90
3. Tegangan Antarmuka ASTM D 1331, 2000
Metode penentuan tegangan antarmuka sama dengan pengukuran tegangan permukaan. Untuk pengukuran cairan yang mengandung dua fase
yang berbeda, yaitu fase larut dalam air aqueous dan fase tidak larut dalam air nonaqueous, dilakukan beberapa tahapan. Fase aqueous air
dimasukkan terlebih dahulu ke dalam wadah gelas, kemudian dicelupkan cincin platinum kedalamnya lingkaran logam tercelup 3 - 5 mm di bawah
permukaan cairan, setelah itu secara hati- hati fase nonaqueous xylene ditambahkan diatas fase aqueous sehingga sistem terdiri dari dua lapisan.
Kontak antara cincin dan fase nonaqueous sebelum pengukuran harus dihindari. Setelah tegangan antarmuka mencapai ekuilibrium, yaitu benar-
benar terbentuk dua lapisan terpisah yang sangat jelas, pengukuran dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan pengukuran tegangan permukaan.
Kemampuan surfaktan dalam menurunkan tegangan antar muka dilakukan pada campuran air dengan xylene 1:1, konsentrasi surfaktan yang
ditambahkan adalah 10 persen dalam campuran xylene-air. Nilai tegangan antar muka antara air dengan xylene setelah ditambahkan surfaktan diukur
kembali. Kemudian dibandingkan nilai tegangan antarmuka antara sebelum dan sesudah ditambahkan surfaktan.
4. Stabilitas Emulsi ASTM D 1436, 2000
Kestabilan emulsi diukur antara air dan xylene. Xylene dan air dicampur dengan perbandingan 6 : 4. Campuran tersebut dikocok selama 5
menit menggunakan vortex mixer. Pemisahan emulsi antar xylene dan air diukur berdasarkan lamanya pemisahan antar fasa. Konsentrasi surfaktan
yang ditambahkan adalah 10 persen dalam campuran xylene-air. Lamanya pemisahan antar fasa sebelum ditambahkan surfaktan dibandingkan dengan
sesudah ditambahkan surfaktan. Rumus yang digunakan untuk menentukan stabilitas emulsi adalah sebagai berikut:
91
Stabilitas emulsi = A1 x 100 A2
Keterangan : A1 = Volume emulsi setelah 24 jam
A2 = Volume emulsi setelah dikocok selama 5 menit menggunakan vortex.
5. Stabilitas Busa Hui, 1996