11
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Peran The Role Theory
Teori peran the role theory adalah teori yang merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi, maupun disipin ilmu.Teori peran merupakan bagian dari
teori psikologi sosial yang digunakan untuk menganalisis interaksi sosial Kartikasari, 2012.Teori peran the role theory merupakan bagian dari Teori
Psikologi Sosial. Menurut Hartley dan Hartley 1961:1 dalam Walgito 1999 memberikan
definisi men genai psikologi sosial sebagai berikut: “social psychology is that
branch of the social sciences which seek to understand individual behavior in the context of social interaction
”.Dari pengertian ini dapat dikemukakan bahwa Hartley dan Hartley ingin melihat perilaku individu dalam konteks interaksi
sosial.Adapun sasaran penelitian psikologi sosial adalah perilaku individu. Menurut Sugiyo 2006 terdapat empat pendekatan teoritis utama dalam
menjelaskan fenomena termasuk didalamnya perilaku sosial, antara lain: 1.
Pendekatan biologis Manusia dilahirkan dengan berbagai karakteristik biologis yang berperan
menentukan perilaku.Karakteristik
biologis setiap
manusia berbeda-
beda.Karakteristik biologis yang dimiliki oleh setiap individu membatasi individu tersebut dalam perilaku dan rangsangan yang timbul dari perilaku tersebut.Selain
itu, pendekatan biologis juga memfokuskan pada perbedaan genetik individu yang dapat mempengaruhi perilaku individu.
2. Pendekatan belajar Behavioristik
Pendekatan belajar sebagai dasar dari pendekatan behaviorisme, yakni individu dianggap secara aktual melakukan kegiatan politik, sedangkan perilaku
lembaga politik pada dasarnya merupakan perilaku individu dengan pola tertentu Winarna dan Murni, 2007. Pendekatan belajar ini merupakan pendekatan yang
memfokuskan pada perilaku individu dalam suatu masyarakat organisasi ditentukan oleh apa yang sudah ia dapatkan dalam proses belajar sebelumnya
melalui proses pembiasaan. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam pendekatan belajar behavioristik adalah personal background dan pengetahuan dewan
tentang anggaran. 3.
Pendekatan insentif Menurut pendekatan insentif orang akan berperilaku berdasarkan
pertimbangan keuantungan dan kerugian yang akan diperolehnya. Jika dibandingan dengan pendekatan belajar yang lebih memfokuskan pada
pengalaman berlajar sebelumnya, pendekatan insentif lebih memfokuskan pada keuntungan atau kerugian yang akan di dapatkan di masa depan.
4. Pendekatan kognitif
Pendekatan kognitif memandang perilaku seseorang ditentukan oleh persepsinya terhadap situasi sosial. Pendekatan kognitif lebih menekankan pada
interpretasi dan organisasi konseptual, mengenai fenomena yang terjadi sekarang, bukan masa lalu, ataupun masa depan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, psikologi sosial mempelajari perilaku atau tingkah laku individu. Perilaku individu akan mempengaruhi peran individu
tersebut dalam suatu organisasi atau kelompok. Anggota DPRD dalam hal ini sebagai individu dalam kelompok sosial melakukan dalam kegiatan politik, maka
perilaku anggota dewan tersebut akan mempengaruhi perannya dalam melaksanakan tugas pengawasan keuangan daerah. Berdasarkan dengan
pendekatan belajar behavioristik, tingkah laku manusia dipengaruhi oleh apa yang telah ia dapatkan dalam proses belajar sebelumnya, dalam penelitian ini
strata pendidikan, pengalaman organisasi, lama kerja di pemerintahan dan tingkah laku anggota DPRD dipengaruhi oleh personal background dan pengetahuan
dewan tentang anggaran. Oleh karena itu, baik secara langung maupun tidak langsung, variabel personal background dan pengetahuan dewan tentang anggaran
akan mempengaruhi peran anggota dewan dalam melaksanakan tugasnya dalam pengawasan keuangan daerah.
Teori peran the role theory adalah teori yang merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi, maupun disipin ilmu.Teori peran merupakan bagian dari
teori psikologi sosial yang digunakan untuk menganalisis interaksi sosial kartikasari, 2012.Teori peran lebih menekankan pada perspektif perilaku
individu, dimana interaksi sosial sebagai perilaku individu yang berkaitan dengan posisi sosial tertentu. Menurut Biddle dan Thomas 1996 dalam Kartikasari
2012 membagi peristilahan dalam teori peran dalam 4 golongan, yaitu istilah yang menyangkut : a orang-orang yang mengambil bagian dari interaksi sosial, b
perilaku yang muncul dari interaksi tersebut, c kedudukan orang-orang dalam perilaku, d kaitan orang dengan perilaku.
Status atau kedudukan merupakan posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Menurut Dhohiri, dkk 2006, umumnya terdapat tiga macam cara
memperoleh statuskedudukan dalam masyarakat, yaitu: ascribed status, achieved status dan assigned status. Ascribed status merupakan kedudukan yang diperoleh
seseorang melalui kelahiran. Misalnya, kedudukan anak seorang bangsawan diperoleh karena ia dilahirkan dari orang tua yang berdarah bangsawan. Achieved
status merupakan statuskedudukan seseorang yang diperoleh melalui usaha-usaha yang disengaja. Misalnya, kedudukan seseorang menjadi anggota DPRD
diperoleh dengan usaha dan memenuhi syarat sehingga ia dapat dipilih oleh masyarakat. Sedangkan assigned status merupakan status atau kedudukan yang
diberikan. Misalnya, gelar kehormatan yang diberikan kepada seseorang yang dianggap berjasa.
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa peran seseorang berhubungan erat dengan perilaku seseorang berdasarkan dengan kedudukan yang
dimiliki.Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda-beda sesuai dengan kedudukan yang dimiliki.Oleh karena itu, setiap individu dalam suatu
kelompok masyarakat harus memahami peran masing-masing supaya dapat menjalankan hak dan kewajiban masing-masing sehingga tidak menimbulkan
konflik.
2.1.2 Teori Keagenan Agency Theory