95
Lampiran 8. Prosedur analisis produk detergen 1. Derajat Keasaman pH SNI : 06-4085-1996
Setiap kali akan melakukan pengukuran pH- meter dikalibrasi dengan larutan buffer pH. Elektroda yang telah dibersihkan dicelupkan dengan air
suling ke dalam contoh yang akan diperiksa pada suhu 25 °
C. Nilai pH pada skala pH- meter dibaca dan dicatat.
2. Stabilitas Emulsi Modifikasi ASTM, D-133, 2060
Kestabilan emulsi diukur antara air dan xylene. Xylene dan air dicampur dengan perbandingan 3 : 2. Campuran tersebut dikocok selama 5
menit menggunakan vortex mixer. Pemisahan emulsi antar xylene dan air diukur berdasarkan lamanya pemisahan antar fasa yang diamati setelah 24
jam. Konsentrasi detergen yang ditambahkan adalah 10 persen dalam campuran xylene-air. Lamanya pemisahan antar fasa sebelum ditambahkan
detergen dibandingkan dengan sesudah ditambahkan detergen. Stabilitas emulsi detergen dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Stabilitas emulsi = A1 x 100 A2
Keterangan : A1 = Volume emulsi setelah 24 jam
A2 = Volume emulsi setelah dikocok selama 5 menit menggunakan vortex
3. Berat Jenis Pe rmono, 2000
Pengukuran berat jenis dilakukan dengan menimbang produk detergen yang diletakkan dalam wadah kecil yang telah diukur volumenya. Cara
mengukur volume wadah adalah dengan menuangkan air ke dalam wadah hingga penuh. Setelah itu, tuangkan air dari wadah ke gelas ukur. Volume air
dalam gelas ukur dicatat da volume air tersebut merupakan volume wadah. Berat jenis dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
96
Berat Jenis gml = Berat bahan netto, gram Volume bahan ml
4. Bahan tidak larut dalam air SNI 06-4594-1998
Detergen ditimbang sebanyak 1 gram dan dilarutkan dalam 250 ml air pada suhu kamar. Saring dengan penyaring, dan endapannya dicuci dengan
air. Keringkan sampai bobot tetap dalam oven pada suhu 105 °
C. Hitung jumlah persen bahan tidak larut dalam air yang terdapat dalam contoh uji.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Daya deterjensi = K1 - K2 x 100
Ws Keterangan :
K1 = bobot kertas saring yang telah dikeringkan K2 = bobot kertas saring awal
Ws = bobot sampel awal
5. Penetapan kadar air Permono, 2000
Cawan kosong dan tutupnya dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator selama 10 – 15 menit, kemudian ditimbang.
Sampel yang akan dianalisa dimasukkan ke dalam cawan tadi dan ditimbang sekitar 3 – 5 gram. Masukkan cawan yang sudah berisi sampel tadi ke dalam
oven selama 6 jam. Pindahkan cawa ke dalam desikator untuk didinginkan dan kemudian ditimbang. Keringkan kembali ke dalam oven bila beratnya
belum tetap. Rumus yang digunakan untuk mengukur kadar air adalah sebagai berikut:
kadar air basis basah = W2 x 100 W1
Keterangan : W1 = berat sampel gram
W2 = kehilangan berat gram
97
6. Uji Deterjensi Modifikasi Salmiah et al., 20001
Deterjensi dilakukan untuk mengetahui kemampuan deterjen dalam pembersihan kotoran berlemak dari suatu kain. Pengukuran deterjensi
dilakukan dengan menggunakan alat Color Tec PCM terhadap warna putih kain whiteness. Prosedur pengukurannya adalah sebagai berikut: kain putih
yang telah ditetesi pengotor sebanyak satu tetes dilarutkan ke dalam larutan MES 2 kemudian diaduk selama 15 menit pada suhu 130
° F atau 54,4
° C.
deterjensi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Daya deterjensi = W2 - W3 x 100
W1 - W3 Keterangan :
W1 = Whiteness kain awal sebelum ditetesi bahan pengotor W2 = Whiteness kain yang telah dicuci
W3 = Whiteness kain yang telah ditetesi bahan pengotor
7. Derajat Put ih