3.5. Pihak-pihak yang Berkepentingan Stakeholders
Berbagai pihak-pihak yang berkepentingan telah memberikan masukanketerlibatan terhadap UPKD. Masukan yang pernah umumnya berasal
dari manajemen proyek, aparat dan badan perwakilan desa, tokoh-tokoh informal di tingkat desa, fasilitator, PPL dan aparat kecamatan, serta beberapa dinas teknis
seperti Dinas Kimpraswil dan Dinas Pertanian Kabupaten. Masukan-masukan tersebut berkaitan dengan hal manajemen dan administrasi UPKD, penyelesaian
tunggakan kredit anggota, penerapan hukum adat, dan doronganmotivasi. Pengurus UPKD mengharapkan pula masukanketerlibatan pihak yang
selama ini belum memberikan perhatian penuh terhadap UPKD maupun belum pernah terlibat tetapi seharusnya terlibat, antara lain DPRD. Diharapkan mereka
dapat merancang perda atau pengawasan terutama untuk pasca proyek. Selanjutnya, pengurus UPKD kepada manajemen proyek dapat
mempertimbangkan pemberian insentif berupa honor tetap bulanan kepada pengurus UPKD. Hal ini mengingat pekerjaan pengurus cukup menyita waktu
dan mereka berhadapan dengan masyarakat banyak yang tidak semuanya memahami keberadaan UPKD itu sendiri.
KARAKTERISTIK ANGGOTA UPKD DAN KERAGAAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN BRDP
Karakteristik anggota UPKD yang diamati meliputi: umur, pendidikan, pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, jumlah anak tanggungan, penghasilan per
bulan, dan frekuensi peminjaman dana bergulir. Keragaan individu merupakan potensi diri yang dimiliki oleh anggota UPKD untuk dapat terlibat dalam kegiatan
BRDP. Keragaan individu dari anggota UPKD dilihat dari kesempatan, kemauan dan kemampuan.,, Selanjutnya karakteristik individu dikorelasikan dengan
keragaan individu, sehingga dapat dilihat karakteristik individu yang mendorong anggota UPKD untuk dapat terlibat aktif dalam kegiatan BRDP.
Tabel 3. Jumlah anggota UPKD menurut kategori karakteristik Jumlah
No. Karakteristik Responden
Kategori N
1. Umur Muda 24-35 tahun
Dewasa 36-55 tahun Tua 56-70 tahun
5 20
- 20
80 -
2. Pendidikan
Tidak sekolah
tamat SD
Tidak tamat SMP Tidak tamat SMA Tamat SMA ke atas
13 9
3 52
36 12
3. Pekerjaan Pokok
Petani Pedagang
Pegawai Negeri Sipil 20
4 1
80 16
4 4. Pekerjaan
Sampingan Tidak ada
Buruh harian Wiraswasta
15 9
1 60
36 4
5. Jumlah anak tanggungan
1 2
3 4
3 9
10 3
12 36
40 12
6. Penghasilan per
bulan Rp. 400.000 Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000 Rp.2.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000
Rp. 3.000.000 10
13 1
1 40
52 4
4 7. Frekuensi
peminjaman kali
1 2
3 4
5 4
5 7
7 2
16 20
28 28
8 Jumlah
25 100
Pada Tabel 3 terlihat bahwa anggota UPKD di Desa Pondok Kubang Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah tergolong dalam
kategori Dewasa, dengan kisaran umur 36-55 tahun. Tingkat pendidikan formal anggota UPKD umumnya tergolong rendah 52 persen, dengan kategori tidak
bersekolah sampai dengan tamat SD sebanyak 13 orang. Latar belakang rendahnya pendidikan anggota berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap
mental anggota dalam program BRDP. Anggota yang berpendidikan rendah cenderung bersikap pasif, sedangkan anggota yang berpendidikan tinggi memiliki
keberanian dan cenderung aktif terlibat dalam program BRDP. Anggota UPKD sebanyak sembilan orang dengan kategori tidak tamat SMP dan tidak tamat SMA,
serta hanya tiga orang yang memiliki pendidikan dengan kategori tamat SMA ke atas.
