PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Potensi Pengembangan Tanaman Apel ( Malus sylvestris Mill ) Berdasarkan Aspek Agroklimat Di Jawa Timur

1 20000 40000 60000 80000 100000 Volume import Ton ApelJeruk Mandarin PearAnggur Jeruk Orange DurianBuah segar lain Jenis Buah Perbandingan volume import buah apel dengan buah segar lainya 2000 2001 2002 2003 I. PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura sudah dipandang sebagai salah satu sumber pertumbuhan baru dalam sektor pertanian, karena memiliki potensi pasar yang tinggi. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, maka permintaan masyarakat terhadap produk hortikultura di dalam negeri diperkirakan akan meningkat. Buah-buahan merupakan komoditas hortikultura selain sayuran, tanaman hias dan tanaman obat yang mempunyai peranan penting dalam hal pemenuhan gizi masyarakat dan potensi ekonomi. Permintaan buah-buahan berdasarkan proyeksi Bina Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura menunjukan kenaikan sebesar 6,5 untuk periode tahun 2000 – 2005 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 6,8 untuk periode 2005 – 2010 dan 6,9 untuk periode 2010 – 2015 Ardiansyah, 1997. Sayangnya pemenuhan kebutuhan buah- buahan ini tidak hanya mengandalkan produksi lokal tetapi juga produk impor. Berikut ini adalah nilai impor produk hortikultura selama kurun waktu 1998 – 2003. Tabel 1. 1. Impor produk hortikultura tahun 1998 – 2003 Tahun Volume juta ton Nilai juta USD 1998 0.3 121.6 1999 0.4 140.6 2000 0.6 252.9 2001 0.6 254.7 2002 0.6 334.5 2003 0.6 333.2 Sumber: BPS 2004 Besarnya impor produk hortikultura khususnya buah segar menunjukan bahwa produksi dalam negeri belum mampu memberi kontribusi dalam pemenuhan kebutuhannya, jika Indonesia terpaksa harus terus mengimpor, alangkah sia-sianya potensi sumber daya alam Indonesia yang sangat banyak ini. Untuk mendorong peningkatan produksi dan mutu buah dalam negeri, selama beberapa tahun terakhir Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura meluncurkan program pembentukan kawasan sentra produksi dimana secara keseluruhan program ini mendorong peningkatan produksi dan mutu buah yang mencakup salah satunya adalah perluasan areal tanam di wilayah sentra, karena hanya dengan memproduksi buah yang bermutu tinggi dalam jumlah yang cukup, maka Indonesia dapat membendung masuknya buah impor. Buah apel sebagai salah satu buah- buahan yang memilik ketergantungan pada impor merupakan komoditas yang paling banyak dibutuhkan masyarakat, hal ini bisa dilihat dari tingginya nilai impor buah apel dibandingkan dengan buah impor lainnya seperti jeruk mandarin, pir, anggur, jeruk orange, durian dan buah segar lainnya. Gambar 1. 1. Perbandingan Volume impor apel dibanding buah segar lain Indonesia tahun 2000 – 2003 Ton. Sumber: BPS 2004 Pengembangan apel di Indonesia belum begitu pesat sebagaimana yang diharapkan, bahkan pada beberapa tempat justru mengalami penurunan yang serius. Beberapa faktor penyebabnya selain minimnya produksi dan mutu, tingginya organisme pengganggu tanaman dan keterbatasan kemampuan serta sumberdaya manusia adalah keterbatasan wilayah agroklimat yang sesuai Dirjen BPH, 2004. Berdasarkan karakteristik dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pengembangan apel di Indonesia, Jawa Timur merupakan salah satu sentra produksi apel yang utama. Dalam rangka peningkatan produksi tanaman apel khususnya di wilayah Jawa Timur, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperluas areal penanaman Ekstensifikasi, mengingat populasi tanaman apel di Jawa Timur saat ini masih terkonsentrasi di kabupaten Malang yang mencapai 80 dari jumlah seluruh tanaman apel yang ada di Jawa Timur. Namun sesungguhnya, 2 pengembangan apel masih dapat ditingkatkan mengingat wilayah Jawa Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya yang masih luas dengan sumberdaya alam yang mendukung. Melakukan perluasan lahan pertanian sendiri tidak dapat diterapkan di sembarang daerah, karena setiap daerah memiliki karakteristik lahan yang berbeda sehingga tidak semua tanaman dapat tumbuh di daerah tersebut. Diperlukan sumberdaya alam seperti iklim dan tanah yang harus diperhatikan untuk melakukan ekstensifikasi. Salah satu cara untuk menentukan lokasi yang sesuai bagi pengembangan tanaman apel adalah dengan memperhatikan aspek agroklimatnya yaitu faktor iklim yang meliputi curah hujan , suhu, dan radiasi. Ketiga faktor tersebut sangat menentukan pertumbuhan, perkembangan, dan produksi tanaman. Faktor tanah yang perlu diperhatikan adalah sifat fisik, kimia dan topografi daerah.

I. 2. Tujuan