2. Suhu Optimum
Kitin Deasetilase PT2-3, aktivitasnya
naik dan optimal pada suhu 60
C, hal ini terbukti dengan ditandainya konsentrasi glukosamin yang meningkat sebagai hasil dari hidrolisis glikol kitin yang merupakan
substrat bagi enzim tersebut. Pada suhu 60 C, Kitin deasetilase mampu
menghidrolisis substrat dengan aktivitas spesifik tertinggi sebesar 0.26 unit aktivitas permiligram protein.
Pengaruh suhu pada reaksi-reaksi enzimatis merupakan suatu fenomena yang kompleks, ditambah lagi dengan kenyataan bahwa reaksi
enzim umumnya terdiri dari beberapa tahapan reaksi, dan respon terhadap suhu dari tiap-tiap tahap ini berbeda pula. Suhartono, 1989. Kecepatan
reaksi akan meningkat setara dengan meningkatnya suhu karena akan mempercepat gerak termal molekul. Pada suhu yang lebih tinggi dari suhu
optimumnya, protein enzim akan mengalami perubahan konformasi yang bersifat detrimental. Pada suhu yang melebihi suhu optimal enzim,
substrat juga dapat mengalami perubahan konformasi sehingga sisi reaktifnya tidak dapat lagi, atau mengalami hambatan dalam memasuki
lokasi pada tapak aktifnya. Terlihat dalam grafik Gambar 8, enzim memiliki aktivitas
optimum pada suhu tertentu, dan semakin meningkat dengan bertambahnya suhu. Hasil penelitian menyebutkan bahwa kitin deasetilase
PT2-3, memiliki tingkat suhu optimum yang setara dengan suhu optimum yang dicapai oleh kitin deasetilase pada Colletotricum lindemutianum
ATCC 56676 oleh Tokuyasu 1996; kitin deasetilase ck-d dan L-17 yang diisolasi oleh Subianto 2001 dan kitin desetilase 13.26 yang
diisolasi oleh Jayanti 2002. Aktivitas kitin deasetilase PT2-3, meningkat seiring dengan
naiknya suhu, akan tetapi jika telah melampaui suhu optimumnya maka aktivitasnyapun terlihat menurun.
0.03 0.06
0.09 0.12
0.15 0.18
0.21 0.24
0.27 0.3
40 50
60 70
Suhu C
A k
ti vi
ta s s
p e
s if
ik e
n zi
m
U m
g p rot
ei n
Pada suhu 40 C kitin deasetilase PT2-3, tercatat memiliki aktivitas
spesifiknya sebesar 0.16 Umg protein Gambar 8, hal ini dapat dijelaskan bahwa pada suhu tersebut enzim belum dapat menghidrolisis substrat
secara optimal disebabkan suhu optimumnya belum tercapai, sama halnya pada suhu 50
C.
Gambar 8. Aktivitas spesifik Kitin deasetilase PT2-3
,
pH optimal pH 8 pada berbagai tingkat suhu
Pada suhu 70 C, yang merupakan selang suhu diatas suhu optimum
enzim, aktivitas spesifiknya menurun. Hal ini disebabkan karena terjadinya kerusakan struktur enzim karena panas. Karena, enzim juga
merupakan suatu protein, maka kenaikan suhu akan menyebabkan protein akan terdenaturasi yang ditandai kinerja enzim yang menurun dalam
menghidrolisis substrat. Pada suhu tersebut, aktivitas spesifik enzim tercatat sebesar 0.20 Umg protein sebagai fungsi dari aktivitas enzim
yang terhitung dengan laju protein yang terbentuk. Menurut Pelczar dan Reid 1972, beberapa variasi dari pH ekstrim akan dapat merusak enzim,
sama halnya dengan temperatur yang ekstrim bagi enzim. Dimulai dengan temperatur yang rendah, akan terjadi peningkatan aktivitas seiring dengan
meningkatnya suhu hingga kondisi optimum dicapai. Jika suhu terus ditingkatkan, menyebabkan aktivitas enzim akan menurun karena
terjadinya kerusakan pada struktur enzim. Sebagai ilustrasi, enzim yang
dididihkan selama beberapa menit menyebabkan rusaknya struktur enzim pada umumnya.
3. Stabilitas Enzim Terhadap Panas