Anggota UPKD yang bekerja sebagai pedagang lebih diprioritaskan untuk memperoleh bantuan ekonomi modal bergulir, karena jenis pekerjaan ini lebih
cepat menghasilkan, sehingga dana dapat digulirkan ke anggota yang lain. Tetapi pada kenyataannya hanya empat orang dari jumlah responden yang memiliki
pekerjaan sebagai pedagang. Sebagian besar yang memperoleh modal bergulir memiliki pekerjaan sebagai petani, sebanyak 20 orang 80 persen. Dimana
modal bergulir yang mereka peroleh digunakan untuk keperluan biaya usaha pertanian. Selain itu pada awalnya mereka mengajukan permohonan bantuan
modal bergulir dengan alasan untuk membuka usaha baru tapi kenyataannya banyak digunakan untuk membiayai usaha pertanian dan kebutuhan keluarga,
seperti biaya pendidikan anak. Selain pekerjaan pokok, ada beberapa anggota UPKD yang memiliki
pekerjaan sampingan. Sebagian besar memiliki pekerjaan sampingan sebagai buruh harian, yaitu sebanyak sembilan orang 36 persen. Hal ini mereka lakukan
untuk menambah keuangan keluarga agar dapat membayar cicilan dan memenuhi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari. Sebagian besar anggota UPKD memiliki
banyak anak yang menjadi tanggungan dalam keluarga mereka. Banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi mendorong mereka untuk mengajukan
permohonan bantuan ekonomi modal bergulir. Dan nantinya tidak sedikit dari
anggota ini menggunakan bantuan modal tersebut untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka.
Tingkat pendapatan anggota sebagian besar berkisar antara Rp. 1.000.000 satu juta rupiah sampai dengan Rp.2.000.000 dua juta rupiah,
sebanyak 13 orang 52 persen. Dengan pendapatan yang mereka peroleh tersebut masih belum dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dan kebutuhan lainnya.
Rendahnya pendapatan masyarakat menyebabkan mereka menyalahgunakan bantuan ekonomi modal bergulir yang mereka peroleh, padahal bantuan tersebut
diberikan dengan tujuan pengembangan usaha dan peningkatan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat.
Masih adanya anggota UPKD yang baru sekali mendapatkan bantuan
ekonomi modal bergulir, padahal anggota yang lain ada yang sudah 4 sampai 5 kali mendapatkan bantuan modal bergulir. Hal ini disebabkan karena tidak
sampainya informasi tentang BRDP kepada masyarakat secara keseluruhan padahal BRDP di Desa Pondok Kubang telah berjalan sejak tahun 2003 dan juga
panjangnya daftar tunggu yang berhak mendapatkan bantuan ekonomi modal bergulir. Sebagian besar masyarakat menganggap pengurus UPKD tidak
transparasi dalam menentukan anggota yang berhak mendapatkan bantuan modal bergulir. Banyak anggota UPKD yng sudah mendaftar terlebih dahulu tetapi yang
permohonannya dikabulkan anggota UPKD yang daftar urutnya lebih lama dari mereka yang telah mendaftar duluan.
Keragaan individu adalah potensi yang dimiliki oleh Anggota UPKD untuk terlibat dalam kegiatan BRDP. Keragaan individu dilihat dari: kesempatan,
kemauan dan kemampuan. Untuk melihat karakteristik anggota UPKD yang memiliki kesempatan, kemauan dan kemampuan maka dianalisis hubungan antara
karakteristik anggota UPKD dengan keragaan individu. Analisis uji Tau-Kendall antara karakteristik anggota UPKD dengan
keragaan individu dalam kegiatan BRDP disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Koefisien korelasi Tau Kendall antara karakteristik anggota UPKD dengan peubah keragaan individu.
Keragaan Individu X2 No.
Karakteristik Anggota
UPKD Kesempatan Kemauan Kemampuan
1. Umur -
0,036 0,173
- 0,160
2. Pendidikan -
0,040 -
0,334 0,526
3. Tanggungan 0,051 0,155
- 0,009
4. Penghasilan -
0,004 -
0,179 0,186 5. Frekuensi
Peminjaman -
0,114 -
0,268 0,336
6. Besar Pinjaman
- 0,217 -
0,368 0,265
signifikan pada taraf 0,01 signifikan pada taraf 0,05
Anggota UPKD yang terpilih menjadi sampel adalah anggota UPKD yang masih aktif meminjam dana bergulir BRDP dan dapat mengembalikan pinjaman
tersebut tepat pada waktunya. Karakteristik anggota UPKD yang diamati hubungannya dengan keragaan individu adalah umur, pendidikan, tanggungan
keluarga, penghasilan, frekuensi peminjaman dan besar pinjaman yang mereka peroleh dari dana bergulir BRDP.
