4.1.1.1 Kata Dasar
1 èmpèr
Secara fisik, èmpèr yakni sama halnya dengan teras rumah. Penerapan pada rumah adat Kudus, èmpèr beralih fungsi sebagai ruang tamu. Secara satuan
lingual, kata èmpèr merupakan bentuk dasar dalam bahasa Jawa karena tidak mengalami proses morfologis yaitu tidak mengalami penambahan prefiks, infiks,
dan sufiks.
2 brunjung
Bentuk fisik dari leksikon pembentuk rumah adat Kudus ini berupa balok kayu yang terletak di atas balok tumpang sari yang memiliki peran sebagai pembentuk
atap pencu. Secara satuan lingual, kata brunjung merupakan bentuk kata dasar dalam bahasa Jawa karena tidak mengalami proses morfologis yaitu tidak
mengalami penambahan prefiks, infiks, dan sufiks.
3 sunduk
Secara fisik, sunduk pada rumah adat Kudus berupa balok kayu yang menghubungkan keempat saka guru pada ruang dalem yang berfungsi untuk
menstabilkan bangunan. Secara satuan lingual, kata sunduk merupakan bentuk dasar dalam bahasa Jawa karena tidak mengalami proses morfologis yaitu tidak
mengalami penambahan prefiks, infiks, dan sufiks.
4 ander
Secara fisik, ander pada rumah adat Kudus berupa balok kayu tegak lurus yang menghubungkan balok tumpang sari dengan blandar panuwun. Secara
satuan lingual, kata ander merupakan bentuk dasar dalam bahasa Jawa karena
tidak mengalami proses morfologis yaitu tidak mengalami penambahan prefiks, infiks, dan sufiks.
5 dudur
Secara fisik, dudur pada rumah adat Kudus berupa balok kayu yang menyangga empyak. Secara satuan lingual, kata dudur merupakan bentuk dasar
dalam bahasa Jawa karena tidak mengalami proses morfologis yaitu tidak mengalami penambahan prefiks, infiks, dan sufiks.
6 regol
Secara fisik, regol pada rumah adat Kudus berupa pintu masuk ke lingkungan rumah yang beratap yang sekarang dikenal dengan pintu gerbang. Secara satuan
lingual, kata regol merupakan bentuk dasar dalam bahasa Jawa karena tidak mengalami proses morfologis yaitu tidak mengalami penambahan prefiks, infiks,
dan sufiks.
7 gebyog
Secara fisik, gebyog pada rumah adat Kudus berupa papan kayu jati yang berfungsi sebagai dinding atau penyekat antar ruangan. Secara satuan lingual, kata
gebyog merupakan bentuk dasar dalam bahasa Jawa karena tidak mengalami proses morfologis yaitu tidak mengalami penambahan prefiks, infiks, dan sufiks.
8 tumpal
Secara fisik, tumpal pada rumah adat Kudus berupa motif ukiran pada saka, gebyog, pintu, dsb. Secara satuan lingual, kata tumpal merupakan bentuk dasar
dalam bahasa Jawa karena tidak mengalami proses morfologis yaitu tidak mengalami penambahan prefiks, infiks, dan sufiks.
9 dalem
Secara fisik, dalem pada rumah adat Kudus berupa ruangan yang terletak pada trap lantai paling tinggi sekarang lebih dikenal dengan ruang tengah. Secara
satuan lingual, kata dalem merupakan bentuk dasar dalam bahasa Jawa karena tidak mengalami proses morfologis yaitu tidak mengalami penambahan prefiks,
infiks, dan sufiks.
10 pawon
Secara fisik, pawon pada rumah adat Kudus berupa ruangan yang terpisah antara bangunan utama dan memiliki fungsi sebagai tempat untuk memasak dan
belajar mengaji. Secara satuan lingual, kata pawon merupakan bentuk dasar dalam bahasa Jawa karena tidak mengalami proses morfologis yaitu tidak
mengalami penambahan prefiks, infiks, dan sufiks.
11 jogan
Secara fisik, jogan pada rumah adat Kudus dapat berupa batu bata dan tegelubin. Secara satuan lingual, kata jogan merupakan bentuk dasar dalam
bahasa Jawa karena tidak mengalami proses morfologis yaitu tidak mengalami penambahan prefiks, infiks, dan sufiks.
12 empyak
Secara fisik, empyak pada rumah adat Kudus berupa balok kayu yang disusun sedemikian rupa untuk membentuk atap dan berfungsi untuk menyangga
gendheng. Secara satuan lingual, kata empyak merupakan bentuk dasar dalam bahasa Jawa karena tidak mengalami proses morfologis yaitu tidak mengalami
penambahan prefiks, infiks, dan sufiks.
13 pantèk
Secara fisik, pantèk pada rumah adat Kudus berupa silinder menyerupai paku namun berasal dari bambu berfungsi sebagai pengunci sambungan antar kayu.
Secara satuan lingual, kata pantèk merupakan bentuk dasar dalam bahasa Jawa karena tidak mengalami proses morfologis yaitu tidak mengalami penambahan
prefiks, infiks, dan sufiks.
14 umpak
Secara fisik, umpak pada rumah adat Kudus berupa batu atau tembok yang berfungsi sebagai pengganjal atau alas tiangsaka Secara satuan lingual, kata
umpak merupakan bentuk dasar dalam bahasa Jawa karena tidak mengalami proses morfologis yaitu tidak mengalami penambahan prefiks, infiks, dan sufiks.
15 altar
Secara fisik, altar pada rumah adat Kudus berupa motif ukiran pada panil- panil gebyog. Secara satuan lingual, kata altar merupakan bentuk dasar dalam
bahasa Jawa karena tidak mengalami proses morfologis yaitu tidak mengalami
penambahan prefiks, infiks, dan sufiks. 16
teratai
Secara fisik, teratai pada rumah adat Kudus berupa motif ukir yang sering dijumpai pada setiap bagian rumah adat yang berornamen. Secara satuan lingual,
kata teratai merupakan bentuk dasar dalam bahasa Jawa karena tidak mengalami proses morfologis yaitu tidak mengalami penambahan prefiks, infiks, dan sufiks.
4.1.1.2 Kata Jadian