Motivasi Belajar LANDASAN TEORI

11

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

H. LANDASAN TEORI

1. Motivasi Belajar

a. Pengertian motivasi belajar Berbagai pendapat tentang pengertian motivasi menurut Thomas L Good dan Jere B. Brophy dalam Prayitno, 1989: 8 motivasi sebagai suatu energi pengerak, pengaruh dan memperkuat tingkah laku. Sedangkan menurut Marx dan Tombouch dalam Prayitno, 1989: 8 mengumpamakan motivasi sebagai bahan bakar dalam beroperasinya sebuah mesin. Tidak akan berarti betapapun baiknya mesin dan kehalusan penyetelannya kita dalam mengoperasikan mesin-mesin tersebut, kalau bahan bakarnya tidak ada. Dari pendapat diatas dapat kita ketahui bahwa betapapun baiknya potensi anak yang meliputi kemampuan intelektual atau bakat siswa dan materi yang akan diajarkan dan lengkapnya sarana belajar, namun siswa tidak termotivasi dalam belajar, maka proses belajar tidak akan berlangsung secara optimal Menurut Robber C. Beck dalam Prayitno, 1989: 8, motivasi adalah rangsangan, kebiasaan dan perasaan ingin tahu yang berasal dari dalam diri siswa. Sedangkan menurut Anderson C. R dan Faust, 12 G. W. dalam Prayitno, 1989: 10 mengemukakan bahwa motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan. Selanjutnya tentang pengertian motivasi belajar, beberapa ahli mengeluarkan pendapat sebagai berikut: 1 Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, agar tujuan yang dikehendaki siswa tercapai Winkel, 1983: 73. 2 Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai Sardiman, 2006: 75. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah dorongan atau kekuatan dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta arah belajar untuk mencapai tujuan yang dikehendaki siswa. b. Komponen Motivasi Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan. 13 1. Kebutuhan Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar alasan berusaha. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Sebagai ilustrasi, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran yang lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu, tapi ia kurang baik dalam mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakannya tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Oleh karena itu siswa mengubah cara-cara belajarnya. Suatu penjelasan tentang kebutuhan-kebutuhan individu dikemukakan oleh Maslow. Teori Maslow ini akan banyak menolong karena teori tersebut menjelaskan mengapa beberapa kebutuhan sangat dominan pada waktu-waktu tertentu atau pada suatu taraf perkembangan tertentu. Menurut Maslow, apabila kebutuhan-kebutuhan pada suatu tahap tertentu dapat dipenuhi, maka kebutuhan-kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi akan menjadi sangat kuat. Adapun susunan kebutuhan-kebutuhan individu itu menurut teori Maslow adalah sebagai berikut: 1 Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan makan, minum, bernafas, tidur, kegiatan, seks, dan kepuasan sensoris. Bila 14 kebutuhan ini terpuaskan dengan baik, maka kebutuhan- kebutuhan berikutnya akan menjadi pendorong yang kuat. 2 Kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman. Setiap individu selalu berusaha untuk menyelamatkan dirinya. Dorongan untuk menyelamatkan diri ini akan kuat apabila kebutuhan fisiologisnya terpenuhi. 3 Kebutuhan untuk diterima dan dicintai. Apabila seseorang sangat kurang mendapatkan cinta dan kasih sayang, ia akan membutuhkan cinta dan kasih sayang itu. Disamping itu, anak juga ingin merasakan bahwa ia diterima oleh kelompoknya, merasa bahwa ia merupakan salah seorang anggota keluarga yang cukup berharga. 4 Kebutuhan akan harga diri. Harga diri seseorang timbul dalam hubungannya dengan orang lain dalam kelompoknya. Hal ini erat hubungannya dengan orang lain didalam kelompoknya. Hal ini erat hubungannya dengan status didalam kelompok dan penghargaan orang lain terhadapnya. Seseorang akan merasa dirinya dihargai oleh orang lain kalau ia merasa dirinya dianggap penting. 5 Kebutuhan untuk merealisasikan diri. Realisasi diri atau aktualisasi diri berarti akan atau harus menjadi apakah seseorang itu berdasarkan potensi-potensi yang ada didalam dirinya. 15 Kebutuhan adalah kecenderungan-kecenderungan permanen dalam diri seseorang yang menimbulkan dorongan dan menimbulkan kelakuan untuk mencapai tujuan. Kebutuhan itu timbul karena adanya perubahan internal change di dalam organisme atau disebabkan oleh perangsang kejadian-kejadian itu di lingkungan organisme. Begitu terjadi perubahan, timbul energi yang mendasari kelakuan kearah tujuan. Jadi, timbulnya kebutuhan inilah yang menimbulkan motivasi pada kelakuan seseorang. 2. Dorongan Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Sebagai ilustrasi, siswa kelas tiga SMK memiliki harapan untuk dapat diterima sebagai mahasiswa fakultas teknik. Siswa tersebut memperoleh hasil belajar rendah pada mata pelajaran matematika, fisika, dan kimia dalam ulangan bulan ke satu. Menyadari hal ini, maka siswa tersebut mengambil kursus tambahan dan belajar lebih giat. Pada ulangan kedua hasil belajarnya bertambah baik. Menyadari hasil belajar bertambah baik tersebut, maka semangat belajar siswa semakin tinggi. 16 3. Tujuan Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Pada kasus siswa mengambil kursus tambahan dan belajar lebih giat tersebut menunjukkan bahwa siswa bertujuan lulus UMPTN dan diterima di fakultas teknik. Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh sesuatu perbuatan yang pada gilirannya akan memuaskan kebutuhan individu. Adapun tujuan yang jelas dan didasari akan mempengaruhi kebutuhan, dan ini akan mendorong timbulnya motivasi. Jadi, tujuan dapat pula membangkitkan timbulnya motivasi dalam diri seseorang. Jadi motivasi dan insentif-insentif inilah hal-hal yang disediakan oleh lingkungan atau oleh guru dengan maksud untuk merangsang siswa agar bekerja lebih giat dan lebih baik. Insentif dapat memuaskan atau tidak memuaskan kebutuhan individu. Insentif dapat menjadi tujuan atau identik dengan tujuan. Antara tujuan dan insentif terdapat hubungan yang erat. Guru seringkali menggunakan insentif untuk memberikan motivasi kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Insentif akan bermanfaat jika mengandung tujuan yang akan memberikan kepuasan terhadap kebutuhan psikologi anak. Itu sebabnya guru harus kreatif dan imajinatif dalam menyediakan insentif yang tepat. 17 c. Tipe Motivasi Dikenal dua tipe motivasi yaitu: 1. Motivasi Intrinsik Menurut Tornburgh dalam Prayitno, 1989: 10 berpendapat bahwa motivasi intristik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri internal individu, sedangkan menurut Dechams dalam Prayitno, 1989: 10 mengemukakan bahwa individu yang melakukan kegiatan yang di dorong oleh motivasi intristik, maka kegiatannya adalah untuk mencapai tujuan yang merupakan hasil kegiatan itu. Dari pendapat diatas diketahui bahwa individu terdorong untuk bertingkah laku ke arah tujuan tertentu tanpa adanya faktor dari luar. Hal ini dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa butuh mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. 2. Motivasi Ekstrinsik Menurut Pintner dkk dalam Prayitno, 1989: 13 mengemukakan bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh rangsangan dari luar. Sedangkan menurut Thornburgh dalam Prayitno, 1989: 14 Motivasi ekstrinsik dapat diartikan bahwa, tujuan utama individu melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak diluar 18 aktivitas belajar itu sendiri, atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar. Banyak mata pelajaran disekolah yang bukan merupakan kebutuhan psikologis siswa, tetapi merupakan kebutuhan normatif. Untuk menjadikan materi belajar yang bersifat kebutuhan normatif menjadi kebutuhan siswa, maka untuk pertama kalinya perlu di bangun motivasi ekstrinsik. Didalam diri siswa yang pada akhirnya di harapkan berkembang menjadi motivasi intrinsik.

