waktu yang terbaik untuk pemanenan enzim. Dari isolat-isolat yang diamati maka didapatkan aktivitas enzim tertinggi yang dicapai oleh isolat Bacillus
sp. PT2-3.
D. PRODUKSI ENZIM
Produksi enzim dari mikroba menunjukkan berbagai keuntungan dibandingkan dengan produksi dari sumber non-mikroba. Produksi enzim
mikroba dapat ditingkatkan pada skala besar dalam ruang yang relatif terbatas. Dengan sendirinya proses ini memerlukan pengetahuan teknik
fermentasi dan parameter yang mempengaruhinya. Teknik budidaya mikroba memang lebih canggih dibandingkan dengan produksi enzim dari hewan atau
tanaman Suhartono, 1989. Produksi enzim dari mikroba menunjukkan sifat dan ciri lain. Mikroba
dalam hal ini sengaja diternakkan untuk menghasilkan produk enzim. Teknologi pertumbuhan dan faktor lingkungan yang mempengaruhi enzim
akan memberikan produk paling baik. Pengetahuan akan kebutuhan nutrien tertentu, formulasi media, pH, suhu, kemungkinan adanya penghambatan,
penambahan senyawa pemacu dan faktor-faktor lain bagi mikroba spesifik, besar artinya dalam meningkatkan mutu produk maupun kuantitasnya
Suhartono, 1988. Isolasi kultur adalah suatu kegiatan pemisahan suatu kultur mikroorganisme khas dari campuran biakan beberapa jenis
mikroorganisme yang terdapat di alam, sedangkan kultivasi merupakan pertumbuhan populasi mikrobial pada lingkungan buatan, yakni suatu
medium kultur dalam kondisi tertentu. Said, 1989 Enzim dengan aktivitas kitinolitik yang diekstrak dari bakteri pada
umumnya merupakan enzim termostabil. Menurut Suhartono 1994, enzim termostabil dapat dihasilkan oleh mikroba mesofilik dan termofilik,
sedangkan enzim yang dihasilkan oleh mikroba termofilik lebih tahan terhadap berbagai senyawa dan keadaan penyebab denaturasi dibandingkan
dengan enzim yang berasal dari mikroba mesofilik. Proses fermentasi dibedakan menjadi fermentasi padat dan fermentasi
cair. Fermentasi cair adalah proses fermentasi yang substratnya larut dalam
air, sedangkan fermentasi padat substratnya tidak larut dan tidak mengandung air bebas, tapi masih mengandung air yang cukup untuk keperluan
pertumbuhan mikroba. Fermentasi menggunakan media cair banyak dipilih untuk memproduksi enzim, karena mudah dikontrol, biaya relatif lebih
ekonomis dan tidak memerlukan tempat yang luas Whitaker, 1994. Keasaman pH medium juga amatlah penting bagi pertumbuhan
organisme; terutama bagi enzim yang aktivitasnya sangat dipengaruhi oleh keasaman pH Hadiotemo, 1993. Whitaker 1994 menambahkan bahwa
kondisi yang sangat mempengaruhi produksi enzim antara lain mikroba yang digunakan, komposisi media fermentasi serta faktor lingkungan seperti pH,
suhu, kecepatan agitasi atau laju aerasi. Untuk mendapatkan produk enzim yang baik dan terpisah dari partikel-
partikel pengotor lainnya yang akan mempengaruhi aktivitas enzim yang bersangkutan, maka metoda pemisahan dilakukan pada produk sehingga akan
didapatkan enzim yang memiliki tingkat kemurnian tinggi. Metoda pemisahan produk-produk biologis yang ideal meliputi empat
tahap utama yaitu : 1 pemisahan bahan-bahan yang tidak dapat larut, dilakukan dengan cara filtrasi atau sentrifugasi; 2 isolasi produk, dilakukan
dengan cara ekstraksi pelarut dan adsorpsi; 3 purifikasi, dilakukan dengan cara presipitasi, kromatografi, elektroforesis, maupun ultrafiltrasi; 4
polishing tahap pembentukkan produk, dilakukan dengan cara kristalisasi,
pengeringan ataupun liofilisasi. Proses sentrifugasi digunakan untuk memisahkan campuran padat cair
atau cair-cair. Bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam alat diputar dengan kecepatan tinggi sehingga terkena pengaruh gaya sentrifugal, akibatnya
butiran-butiran padat tertinggal pada dinding sekitar alat. Vollrath, 1984. Ultrafiltrasi merupakan suatu proses pemisahan air dan suatu padatan
dalam campuran secara selektif melewati suatu membran semi permeabel dengan tekanan tertentu. Membran pada ultrafiltrasi memiliki daya serap
yang tinggi dan yang tertinggaltertahan hanya molekul yang memiliki protein atau koloid tekanan osmotik rendah. Pada umumnya secara
komersial penerapan teknik ultrafiltrasi dilakukan pada industri susu yang
secara selektif memisahkan laktosa dan garam-garaman. Beberapa penerapan teknik ultrafiltrasi lainnya adalah pemisahan dan pemekatan enzim, protein
atau pektin; pemekatan sukrosa dan pasta tomat; pada industri keju; penanganan pada pengolahan air untuk memisahkan bakteri dan kontaminan
lain. Fellows, 1990.
E. APLIKASI KITIN DAN KITOSAN