6
C. RUANG TUMBUH JAMUR
1. Syarat Tumbuh jamur
Petani pada umumnya membudidayakan jamur didalam rumah tanaman dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhan. Lokasi lahan sebaiknya memiliki ketinggian 700 m dpl, seperti Lembang, Cisarua, Cipanas, Cugenang, serta tempat–tempat lain yang sesuai
Suriawiria, 1999.
2. Budidaya Jamur
Proses budidaya jamur dipengaruhi oleh media tanaman dan lingkungan yang dapat dikontrol selama proses budidaya terutama saat pertumbuhan buah
dan perioda penanaman. Di alam, Jamur Tiram ditemukan pada kayu-kayu yang sudah lapuk.
Berdasarkan sifat tumbuhnya, budidaya Jamur Tiram dilakukan pada media buatan dengan kandungan unsur hara menyerupai kayu yang sudah lapuk.
Budidaya jamur dapat menggunakan kayu gelondongan, atau serbuk gergaji. Kelebihan penggunaan sebuk gergaji sebagai media antara lain mudah
diperoleh dalam bentuk limbah dan harganya lebih murah. Kayu atau serbuk gergaji yang digunakan sebaiknya berasal dari jenis kayu yang tidak banyak
mengandung pengawet alami. Beberapa contoh kayu antara lain albasia, randu dan meranti Yuniasmara, 1997. Untuk menghasilkan jamur dengan kualitas
yang baik, maka kadar air dan pH media tumbuh jamur harus diatur. Menurut Vilela dan Silverio 1982, dalam Daryani, 1999 kadar air pada substrat serbuk
gergaji untuk pertumbuhan jamur adalah 65-70. Tingkat kemasaman media tumbuh berpengaruh terhadap pertumbuhan Jamur Tiram. pH media perlu
diatur antara pH 6-7 dengan menggunakan kapur. Pertumbuhan jamur akan terhambat apabila pH media terlalu tinggi atau terlalu rendah, bahkan akan
7 memungkinkan pertumbuhan jamur lainnya yang akan mengganggu
pertumbuhan Jamur Tiram yang ada.
3. Lingkungan
a. Suhu
Suhu mempengaruhi kerja enzim yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan jamur. Enzim tersebut tidak dapat mensintesis vitamin yang
dibutuhkan apabila suhu lingkungan tinggi Miles, 1993, dalam Arto, 2006. Berdasarkan penelitian Daryani 1999, berat rata-rata penen tertinggi
tercapai pada suhu 17 C yaitu 106 gram per baglog untuk jamur kuping dan
96.76 gram per baglog untuk jamur tiram. Menurut Gunawan 1999, kisaran suhu untuk pertumbuhan miselium
jamur tiram 7-37 C dengan suhu optimum 26-28
C. sedangkan pertumbuhan tubuh buah memiliki kisaran suhu 25-30
C untuk galur suhu tinggi, 16-22 C
untuk galur suhu menengah dan 12-15 C untuk galur suhu rendah.
b. Cahaya
Pengaruh cahaya mempunyai daya perusak pada sel–sel jamur, terutama cahaya yang bergelombang pendek ultra violet, infra merah, sinar gamma,
dll. Tetapi sinar cahaya yang bergelombang panjang seperti sinar matahari dapat mempunyai daya fotodinamik dan daya biofisik terhadap sel–sel jamur.
Cahaya dapat berpengaruh terhadap reproduksi dalam bentuk perangsangan, penghambatan atau arah pembentukan struktur reproduksi Pasaribu, 2001
Pencahayaan yang terlalu kuat dapat mengakibatkan perubahan tubuh Jamur Tiram, tinggi stipa jamur menjadi pendek dan tudung jamur menjadi
terbuka lebih awal dan mengakibatkan pertumbuhan stipa berhenti.
8 c. Kelembapan
Secara umum jamur memerlukan kelembaban relatif yang cukup tinggi. Kelembapan relatif sebesar 95-100 menunjang pertumbuhan yang
maksimum pada kebanyakan jamur Gunawan, 1999
d. Oksigen O
2
dan Karbondioksida CO
2
Umumnya jamur bersifat aerobik artinya membutuhkan oksigen walaupun dalam jumlah yang sedikit.
D. LOGIKA DAN KONTROL FUZZY