ditransplan dengan sel CT26 sehingga semakin memperkuat potensinya sebagai antimetastasis.
2.1.2.2.4. Modulasi Respon Imun
Seperti dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, respon imun yang berguna untuk melawan kanker adalah sistem imun seluler yaitu sel makrofag, sel T
sitotoksik sel T CD8+, dan sel NK. Dalam maturasi dan diferensiasi sel T sitotoksik, sel ini membutuhkan sitokin IL-2 yang dikeluarkan oleh sel T CD4+
subset T helper 1Th1 Sedangkan sitokin yang dikeluarkan oleh subset Th2 akan menghambat sel T CD8+ Abbas 2000; Baratawidjaja Rengganis 2009b;
Male et al. 1996.
Aktivasi Makrofag
Pada model imunosupresi, menurut Dimov et al. 1991 pemberian propolis water soluble derivative WSD pada mencit 50 mgkg dapat
mencegah efek buruk siklofosfamid dan meningkatkan laju ketahanan hidup. Peneliti juga melaporkan bahwa propolis memodulasi imunitas nonspesifik
melalui aktivasi makrofag. Propolis 0.2-1.0 mgml dapat menstimulasi produksi sitokin seperti IL-1β dan TNF-α pada makrofag di peritoneal mencit
Moriyasu et al. 1994.
Tatefuji et al. 1996 menemukan bahwa 6 komponen propolis yang diidentifikasi sebagai turunan caffeoylquinic acid dapat meningkatkan motilitas
dan penyebaran makrofag. Paparan makrofag terhadap beberapa stimulus seperti interaksi dengan mikroorganisme dan produknya, antibodi atau antigen
opsonisasi dengan komponen komplek, phorbol miristate acetate PMA, Con A, komplek imun, leukotrien, chemiotatic peptide fMLP, sitokin dan lainnya
dapat mengakibatkan perubahan metabolisme lebih lanjut yaitu dengan memproduksi oksigen intermediet. Produksi zat inilah yang membuat makrofag
bersifat mikrobisidal dan tumorisidal.
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
Makrofag juga mempunyai peranan penting dalan respon antitumor melalui antibody-dependent cellular cytotoxicity ADCC, sekresi sitokin yang
menghambat pertumbuhan tumor, dan memproduksi oksigen reaktif dan nitrogen intermediet. Terapi pada mencit dengan ekstrak propolis 50 mgkg dapat
memodifikasi aktifitas tumorisidal makrofag dengan memproduksi faktor pengaktivasi limfosit lebih tinggi, sehingga menghambat HeLa cell line. Mencit
yang diberi propolis juga menunjukkan elevasi respon splenosit terhadap mitogen poliklonal Orsolic Basic 2003.
Aktivasi sel makrofag yang kemudian mengeluarkan mediator seperti TNF-α, H
2
O
2
dan NO dapat menghasilkan inhibisi sintesis DNA dan dekstruksi sel tumor. Mencit yang diterapi dengan CAPE menunjukkan peningkatan
produksi NO yang berhubungan dengan penurunan sintesis DNA Orsolic et al. 2005.
Aktivasi sel T limfosit
Kimoto et al. 1998 menemukan bahwa Artepillin C yang diekstraksi dari Propolis Brasil selain dapat mengahambat pertumbuhan tumor terbukti juga
dapat meningkatkan rasio sel T CD4CD8 dan jumlah sel T helper secara keseluruhan.
Penelitian Missima et al. 2010 pada mencit dengan melanoma dan stress diberikan propolis, ditemukan bahwa propolis menstimulasi IFN-γ dan IL-
2 yang dikeluarkan oleh sel T CD4 yang berguna untuk mengaktifkan respon imun seluler. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa propolis dapat mengaktivasi
antitumour cell-mediated immunity.
Park et al. 2004 menemukan bahwa pemberian CAPE 5, 10, 20 mgkg yang diekstraksi dari propolis mempunyai efek imunomodulator pada mencit
BALBc. Pemberian CAPE 20 mgkg dapat meningkatkan secara bermakna subpopulasi sel T CD4, namun tidak meningkatkan sel B. Selain itu produksi IL-
2, IL-4 dan IFN-γ juga meningkat secara bermakna pada kelompok CAPE 20
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
mgkg. Hasil tersebut menunjukkan bahwa CAPE mempunyai efek imunomodulator secara in vivo.
Aktivasi Sel NK
Berbeda dengan sel limfosit T dan B yang membutuhkan fase pematangan dan diferensiasi sebelum aktif, sel NK akan langsung aktif begitu
bertemu dengan antigen target. Selain itu sel NK juga tidak membutuhkan MHC- I dan MHC-II untuk mengenali antigen. Sel NK berkerjasama dengan imunitas
adaptif dengan mensekresi sitokin yang akan meregulasi sel T Baratawidjaja Rengganis 2009b; Abbas 2000; Male et al. 1996.
Terapi propolis 10 selama 3 hari dapat meningkatkan aktifitas sitotoksik sel NK dalam melawan murine lymphoma Sforcin et al. 2002.
Penemuan ini serupa dengan penelitian sebelumnya bahwa pemberian propolis dalam waktu singkat bermanfaat pada sistem imun yaitu meningkatkan respon
imun.
2.1.2.2.5. Protektif terhadap Efek Samping Terapi Kanker