19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KONTROL FUZZY
Kontrol dapat didefinisikan sebagai sebuah mekanisme yang digunakan untuk mengendalikan atau mengatur sebuah peralatan atau mesin dalam sebuah proses. Ada
beberapa jenis kontol dan salah satunya adalah kontrol fuzzy. Error E merupakan selisih antara set point dengan kadar air aktual.
Sedangkan beda error adalah selisih antara error dengan error sebelumnya. Kedua besaran inilah yang mempengaruhi sistem kontrol fuzzy. Dengan menggunakan
sistem fuzzy diharapkan output yang ada tidak memiliki lewatan overshot dan waktu yang seminimal mungkin untuk mencapai set point.
Pada sistem
kontrol fuzzy
ini menggunakan selang error antara -3 sampai 3 dan beda error antara -2 sampai 2.
Contoh: Bila
diketahui set point
dari kadar air sebesar 68, kadar air terukur saat itu 67.57, dan kadar air terukur sebelumnya 68.73, maka diperoleh:
- error : 68.73 – 68
= -0.43 - beda error
: 67.57-68 – 68.73-68 = -1.16
Untuk mengetahui besar derajat keanggotaan error, masukkan nilai error pada persamaan berikut:
y y
x x
y y
x x
− −
= −
−
2 2
1 1
1
............................................. 2
Keanggotaan error =
18 .
3 1
3
2
− −
− −
= −
− −
y =
1 8567
. −
= x
= x = 0.86
μZe = 0.86
μNe = 1-0.86 = 0.14
20
0.86
0.14
2
0.58 0.42
-1.16
x
2
-0.43 x
2
y
y y
2
Apabila ditunjukan dengan gambar adalah sebagai berikut: y
1
1 y
2
Gambar 6. Derajat keanggotaan error Sedangkan nilai beda error yang dihitung dengan persamaan 1 akan menghasilkan
derajat keanggotaan beda error. Keanggotaan beda error
= 16
. 1
2 1
2
2
− −
− −
= −
− −
y =
1 42
. −
= x
= x = 0.42
μZde = 0.42
μNde = 0.58 Apabila ditunjukan dengan gambar adalah sebagai berikut:
y
1
1
Gambar 7. Derajat keanggotaan beda error -3
x
1
x 3
error μx
-2 x
1
x beda error
μx
kering lembab
sangat lembab
kering lembab
sangat lembab
21 Langkah selanjutnya setelah diketahui derajat keanggotaan error dan beda
error adalah penentuan matriks keputusan. Matriks dapat ditentukan sendiri dengan memperhitungkan situasi dan aksi seperti pada tabel 4.
Tabel 4. Matriks keputusan ordo 3 x 3
beda error N Z P
error N 100 100 100
Z 100 0
P 0 0 0
Defuzzifikasi dilakukan dengan menggunakan pembobotan terhadap derajat keanggotaan absolut dari setiap label dengan derajat keanggotaan yang diperoleh.
Hal ini disebut dengan metode centroid composite moment, yang memiliki keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
a. nilai defuzzy akan bergerak secara halus sehingga perubahan dari suatu topologi himpunan fuzzy ke topologi berikutnya juga akan berjalan dengan halus.
b. mudah dihitung Berdasarkan pada matriks keputusan diatas, maka dapat dilakukan perhitungan
defuzzifikasi sebagai berikut: – μNe, Nde
= 0.14 x 0.58 = 0.0812
– μNe, Zde = 0.14 x 0.42
= 0.0588 – μZe, Nde
= 0.86 x 0.58 = 0.4988
– μZe, Zde = 0.86 x 0.42
= 0.3612 Dimana matriks untuk masing-masing aturan adalah:
– μNe, Nde = 100
– μNe, Zde = 100
– μZe, Nde = 100
– μZe, Zde = 0
22 Kemudian hasil perhitungan defuzzifikasi dikalikan dengan matriks keputusan yang
sesuai: – μNe, Nde
= 0.0812 pada matriks Ne, Nde
= 100 – μNe, Zde
= 0.0588 pada matriks Ne, Zde
= 100 – μZe, Nde
= 0.4988 pada matriks Ze, Nde
= 100 – μZe, Zde
= 0.3612 pada matriks Ze, Zde
= 0 Akhirnya nilai aksi kontrol R dengan metode centroid dapat dicari dengan rumus:
, ,
, ,
, ,
, ,
, ,
, ,
Zde Ze
Nde Ze
Zde Ne
Nde Ne
Zde Ze
matriks Zde
Ze Nde
Ze matriks
Nde Ze
Zde Ne
matriks Zde
Ne Nde
Ne matriks
Nde Ne
R μ
μ μ
μ μ
μ μ
μ μ
μ μ
μ +
+ +
× +
× +
× +
× =
.......... 3
3612 .
4988 .
0588 .
0812 .
3612 .
100 4988
. 100
0588 .
100 0812
. +
+ +
× +
× +
× +
× =
R
= 63.88 Nilai aksi kontrol R tersebut kemudian dirubah dalam bentuk on-off, yang memiliki
syarat, yaitu: – IF “R = 0” THEN “Animation1.Stop” AND “Animation2.Play”
– IF “R 0” THEN “Animation1.Play” AND “Animation2.Stop”
Sehingga saat kondisi kadar air aktual sebesar 64.57 dan kadar air terukur sebelunya sebesar 65.73 yang terjadi adalah animation1 berupa pompa
pengeluaran air akan menyala dan mengisi wadah baglog, sedangkan animation2 yang berupa pompa penghisap dari bak penampungan air akan mati.
Hasil pengujian membuktikan bahwa kontrol fuzzy mempunyai selang error yang lebih kecil yaitu 3.47 dengan nilai maksimum setelah mencapai set point
sebesar 68.68 dan nilai minimum yaitu 65.21. Sedangkan untuk kontrol on-off dari pengujian didapatkan mempunyai selang error sebesar 4.57, dengan nilai
maksimum setelah mencapai set point sebesar 68.31 dan nilai minimum sebesar 63.74.Dari data pada lampiran 5 dapat dibandingan hasil kadar air yang diperoleh
dari pengendalian menggunakan fuzzy dan on-off. Bila menggunakan kontrol fuzzy lebih baik karena pada set point 65 kondisi setelah set point tidak pernah kurang
dari 65 yang merupakan kadar air minimum agar pertumbuhan jamur optimal.
23
Grafik Perbandingan Kadar Air Menggunakan Fuzzy dan On-Off
45 50
55 60
65 70
1 3
5 7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43
Waktu jam K
a d
a r a
ir
Fuzzy On OFf
Gambar 8. Grafik Perbandingan Kadar Air Menggunakan Fuzzy dan On-Off
B. PEMBUATAN GAMBAR DENGAN ADOBE PHOTOSHOP