3 menentukan kisi-kisi soal. 4 melakukan uji coba soal. 5 menganalisis hasil uji coba soal meliputi validitas, daya pembeda, indeks kesukaran dan reliabilitas.
Tabel 3.2 kisi-kisi Instrumen
No Variabel
Sub Variable
Indokator Instrumen
1 Metode
pembelajaran proyek
Materi Dasar teknologi
menjahit 1. Kesuaian materi
2. Penjelasan materi 3. Mengandung wawasan produktifitas
Lembar Evaluasi Metode
pembelajaran Proyek
1. Memudahkan siswa dalam belajar 2. Menumbuhkan keaktifan siswa
3. Meningkatkan kreativitas siswa 4. Siswa dapat menyelesaikan masalah
yang diberikan oleh guru Lembar Evaluasi
2 Hasil belajar
mata pelajaran Dasar
Teknologi Menjahit
produk Kognitif
1. Mendefinisikan jenis-jenis limbah 2. Menjelaskan cara pengelolaan limbah
3. Membuat lenan rumah tangga dengan kain perca
Pilihan ganda
Psikomotorik 1. Persiapan kerja
2. Proses 3. Hasil kerja
4. Sikap kerja 5. Waktu
Unjuk kerja
Afektif sikap 1. Spiritual
2. Disiplin 3. Ketrampilan
4. Tanggung jawab 5. Kerjasama
Observasi
3.4.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen Suharsimi Arikunto, 2013:211.
Validitas instrumen diuji dengan menggunakan validitas butir. Langkah ini disebut try out instrumen. Valid tidaknya instrumen dapat diketahui setelah
instrumen yang disusun dan di try out kan kepada kelompok uji coba. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas butir soal menggunakan rumus korelasi
point biserial.
Rumus korelasi point biserial yaitu : Suharsimi Arikunto, 2013:326
Keterangan : r
pbis
= Koefisien korelasi point biserial M
p
= Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul M
t
= Mean skor total skor rata-rata dari seluruh pengikut tes S
t
= Standar deviasi skor total p
= proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut q
= 1- p Hasil perhitungan r
pbis
dikonsultasikan pada tabel, jika r
pbis
r tabel maka butir soal tersebut valid. Hasil uji coba pada N 20, pada butir soal nomor 1
diperoleh r
pbis
0,713 dengan r
tabel
0,444 dalam taraf signifikan 5, karena r
pbis
r
tabel
maka instrumen soal nomor 1 dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk penelitian. Dari 40 soal terdapat 31 soal valid dan 9 soal tidak valid. Soal yang
digunakan sebanyak 30 soal, dan soal yang dibuang sebanyak 10 soal. Terdapat 1 soal valid yang dibuang karena pada indikator tersebut sudah ada soal yang
mewakili.
3.4.2 Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang tidak pandai
Suharsimi Arikunto, 2009: 211. Semakin tinggi daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan peserta didik yang pandai dan
yang kurang pandai. Rumus daya pembeda adalah : Suharsimi Arikunto, 2009: 213-214
Keterangan : DP
= Daya pembeda JB
A
= Jumlah jawaban benar pada kelompok atas JB
B
=Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
q p
S M
M r
t t
p pbis
JS
A
=jumlah siswa kelompok atas JS
B
= jumlah siswa kelompok bawah Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Suharsimi Arikunto, 2009: 214
Interval DP Kriteria
0,00 DP 0,20
Jelek 0,20
DP 0,40 Cukup
0,40 DP 0,70
Baik 0,70
DP 1,00 Sangat Baik
Berikut ini adalah contoh perhitungan pada butir soal nomor 1. Tabel 3.4 Skor pada butir soal nomor 1
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Kode
Skor No
Kode Skor
1 R-18
1 1
R-06 2
R-19 1
2 R-14
3 R-01
1 3
R-17 1
4 R-10
1 4
R-07 5
R-15 1
5 R-08
6 R-16
1 6
R-09 7
R-13 1
7 R-12
1 8
R-04 1
8 R-03
9 R-20
1 9
R-02 10
R-05 10
R-11 Jumlah
9 Jumlah
2
= = 0,7
Berdasarkan kriteria, maka soal nomor 1 memiliki daya pembeda baik. Dari 40 soal diperoleh hasil sebagai berikut : 2 soal dengan kriteria daya pembeda
sangat baik, 25 soal dengan kriteria daya pembeda baik, 4 soal dengan kriteria daya pembeda cukup, dan 9 soal dengan kriteria daya pembeda jelek.
3.4.3 Indeks Kesukaran