Interaksi dengan Sistem Enzim Lainnya Zat Antioksidan Lainnya.

komlemen dapat meyebabkan adhesi leukosit ke dinding endothelial, sehingga mengimobilisasi leukosit selama reperfusi. Penurunan jumlah leukosit yang imobilisaasi oleh flavonoid berhubungan dengan total komplemen di serum dan merupakan mekanisme protektif melawan kondisi yang berhubungan dengan inflamasi, seperti perlukaan reperfusi. Beberapa flavonoid dapat mencegah terhadinya degranulasi neutrofil tanpa mempengaruhi produksi superoksida, efek hambat beberapa flavonoid pada degranulasi sel mast ditunjukkan oleh karena modulasi reseptor kanak kalsium dalam membran plasma Middleton et al. 2000; Nijveldt et al. 2001 .

2.2.2.5. Interaksi dengan Sistem Enzim Lainnya

Ketika ROS bereaksi dengan besi Fe maka menghasilkan peroksidasi lipid. Flavonoid spesifik dapat menyingkirkan besi chelate iron sehingga menghilangkan factor penyebab terjadinya radikal bebas. Quercetin diketahui mempunyai efek iron-chelating dan iron-stabilizing. Flavonoid juga dapat mengurangi aktivasi komplemen sehingga akan mengurangi adhesi sel inflamasi ke dinding endothelial dan akhirnya menghilangkan respon inflamasi. Gambaran lainnya flavonoid adalah dapat mengurangi terlepasnya peroksidase. Pengurangan ini dapat menghambat produksi ROS oleh netrofil. Efek flavonoid lainnya adalah inhibisi metabolisme asam arakidonat. Efek ini merupakan efek antiinflamasi dan antitrombogenik dari flavonoid. Pelepasan asam arakidonat adalah awal dari respon inflamasi. Neutrofil yang mengandung lipoksigenase menghasilkan komponen kemotaksis dari asam arakidonat dan juga merangsang pelepasan sitokin Middleton et al. 2000; Nijveldt et al. 2001.

2.2.2.6. Zat Antioksidan Lainnya.

Sumber antioksidan selain flavonoid adalah Zn, selenium, vitamin C dan vitamin E. Kemampuan Zn dalam melemahkan proses oksidatif telah lama Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com dikenal. Secara umum mekanisme antioksidan dapat dibedakan menjadi dua yaitu efek akut dan kronik. Efek kronik melibatkan paparan Zn dalam waktu lama yang menghasilkan induksi beberapa substansi yang bertujuan sebagai antioksidan seperti metallothioneins. Oleh karena itu jika terjadi kekurangan Zn jangka panjang akan menyebabkan seseorang rentan terhadap beberapa stres oksidatif. Efek akut Zn melibatkan 2 mekanisme yaitu proteksi protein sulfhydryls atau mengurangi OH dari H 2 O 2 melalui antagonis redox-active transition metals seperti besi dan tembaga. Proteksi kelompok protein sulfhydryl diduga melibatkan reduksi reaktifitas sulfhydryl melalui 1 atau 3 mekanisme yaitu 1 pengikatan secara langsung Zn ke sulfhydryl, 2 pengikatan ke beberapa protein yang menghasilkan steric hindrance, 3 perubahan konformasi pengikatan protein ke tempat lainnya. Antagonism of redox-active, transition metal-catalyzed, site-specific reactions merupakan teori bahwa Zn dapat mengurangi cellular injury. Zn juga dapat mengurangi postischemic injury beberapa jaringan dan organ melalui mekanisme yang melibatkan antagonism of copper reactivity. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mencari mekanisme yang secara potensial dapat menemukan fungsi antioksidan dan kegunaan Zn Powel 2000. Selenium sebagai mikromineral sangat penting bagi kesehatan manusia. Selenium dikenal sebagai konstituen selanoprotein yang mempunyai struktur dan peranan sebagai enzim. Selenium dibutuhkan untuk membentuk fungsi sistem imun dan menjadi kunci untuk melawan perkembangan virulesi dan progres HIV ke AIDS Rayman 2000. Selain itu juga selenium mempunyai fungsi antioksidan. Defisiensi elemen ini pada hewan membuat mereka rentan terhadap stres oksidatif. Pada manusia, setidaknya ada 1 penyakit yang muncul hanya pada individu dengan defisiensi selenium Burk 2002. Mekanisme selenium sebagai antioksidan adalah dengan menetralkan radikal bebas dengan cara menjadi radikal bebas namun tidak seberbahaya radikal bebas yang dinetralkan. Namun begitu radikal bebas yang terbentuk dari antioksidan harus diregenerasikan agar tetap efektif dan tidak merusak. Sistem Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com antioksidan natural dalam tubuh yaitu glutathione dan thioredoxin berfungsi untuk meregenerasi antioksidan saat mereka menetralkan radikal bebas. Glutathione peroxidase dan thioredoxin reductase merupakan enzim antioksidan yang mengandung selenium dan kerja enzim ini tergantung dari aktifitas selenium. Suplementasi selenium terbukti dapat mengurangi kerusakan DNA akibat proses oksidatif Hansen et al. 2004. Sedangkan vitamin C dan E mempunyai aktifitas antioksidan yang sama dengan selenium Johnson et al. 2003.

2.3. Kanker