4. Curah Hujan 5. Pewilayahan Tanaman dan Evaluasi Lahan

5 apel adalah sebagai berikut: rata-rata temperature berkisar antara 10 sampai 35°C dan yang optimum sekitar 16 sampai 27°C Suhardjo, 1985. Tanaman apel membutuhkan cahaya matahari yang cukup antara 50-60 setiap harinya, terutama pada saat pembungaan. 2. 4. 2. Curah Hujan Hujan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman apel baik secara langsung dalam hal pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman yang bervariasi menurut fase perkembangan tanaman, kondisi iklim dan tanah, maupun secara tidak langsung melalui pengaruh terhadap kelembaban udara dan tanah serta radiasi matahari. Ketiga faktor lingkungan fisik tersebut erat kaitannya dengan penyerapan air dan hara serta penyakit tanaman. Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman apel adalah 1.000- 2.600 mmtahun dengan hari hujan 110-150 haritahun. Dalam setahun banyaknya bulan basah adalah 6-7 bulan dan bulan kering 3-4 bulan. Curah hujan yang tinggi saat berbunga akan menyebabkan bunga gugur sehingga tidak dapat menjadi buah Suhardjo, 1985. 2. 4. 3. Tanah Tanaman apel tumbuh dengan baik pada tanah yang bersolum dalam, mempunyai lapisan organik tinggi, dan struktur tanahnya remah dan gembur, mempunyai aerasi, penyerapan air, dan porositas baik, sehingga pertukaran oksigen, pergerakan hara dan kemampuan menyimpanan airnya optimal. Tanah yang cocok untuk tanaman apel adalah Latosol, Andosol dan Regosol Warintek.ristik.go.id, Tanaman sangat butuh sejumlah pupuk yang cukup banyak pada masa pertumbuhannya, dan kandungan air tanah yang dibutuhkan adalah air tersedia. Dalam pertumbuhannya tanaman apel membutuhkan kandungan air tanah yang cukup

2. 5. Pewilayahan Tanaman dan Evaluasi Lahan

Pewilayahan tanaman merupakan salah satu metode evaluasi lahan yang mengidentifikasi lahan yang dapat digunakan untuk tanaman tertentu, sehingga dapat ditentukan kelas-kelas kesesuaian lahan terhadap tanaman dan diperoleh lahan yang potensial untuk pengembangan tanaman Komarudin, 1998. Evaluasi lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tataguna tanah dan juga suatu proses dalam menduga potensi lahan tertentu baik untuk pertanian maupun non pertanian. Potensi suatu wilayah untuk suatu pengembangan pertanian pada dasarnya ditentukan oleh kecocokan antara sifat fisik lingkungan yang mencakup iklim, tanah, lereng, topografi dan persyaratan penggunaan lahan atau syarat tumbuh tanaman. Inti dari evaluasi kesesuaian lahan adalah membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang akan diterapkan, dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh lahan yang digunakan. Dengan cara ini maka akan diketahui potensi lahan atau kelas kesesuaian untuk jenis penggunaan lahan tersebut. Kesesuaian lahan adalah kecocokan adaptability suatu lahan untuk tipe penggunaan lahan jenis tanaman dan tingkat pengelolaan tertentu. Penilaian kesesuian lahan dibedakan menurut tingkatannya yaitu, pada tingkat orde dan kelas. Pada tingkat orde kesesuaian lahan dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai S dan yang tergolong tidak sesuai N, sedangkan pada tingkat kelas, lahan yang tergolong sesuai S dibedakan antara pertama adalah lahan sangat sesuai S1, merupakan kelas kesesuaian dimana lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang berarti dan nyata terhadap penggunaan secara berkelanjutan dan tidak akan mereduksi produktivitas secara nyata. Kedua yaitu lahan sesuai S2, merupakan kelas kesesuaian dimana lahan mempunyai faktor pembatas, dan faktor pembatas ini berpengaruh terhadap produktivitasnya, tetapi biasanya faktor pembatas tersebut mampu diatasi oleh petani itu sendiri. Ketiga adalah lahan sesuai marjinal S3 merupakan kelas kesesuaian lahan dimana lahan mempunya faktor pembatas yang berat, memerlukan tambahan input yang lebih banyak daripada kelasa S2 Untuk mengatasi faktor pembatasnya diperlukan modal yang tinggi, sehingga perlu adanya campur tangan dan bantuan pemerintah ataupun pihak swasta.. Ketiga kelas ini didasarkan pada faktor pembatas yang mempengaruhi kelanjutan penggunaan lahan Lampiran 1. 6

2. 6. Sistem Informasi Geografis