Hubungan antara Pengasuhan Psikososial dengan Status Gizi Hubungan antara Penyiapan Makan dengan Status Gizi

4.3. ANALISIS BIVARIAT

Analisis bivariat merupakan analisis terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak ada hubungan antara variabel bebas pola asuh, besar keluarga, serta konsumsi energi dan protein dengan variabel terikat status gizi balita. Uji yang digunakan adalah uji chi-square, dikarenakan jenis skala variabelnya adalah kategorikal tidak berpasangan. Jika syarat untuk uji chi-square tidak terpenuhi, digunakan uji Fisher’s Exact untuk tabel 2x2 dan penggabungan sel sebagai langkah alternatif uji chi-square Sopiyudin Dahlan, 2004:135.

4.3.1 Hubungan antara Pengasuhan Psikososial dengan Status Gizi

Berdasarkan pengujian hubungan pengasuhan psikososial dengan status gizi, diperoleh hasil seperti pada tabel berikut: Tabel 4.6 Tabulasi Silang Pengasuhan Psikososial dengan Status Gizi Pengasuhan Psikososial Distribusi responden Kasus kontrol Jumlah p-value OR f f f Kurang 7 25 6 21,4 13 23,2 0,752 1,22 Baik 21 75 22 78,6 43 76,3 Jumlah 28 100 28 100 56 100 Keterangan : a. Responden kasus adalah responden dengan status gizi buruk. b. Responden kontrol adalah responden dengan status gizi baik. Dari hasil tabulasi silang di atas, maka dapat diketahui bahwa dari 28 responden yang mempunyai status gizi buruk, 7 orang 25 diantaranya mempunyai pengasuhan psikososial yang kurang dan 21 orang 75 mempunyai pengasuhan psikososial yang baik. Dari 28 responden yang mempunyai status gizi baik, 6 orang 21,4 diantaranya mempunyai pengasuhan psikososial yang kurang dan 22 orang 78,6 mempunyai pengasuhan psikososial yang baik. Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengasuhan psikososial dengan status gizi balita. Hal ini dilihat dari uji chi- square dimana nilai p value yang diperoleh sebesar 0,752. Oleh karena p value 0,05, maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan antara pengasuhan psikososial dengan status gizi.

4.3.2 Hubungan antara Penyiapan Makan dengan Status Gizi

Berdasarkan pengujian hubungan penyiapan makan dengan status gizi, diperoleh hasil seperti pada tabel berikut: Tabel 4.7 Tabulasi Silang Penyiapan Makan dengan Status Gizi Penyiapan Makan Distribusi responden p-value OR Kasus Kasus Jumlah f f f Kurang 12 42,9 5 17,9 17 30,4 0,042 3,45 Baik 16 57,1 23 82,1 39 69,6 Jumlah 28 100 28 100 56 100 Keterangan : a. Responden kasus adalah responden dengan status gizi buruk. b. Responden kontrol adalah responden dengan status gizi baik. Dari hasil tabulasi silang di atas, maka dapat diketahui bahwa dari 28 responden yang mempunyai status gizi buruk, 12 orang 42,9 diantaranya mempunyai penyiapan makan yang kurang dan 16 orang 57,1 mempunyai penyiapan makan yang baik. Dari 28 responden yang mempunyai status gizi baik, 5 orang 17,9 diantaranya mempunyai penyiapan makan yang kurang dan 23 orang 82,1 mempunyai penyiapan makan yang baik. Berdasarkan tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara penyiapan makan dengan status gizi balita pada lingkungan tahan pangan dan gizi. Hal ini dilihat dari uji chi-square dimana nilai p value yang diperoleh sebesar 0,042. Oleh karena p value 0,05, maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara penyiapan makan dengan status gizi. Nilai OR sebesar 3,45 dengan IK 95 1,016 – 11,72. Artinya responden dengan pola penyiapan makan yang kurang mempunyai kemungkinan 3,45 kali untuk mempunyai status gizi buruk dibandingkan dengan responden dengan pola penyiapan makan yang baik.

4.3.3 Hubungan antara Besar Keluarga dengan Status Gizi