 sampel perusahaan dengan persentase sebesar 5.14 diinterpretasikan sangat
tinggi. Rata-rata return adalah 30.97 tepatnya dalam kategori rendah. 2. Profitabilitas
Variabel profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan pengukuran Return On Asset ROA. Deskripsi ROA pada perusahaan manufaktur tahun
2005-2009 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Deskripsi Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation X1
175 .23
40.67 11.2405
8.30211 Valid N listwise
175
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 Nilai rata-rata ROA dalam periode pengamatan adalah sebesar 11.24.
Nilai minimal ROA dihasilkan oleh PT. Budi Acid Jaya, Tbk yaitu sebesar 0.23 pada tahun 2005, sedangkan nilai maksimal ROA dihasilkan oleh PT. Unilever
Indonesia, Tbk sebesar 40.6 pada tahun 2009. Nilai standar deviasi adalah sebesar 8.30 menunjukkan bahwa nilai masing-masing perusahaan menyebar
pada nilai yang tersedia, tidak mengelompok pada nilai tertentu. Berdasarkan data penelitian ini terdapat perusahaan yang memiliki ROA
yang sangat tinggi dan juga perusahaan yang memiliki ROA bernilai rendah, hal ini menunjukkan belum maksimalnya efektivitas operasional antara laba yang
dihasilkan dengan total aset yang digunakan oleh perusahaan manufaktur. Dalam tabel 4.4 distribusi profitabilitas pada perusahaan sampel dapat dilihat berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009
No Interval
Keterangan Frekuensi Persentase
1 0.23 - 9.23
Sangat Rendah 81
46.29 2
9.24 - 18.24 Rendah
72 41.14
3 18.25 - 27.25
Cukup Tinggi 11
6.29 4
27.26 - 36.63 Tinggi
5 2.86
5 36.27- 45.27
Sangat Tinggi 6
3.43 Jumlah
175 100
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011
Pada interval 0.23 - 9.23 sejumlah 81 perusahaan dengan persentase sebesar 46.29 diinterpretasikan sangat rendah. Pada interval 9.24 - 18.24
sejumlah 72 sampel perusahaan dengan persentase sebesar 41.14
diinterpretasikan rendah. Pada interval 18.25 - 27.25 sejumlah 11 sampel perusahaan dengan persentase sebesar 6.29 diinterpretasikan cukup tinggi. Pada
interval 27.26 - 36.63 sejumlah 5 sampel perusahaan dengan persentase sebesar 2.86 dengan interpretasi tinggi. Pada interval 36.27 - 45.27 sejumlah 6 sampel
perusahaan dengan persentase sebesar 3.43 diinterpretasikan sangat tinggi. Rata-rata ROA adalah 11.24, tepatnya pada kategori rendah.
3. Inflasi Variabel inflasi dalam penelitian ini digunakan sebagai variabel moderasi,
pengukuran inflasi diperoleh dari rata-rata inflasi bulanan selama periode pengamatan tahun 2005-2009. Deskripsi inflasi di Indonesia selama tahun 2005-
2009 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Deskripsi Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2009
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation X2
175 4.95
13.33 9.0780
3.02717 Valid N listwise
175
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 Nilai rata-rata inflasi adalah 9.08, hal ini berarti inflasi yang terjadi
selama tahun 2005-2009 merupakan jenis inflasi dalam kategori ringan karena inflasi yang terjadi kurang dari 10. Nilai maksimal inflasi terjadi pada tahun
2006 yaitu sebesar 13.33 dan nilai minimal inflasi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 4.95. Nilai standar deviasi inflasi sebesar 3.37 lebih kecil dari nilai
rata-rata inflasi sebesar 9.08, hal ini menunjukkan data variabel inflasi mempunyai sebaran yang kecil. Distribusi inflasi dapat dilihat dalam tabel 4.6
berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2009
No Interval
Keterangan Frekuensi Persentase
1 4.95 - 6.95
Sangat Rendah 70
40.00 2
6.96 - 8.96 Rendah
3 8.97 - 10.97
Cukup Tinggi 70
40 4
10.98 - 12.98 Tinggi 5
12.99 - 14.99 Sangat Tinggi 35
20 Jumlah
175 100.00
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 Pada kelas interval 4.95 - 6.95 sejumlah 70 sampel dengan persentase
40 diinterpretasikan sangat rendah. Berdasarkan tabel 4.6 tidak terdapat sampel untuk inflasi dengan kategori rendah dan cukup tinggi. Pada interval 8.97 - 10.97
sejumlah 70 sampel dengan persentase sebesar 40 diinterpretasikan cukup tinggi. Pada interval 12.99 - 14.99 sejumlah 35 sampel dengan persentase sebesar
20 diinterpretasikan sangat tinggi. Rata-rata inflasi selama lima tahun adalah sebesar 9.08, tepatnya dalam kategori cukup tinggi.
4.1.2 Analisis Regresi