2. Minat Belajar

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PRAKTIK TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR KELISTRIKAN OTOMOTIF SISWA KELAS II PROGRAM MESIN OTOMOTIF SMK SAKTI GEMOLONG TAHUN AJARAN 2008 2009

1 10 80

PENGARUH PERHATIAN ORANGTUA TERHADAP DISIPLIN BELAJAR DALAM KAITANNYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SMK NEGERI 1 MERDEKA BERASTAGI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF.

0 3 22

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMANDIRIAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA DIKLAT KELISTRIKAN PENERANGAN OTOMOTIF SISWA SMK HKBP PANGURURAN.

0 5 41

PENGARUH METODE INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISTIM KELISTRIKAN OTOMOTIF SISWA KELAS XI SMK NEGERI I MERDEKA BERASTAGI.

0 1 10

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN SISWA TERHADAP KOMPETNSIMENGAJAR GURU DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA DIKLAT KEJURUAN KELAS XI DI SMK PROGRAM STUDI TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF KOTA MEDAN.

0 2 24

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATERI KELISTRIKAN OTOMOTIF Analisis Faktor-Faktor Berpengaruh Terhadap Motivasi Belajar Materi Kelistrikan Otomotif Bagi Siswa Kelas Xi SMK YP Delanggu Klaten.

0 0 16

(ABSTRAK) PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA DIKLAT KELISTRIKAN OTOMOTIF PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 2 PATI TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 0 2

PENGARUH SIKAP DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PERBAIKKAN PERAWATAN KELISTRIKAN OTOMOTIF PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF KELAS XI SMK PIRI SLEMAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 153

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MATA DIKLAT PERAWATAN DAN PERBAIKAN KELISTRIKAN OTOMOTIF SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK PIRI SLEMAN TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 140

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PERILAKU HIDUP SEHAT DENGAN PRESTASI BELAJAR KEJURUAN OTOMOTIF KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH IMOGIRI BANTUL TAHUN AJARAN 2014/2015

0 0 7