9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Keadaan Daerah Propinsi Jawa
Timur Jawa Timur terletak antara
110
o
.57” – 115
o
57” BT dan Garis Lintang 5
o
37” LS dan 8
o
48” LS dengan luas wilayah 4.836.049 ha. Secara umum Jawa Timur
dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu Jawa Timur daratan dengan proporsi
lebih luas hampir mencakup 90 dari seluruh luas wilayah Propinsi Jawa Timur
dan wilayah Kepulauan Madura yang hanya sekitar 10 saja. Batas-batas wilayah
propinsi Jawa Timur sebagai berikut : Sebelah utara dengan laut Jawa, sebelah
selatan dengan Samudra Indonesia, sebelah barat dengan propinsi Jawa Tengah, dan
sebelah timur dengan Selat Bali Propinsi Bali.
Gambar 4. 1. Peta Propinsi Jawa Timur
Berdasarkan sistem klasifikasi Schmidt dan Ferguson sebagian besar
wilayah Jawa Timur mempunyai iklim tipe D. Kelembaban udara berkisar antara 40
hingga 97 . Curah hujan rata – rata antara 1.500 mmtahun sampai dengan 2.700
mmtahun dan suhu rata – rata di wilayah Jawa Timur berada pada kisaran 15,2 °C
minimum dan 34,2 °C maksimum.
Daerah Jawa Timur memiliki tanah yang subur, Salah satu faktor penting yang
mempengaruhi tingkat kesuburan tanahnya adalah banyaknya gunung berapi yang masih
aktif serta aliran sungai yang cukup besar. Tekstur tanah mulai dari sangat halus
sampai sedang sehingga cocok untuk pertanian dan perkebunan.
4. 2. Kesesuaian Iklim untuk Tanaman apel di Propinsi Jawa Timur.
Tanaman apel dapat tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian 700-1200
mdpl. dengan ketinggian optimal 1000-1200 mdpl Kusumo, 1974. Kondisi tersebut
memungkinkan tanaman apel dapat tumbuh, berkembang, dan berproduksi dengan baik
karena faktor ketersediaan air yang cukup.
Sedangkan faktor suhu udara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman apel karena suhu merupakan unsur utama dalam aktivitas
fisiologis, pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Faktor curah hujan dan suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman apel. Sedangkan penyinaran matahari merupakan faktor yang
lebih bersifat peransang pembungaan.
Gambar 4. 2. merupakan peta kesesuaian iklim untuk tanaman apel.
Terdapat tiga kelas kesesuaian yaitu sangat sesuai S1, sesuai S2, dan sesuai marjinal
S3. Gradasi warna menunjukan kelas S1, S2, dan S3.
Gambar 4. 2. Peta Kesesuaian Iklim untuk
Tanaman Apel di Jawa Timur
Dari peta kesesuaian iklim yang dihasilkan, dapat dilihat terdapat banyak
daerah-daerah yang memiliki tingkat kesesuaian yang rendah, hal ini lebih
disebabkan karena daerah-daerah tersebut memiliki suhu rata-rata yang lebih tinggi
dari nilai kriteria kecocokan suhu tanaman apel yang digunakan, keadaan ini juga
merupakan faktor pembatas bagi daerah- daerah yang berada di dataran rendah untuk
mengembangkan budidaya tanaman apel.
Curah hujan dianggap kurang berpengaruh terhadap hasil yang didapat, hal
ini disebabkan karena kebanyakan daerah di Jawa Timur memiliki curah hujan yang
cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman apel.
10
Wilayah yang memiliki kelas kesesuaian S1 terluas adalah kabupaten
Malang yaitu 11.820,07 ha Lampiran 3, sedangkan daerah yang kelas S1 terkecil
adalah Kodya Kediri yaitu 328,34 ha. Kabupaten Malang memiliki kelas S1 paling
luas sehingga dapat disimpulkan bahwa daerah Malang memiliki tingkat kesesuaian
iklim yang sangat sesuai untuk tanaman apel, hal ini lebih menegaskan alasan
mengapa sentra produksi apel di Indonesia ada di daerah tersebut.
Luas kelas iklim kelas S2 atau sesuai ada sekitar 843.164,87 ha atau 17,7
dari total luas wilayah kajian. Kabupaten Malang merupakan daerah kelas S2 terluas
yaitu sekitar 186.494,41 ha dan yang terkecil adalah Madiun yaitu sebesar 22.655,13 ha
Lampiran 3. Sedangkan luasan kelas iklim S3 sangat banyak juga yaitu sekitar
3.822.150,42 atau 80.4 dari total luasan wilayah kajian Daerah yang tidak cocok
sama sekali atau kelas N hanya sedikit yaitu sekitar 38743.56 atau 0.8 dari luas total
seluruh wilayah kajian, dan kabupaten Sumenep merupakan daerah dengan kelas N
terbesar yaitu 17401.77 ha Lampiran 3. Kesesuaian
iklim sangat berkorelasi
dengan ketinggian sehingga daerah yang termasuk kedalam S3 atau N dapat
dipastikan berada di daerah yang memiliki topografi yang relatif rendah, sebagai contoh
daerah Sumenep yang memilki tingkat kesesuaian iklim N terbesar, berada di
daerah Pantai utara jawa. Untuk itu peta topografi dimasukkan juga pada parameter
kesesuaian yang digunakan.
Terlepas dari hal diatas maksud utama penggunaan topografi sebagai
parameter kesesuaian, adalah untuk menyeimbangkan selang dan data suhu yang
digunakan. Tabel 4. 1.Luas Potensi Pengembangan
Tanaman Apel Berdasarkan Kesesuaian Iklim di Jawa
Timur .
Kelas Kesesuaian
Luas Lahan Ha
Luas Lahan
N 38743.56
0.8 S1
47608.61 1.0
S2 843164.87
17.7 S3
3822150.42 80.4
Total 4751667.46 100
4. 3. Kesesuaian Tanah untuk Tanaman apel di Propinsi Jawa Timur.