Pada Tabel 4 terlihat bahwa umur, pendidikan, tanggungan keluarga, penghasilan, frekuensi peminjaman dan besar pinjaman tidak memiliki hubungan
nyata dengan peubah kesempatan. Wahyuni 2006, menemukan bahwa rendahnya pendidikan, penghasilan, tanggungan keluarga dan besar pinjaman
menyebabkan anggota memiliki kesempatan, kemauan dan kemampuan yang rendah. Tetapi pada peubah kemauan, besarnya pinjaman yang diperoleh anggota
UPKD berhubungan nyata dengan kemauan anggota UPKD untuk berpartisipasi dalam kegiatan BRDP dengan korelasi negatif. Artinya, bahwa semakin kecil
pinjaman yang diperoleh anggota UPKD maka semakin tinggi kemauan mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan BRDP. Sebaliknya, jika semakin besar
pinjaman yang mereka peroleh maka semakin rendah kemauan mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan BRDP.
Pada Tabel 4 juga terlihat, bahwa pada peubah kemampuan memiliki hubungan yang nyata dengan pendidikan dan frekuensi peminjaman dengan
korelasi positif. Artinya, semakin tinggi pendidikan dan frekuensi peminjaman maka semakin besar kemampuan anggota UPKD untuk berpartisipasi dalam
kegiatan BRDP. Tetapi, jika pendidikan dan frekuensi peminjaman semakin rendah maka kesempatan mereka untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan BRDP
akan semakin rendah pula. Anggota UPKD yang memiliki kemampuan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan BRDP merupakan anggota UPKD yang memiliki tingkat pendidikan yang relatif baik sehingga komunikasi antara pengurus UPKD dengan anggota
UPKD dapat berjalan dengan baik pula. Tingkat pemahaman anggota UPKD yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan semakin baik pula,
sehingga mereka dapat mengerti maksud dan pembicaraan yang dilakukan oleh pengurus UPKD terkait dengan kegiatan BRDP yang dilaksanakan di Desa
Pondok Kubang. Frekuensi peminjaman mempunyai hubungan yang nyata dengan
kemampuan. Anggota UPKD yang sering mendapatkan pinjaman dana bergulir dan disetujui oleh pengurus UPKD, berarti memiliki kemampuan untuk dapat
membayar angsuran dari pinjaman tersebut dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan BRDP sehingga mendapatkan kepercayaan dari pengurus UPKD. Kemampuan
anggota UPKD membayar angsuran pinjaman dari modal bergulir yang mereka dapat, ini memberikan arti kalau mereka berpartisipasi aktif untuk meneruskan
kegiatan BRDP agar dapat terus bertahan dan berkelanjutan. Karakteristik usia Anggota UPKD menunjukkan hubungan negatif dengan
kesempatan dan kemauan. Hal ini dikarenakan faktor usia dan keterbatasan waktu anggota UPKD yang umumnya relatif dewasa untuk turut berdiskusi atau
membahas kegiatan BRDP. Karakteristik pendidikan Anggota UPKD memiliki hubungan negatif dengan kesempatan dan kemauan. Hal ini dikarenakan tingkat
pendidikan anggota UPKD yang masih tergolong rendah, sehingga mereka tidak percaya dirin untuk bmengikuti kegiatan BRDP di Desa Pondok Kubang.
KOMUNIKASI PARTISIPATIF WARGA DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Komunikasi partisipatif merupakan suatu bentuk komunikasi yang mengkondisikan warga bebas berpendapat, berekspresi dan mengungkapkan diri
secara terbuka satu sama lainnya. Komunikasi partisipatif warga dalam kegiatan BRDP dilihat dari ketelibatan mereka pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
dan tahap evaluasi.
1. Komunikasi Partisipatif dalam Tahap Perencanaan